Rabu, 30 Juni 2021
Tidak Sabar Sekolah Tatap Muka
Jumat, 18 Juni 2021
Anting Ajaib
Jumat, 11 Juni 2021
Duka Kamboja
Selasa, 08 Juni 2021
Dilema Makan Malam
Mengapa dikatakan makan malam? Tentu karena kegiatan makan tersebut dilakukan pada malam hari. Batasan malam itu jam berapa, biasanya selepas magrib, orang akan mengatakan bahwa waktu tersebut sudah masuk malam.
Bagi sebagian orang, makan malam sangat dihindari karena berbahaya. Salah satu bahaya nya adalah mudah meningkatkan berat badan. Nah, ini yang paling dihindari oleh kaum hawa. Adapun makan malam yang terlalu larut, lebih berbahaya lagi apalagi menjelang tidur. Berdasarkan sebuah sumber, di antara bahaya tersebut adalah mengganggu siklus tidur, memperburuk pencernaan, obesitas, meningkatkan tekanan darah, dan mengganggu kesehatan mental karena kualitas tidur terganggu.
Nah, dilema yang saya hadapi adalah, kebiasaan jam makan malam saya mengikuti kebiasaan keluarga suami. Awal dulu saya kaget sekali, terutama waktu Ramadan. Makan malam setelah pulang dari masjid salat tarawih. Lama-kelamaan menjadi terbiasa. Hari-hari biasa pun sering makan malam setelah salat isya.
Beberapa pertimbangan makan malam semalam itu adalah karena waktunya sudah santai. Kalau sebelum isya, waktu mepet setelah ibadah magrib belum tenang dengan kegiatan atau urusan lain. Kalau saya tidak ikut serta makan, kesempatan menemani suami makan hanya pada saat makan malam. Mengapa? Makan pagi selain suami tidak terbiasa, suasana pagi serbaingin cepat.
Apalagi, di tempat saya mengajar, kedatangan pukul 06.45 dihitung terlambat. Makan siang, karena fullday school, saya dan anak saya waktu sekolah dulu otomatis makan di sekolah. Jadi, alasan membersamai suami menurut saya bisa dimaklumi. Walaupun tidak sukses menjaga berat badan, sehari sekali makan bersama keluarga terlaksana.
Apalagi, informasi yang saya baca menyebutklan bahwa makan malam hendaknya dua atau tiga jam sebelum tidur. Jadi kalau saya tidur minimal jam sebelasan, masih aman dong, makan malam jam delapan. Anggap saja saya kurang peduli tidur larut juga berbahaya. Hehe….
Di daerah saya, Jawa, kadang orang mengucapkan “padune”. Seperti kalimat berikut, “Padune ora disiplin diet, kakehan alasan.” (Dasar tidak bisa disiplin diet, kebanyakan alasan). Hehe….
Purwokerto, 8 Juni 2021
Gambar: google
Air Hujan untuk Kesehatan
Kamis, 03 Juni 2021
Tilik Bayi Virtual
P
ercepatan di bidang IT semenjak pandemi covid 19 tidak bisa dimungkiri. Salah satunya fasilitas pertemuan virtual. Kini hampir setiap instansi mengadakan rapat, seminar, dan pertemuan lainnya secara daring.Banyak keuntungan dari pemanfaatan media daring ini. Selain praktis dan ekonomis, pertemuan pengganti tatap muka ini justru benar-benar tatap muka. Selama pertemuan virtual semua peserta bisa melepas masker, kecuali yang sedang berada di tempat umum. Justru kalau bertemu fisik, antarpeserta tidak bisa melihat wajah karena terhalang masker.
Kini, selain instansi pun, banyak kelompok atau perkumpulan yang memanfaatkan zoom untuk bersilaturahmi. Seperti yang pernah keluarga saya lakukan yaitu tahlilan dan kirim doa virtual. Belum lama ini, Astya, salah satu murid saya yang lulus tahun 2008 yang tinggal Solo, mengadakan tilik bayi virtual. Tilik bayi artinya menengok bayi. Hal ini dilakukan tentu karena kondisi yang tidak memungkinkan di samping domisili antarteman yang berjauhan.
Tampak dalam potingan di instagramnya, beberapa teman dengan anaknya masing-masing. Saling tilik bayi dan silaturahmi. Rupanya mereka teman seangkatan dan hampir berdekatan menikah serta melahirkan anaknya.
Purwokerto, 6 Juni 2021
_*Mengajar di SMP Al Irsyad Purwokerto_