Selasa, 14 Juli 2020

Ada Apa dengan Hari Pertama Masuk Sekolah?

Apakah Ibu Bapak guru merasakan kegugupan baru pada awal semester ini? Mungkin ada yang sama dengan yang saya rasakan kemarin pagi, Senin, 13 Juli 2020.

Hampir semua guru ingin menyapa semua muridnya di awal tahun pelajaran baru ini. Semua siswa pun sudah menahan rindu ingin bertemu dengan teman-temannya, guru-gurunya, apalagi bagi siswa baru. Rasa penasaran terhadap sekolah barunya tidak bisa dibayangkan lagi. Namun, berhubung masih berlaku pembelajaran jarak jauh (PJJ), kesibukan yang berbeda menjadi pemandangan awal semester tahun ini. Sambutan awal semester dilakukan dengan perkenalan pihak sekolah. Media zoom atau google meet pun diburu.

Oleh karena itu, kesibukan siswa untuk menyejajarkan dengan temannya membuat jantung berdebar kencang. Pasalnya, ada sebagian siswa di kelas saya (9E) yang kesulitan membuka akun baru dari sekolah agar bisa menyusul teman-temannya yang sudah bergabung di pertemuan google meet. Setelah itu bersambung ke classroom.  Masih mending siswa yang bingung, tetapi di sampingnya ada orang tua. Bagaimana dengan yang tidak?

Itulah  mengapa saya melihat pemandangan banyak anak kecil TK SD mengikuti ibunya yang berkantor di SMP, tempat saya bekerja. Ternyata supaya memudahkan mereka ber-PJJ di hari pertama yang rata-rata juga menggunakan google meet. Akhirnya, dengan terpaksa mereka dibawa keluar rumah karena keadaan. Semoga aman-aman saja. Ini lebih baik daripada ayah ibu bekerja di luar rumah, anak di rumah mengikuti PJJ mandiri dengan risiko membuka gadget sendiri harus berhadapan dengan kebingungan atau ancaman pornorafi. Bukan hanya bingung, bagi anak TK dan SD bawah jelas harus didampingi orang tua.

Di luar masa pandemi tanpa PJJ, para orang tua bisa nyaman bekerja dan meninggalkan anak di sekolah. Jadi ingat kata salah satu teman, bahwa sadar atau tidak sadar masyarakat mempercayakan sekolah sebagai tempat menuntut ilmu sekaligus tempat penitipan anak yang paling aman dan nyaman.*

Purwokerto, 14 Juli 2020
Sumintarsih (guru SMP Al Irsyad Purwokerto)

Selasa, 07 Juli 2020

Webinar Al Irsyad Se-Indonesia



Tidak pernah terbayang sebelumnya, mengadakan acara daring daring guru-guru Al Irsyad se-Indonesia. Al Irsyad dari cabang Purwokerto, Tegal, Solo, Banyuwangi, Jember, Surabaya, Pasuruan, Cirebon, Bogor, Makassar, dll.  Namun, karena pandemi covid-19, semua bs terjadi. Dengan gadget masing-masing, laptop, atau nobar di ruangan, peserta antusias menyambut acara bersama ini.

Demam webinar dengan zoom pun menjalar di kalangan para guru Al Irsyad se-Indonesia. Al Irsyad Purwokerto menjadi rujukan sekolah Al Irsyad se-Indonesia pada kurikulum PAI dan Alquran. Tidak ayal bila pengurus Al Irsyad pusat pun banyak diwarnai SDM dari Purwokerto. Dengan demikian, acara zoom pun dihiasai wajah-wajah yang tidak asing bagi guru-guru Al Irsyad Purwokerto. Ada Ust Sadikun, Ust Totok,dan Ust. Ibnu Rochi.
Webinar dengan aneka menu materi dan kelompok peserta disiapkan.  Harapan ada kesetaraan pelaksanaan kegiatan pendidikan dan pengajaran selama pandemi.

Materi webinar seputar pembelajaran di masa pandemi seperti penyusunan silabus, penilaian pembelajaran daring, creative teaching, dll.
Dalam salah satu webinar (Senin, 6 Juli 2020)  Wakil Ketua MPP Al Irsyad Al Islamiyyah, Prof. Dr. Ing. Misri A. Gozan memberikan dukungan dan menyambut baik acara seperti ini.

Beberapa peserta menceritakan keadaan, kendala, dan solusi pembelajaran jarak jauh (PJJ). Ada perasaan yang berbeda, seperti sedang mendengarkan cerita saudara sendiri atau membayangkan dan merasakan keadaan murid sendiri.

Bagaimanapun, pandemi semakin menyatukan kami.

Purwokerto, 7 Juli 2020

Sabtu, 04 Juli 2020

Antara Webinar dan Arisan PKK
(Ahadku yang Sibuk)

Pagi ini, 5 Juli 2020, Ahad kedua ibu-ibu di RT-ku membuka hari dengan gowes ceria. Meski hanya berlima, seru dan semangat untuk bergerak membakar lemak.

Melihat pengalaman Ahad lalu ada yang terjatuh, padahal sudah hampir sampai rumah, kali ini kami memilih rute yang tidak terlalu jauh dan tidak terlalu padat. Alhamdulillah yang kemarin itu hanya kecelakaan tunggal dan ringan. Gara-gara mau menyandarkan salah satu kaki di tembok pagar, tetapi terpeleset.

Belakangan ini memang animo masyarakat bergowes tidak bisa dimungkiri. Selain keinginan refreshing dari kepenatan di rumah selama WFH, juga ingin berolahraga.  Bagi ibu-ibu, jelas sekali kesempatan berolahraga sangat kecil bila tidak diniatkan dengan sungguh-sungguh.

Selesai bergowes, pikiranku sudah tertuju pada kegiatan Seminar Daring Pelajar Nasional #1 SMWK (Sekolah Menulis Wadas Kelir). Salah satu siswa sekolahku menjadi pematerinya. Satu-satunya anak putra di antara 5 anak putri lainnya. Keenam pemateri itu 3 dari Purwokerto (SMP) dan 3 yang lain dari Banjarnegara (SD), Semarang (SD), dan Jambi (MA).  Tidak sabar aku ingin melihat seperti apa aksi anak-anak hebat ini.

Dengan tema utama Proses Kreatif Menulis, mereka memaparkan materi seputar alasan suka menulis, orang-orang yang berpengaruh dalam akivitas menulis, buku-buku yang berpengaruh, cara mendapatkan ide menulis, kapan dan di mana menulis, serta karya-karya yang telah dihasilkan.
Melihat dan mendengarkan aksi mereka, sungguh luar biasa. Mereka presentasi online didukung dengan power point kekinian, video perkenalan, bahkan Azzam - SMP Al Irsyad Purwokerto, menggunakan pen electronic. Memang anak-anak lebih mudah menerima kecanggihan media elektronik.

Luar biasanya SMWK mempunyai ide membuka kelas menulis online untuk pelajar ini kemudian melempar tantangan  kepada para siswanya untuk mengikuti webinar dengan zoom. Pemateri dari mereka juga. Minimal dari, oleh, dan untuk mereka. Namun nyatanya, banyak peserta dari berbagai usia yang gabung dalam webinar perdana ini.  Aku yakin ini pengalaman hebat pertama bagi mereka yang bahkan sebagian besar orang dewasa belum mengalaminya. Menjadi pemateri webinar: presentasi dan menjawab pertanyaan, luar biasa.

Kegiatan ini pun merupakan ajang pemberian apresiasi bagi para pemateri yang ternyata sudah sedemikian berkarya dalam kepenulisan. Beberapa dari mereka sudah memiliki buku sendiri  bahkan sudah diterbitkan oleh penerbit mayor. Banyak pula yang sudah sering menjuarai aneka lomba menulis. Insyaallah kegiatan ini bakal menginspirasi remaja lainnya juga para guru dan orang tua. Khususnya menjadi penulis bermula dari hobi membaca. Menulis menjadi salah satu keterampilan yang layak diseriusi.

Oya, ketika webinar yang keren ini baru berjalan 60 menit dari 09.00, aku harus bersambung ke kegiatan lainnya, yaitu arisan PKK. Karena arisan PKK dimulai 10.00, aku lanjutkan menyimak webinar dengan bantuan bloetooth. Arisan dengan tetap memenuhi protokol kesehatan tentunya. Maafkan, kali ini aku mendua. Satu telinga untuk webinar, satu lagi untuk mendengarkan siapa yang mendapatkan kocokan arisan. Ternyata bukan aku. Tidak mengapa.*