Rabu, 29 Desember 2021

MGM (Mengajar Gaya Motivator) Menyelamatkan Kelas Daring

Profesi guru sudah menjadi pilihan hidup saya. Ternyata saya sudah mengajar 21 tahun di SMP Al Irsyad Purwokerto. Angka yang tidak sedikit. Namun, setelah saya pikir-pikir, rasanya bahasa Indonesia, mata pelajaran yang saya sampaikan, biasa-biasa saja di mata para siswa, apalagi menjadi pelajaran favorit. Saat masih ada ujian nasional di kelas akhir, pelajaran bahasa Indonesia terselamatkan lantaran masuk dalam mata pelajaran yang diujikan. 

Nah, bagaimana dengan pelajaran bahasa Indonesia di masa pandemi ini? Siswa mengikuti kelas dari GCR, google meet, GCR, google meet lagi, begitu seterusnya. Apakah hanya membaca dan menulis saja? 

Pelajaran bahasa Indonesia memang identik dengan kegiatan membaca dan menulis. Bagi sebagian besar siswa, ini kegiatan yang tidak menyenangkan bahkan membosankan. Saya yakin keengganan anak-anak dengan kegiatan baca tulis tidak hanya di Purwokerto. Buktinya, berdasarkan survei UNESCO, minat baca masyarakat Indonesia diketahui hanya 0,001 persen. Hal ini berarti dari 1000 orang hanya satu orang yang membaca (Chodijah Febriyani dalam industry co.id).

Adapun menurut survei yang dilakukan PISA (Program for Iternational Student Assesment) yang dirilis OECD (Organitation for Economic Co-operatioan and Development) pada 2019, Indonesia menempati peringkat 62 dari 70 negara berkaitan dengan tingkat literasi (Tribunnnews.com).

Menyedihkan sekaligus memprihatinkan. Saya yang guru bahasa Indonesia jelas malu dan merasa bersalah bila di kemudian hari tidak ada perubahan dengan nasib data tersebut.

Kurikulum 2013 mata pelajaran bahasa Indonesia berbasis teks. Hal ini memiliki tujuan yang bagus, yaitu agar kemampuan berpikir peserta didik dapat dikembanagkan. Adapun selama pandemi ini kurikulum bahasa Indonesia kelas 9 semester I disempitkan hanya menjadi 2 materi, yaitu Teks Pidato Persuasif dan Teks Cerita Pendek. Kompetensi dasar yang diharapkan pada akhir pembelajaran adalah kemampuan memahami dan menyajikan teks terutama dalam bentuk tulisan. Namun, tentunya dengan tetap melatih atau menyisipkan keterampilan membaca, mendengar, dan berbicara. Saya perlu menyampaikan dengan berbagai variasi agar kegiatan belajar menarik dan menyenangkan, terlebih selama pandemi. 

Sebagai keterampilan dan ranah terakhir dalam pelajaran bahasa, menulis menjadi momok tersendiri. Dari kegiatan mendengar, membaca, berbicara, dan menulis, kemampuan siswa dalam menulis bisa menjadi tolok ukur minat siswa terhadap pelajaran bahasa Indonesia. Bermula dari tidak minatnya siswa dengan kegiatan membaca maka lemahnya keterampilan menulis menjadi dampaknya.  Sebagai contoh adalah simpulan dari penelitian Anggi Purwa Nugraha, Zulela MS, Totok Bintoro (IJPE, Jurnal UPI): terdapat hubungan antara minat membaca dan kemampuan memahami wacana dengan keterampilan menulis narasi.

MGM (Mengajar Gaya Motivator) adalah seni mendidik yang menarik dan menyenangkan dari menit pertama sampai detik terakhir. Suasana belajar yang menyenangkan, jauh dari suasana membosankan, siswa turut aktif menikmati pembelajaran, dan guru mengajar dengan antusias, enegik, dan mengesankan. MGM mengajak para guru untuk menjadi guru seperti seorang motivator. Dengan demikian, siswa akan mendapatkan gairah belajar yang luar biasa karena pengaruh yang diberikan.

Kita sebagai guru harus memahami empat tugas utama guru yaitu mengajar, mendidik, menginspirasi, dan menggerakkan. Tugas mulia guru inilah yang melahirkan ramuan MGM yang dikenalkan oleh Bapak Aris Ahmad Jaya, Mr. Sugesti Indonesia sekaligus pendiri ABCo Motivatindo.

Agar kita layak digugu dan ditiru, kita perlu memahami konsep diri (Self Concept) yang baik dan benar tentang sosok  guru. Konsep tersebut meliputi: 1) self ideal, menerapkan sosok ideal guru pada diri sendiri, seperti cerdas, pintar, menarik, menyenangkan, antusias, perhatian, murah senyum, empati, disiplin, komunikatif, rendah hati, menghibur, dan lain-lain. 2) self image, bagaimana kita menilai diri sendiri sudah menjadi guru ideal atau belum, akan berimbas pada orang lain menilai kita. 3) self esteem, mencintai diri sendiri dan profesi kita sebagai guru akan menghadirkan guru yang energik, antusias, berdaya juang, rela berkorban, optimis, menyenangkan, dan selalu dirindukan. 

Hal itu tepat sekali karena pada dasarnya setiap siswa memiliki dua pintu rahasia terhadap para gurunya, yaitu pintu mengizinkan dan pintu tidak mengizinkan atau menolak. Agar pintu mengizinkan bisa terbuka bagi kita dan yang tertutup bisa terbuka juga, kita harus menjadi pribadi yang menyenangkan. Kita harus diterima terlebih dahulu sebelum mata ajar yang kita sampaikan diterima siswa sehingga wajib bagi kita menghadirkan suasana belajar yang menarik dan menyenangkan. Agar menyenangkan, kita harus memahami siswa. Sesuatu yang menarik akan mudah diterima daripada sesuatu yang penting, tetapi tidak menarik. Oleh karena itu, jadilah guru yang menarik dan menyenangkan. 

Lima langkah bagi guru agar pintu mengizinkan terbuka adalah 1) memberikan apresiasi, 2) memberikan label positif, 3) selalu cerah, ceria, bergairah, tanpa terlihat galau dan gundah, 4) memberikan salam dan sapa dengan cara yang berbeda, 5) menjadi guru yang bersejarah (mengesankan).
 
Saat yang saya tunggu-tunggu pun tiba, yaitu tahun ajaran baru 2021/2022. Masa awal perjumpaan dan masih dalam suasana PJJ (Pembelajaran Jarak Jauh).  Saya sangat bersyukur karena mendapatkan kesempatan mengajar lagi, bagaikan melampiaskan rindu dendam setelah libur.  Ilmu yang saya dapatkan dari pelatihan MGM akan saya praktikkan. 

Berikut gambaran kelas dengan menerapkan MGM, awal mengajarkan bahasa Indonesia.

Teori membuka kelas saya praktikkan dengan lengkap: senyum, salam, sapa, sanjung, dan simulasi. Satu persatu siswa masuk di google meet, saya sambut dengan senyum. Sambil menunggu penuh, saya sapa satu per satu. Apalagi, ada siswa yang baru saja menang lomba dan menerbitkan buku antologi. Langsung saya tangkap kesempatan ini, dia saya minta bercerita. Ini praktik menangkap momen untuk memberikan apresiasi.

“Yang menjawab salam saya, semoga semakin sehat dan hafalan Al Qur’annya meningkat. Semoga yang menjawab salam saya mukanya semakin bersih dan bercahaya.” Kalimat-kalimat pengantar sebelum salam mengalir dan mampu menggerakkan  siswa menjawab salam dengan serempak. Kamera siswa pun terbuka semua. Sanjungan saya berikan dalam banyak kesempatan ketika mereka menjawab lisan atau menuliskan jawaban di kolom chat.

Sebagai simulasi, saya bawakan dongeng tentang seekor gajah kesayangan raja yang terjebak dalam kubangan lumpur hidup. Untuk menambah efek suara, meja pun saya pukul-pukul menirukan genderang perang. Hikmah dan kalimat-kalimat pesan positif satu persatu disampaikan siswa menanggapi dongeng tersebut. Saya lanjutkan dengan penguatan hikmah dengan intonasi yang meyakinkan. Tidak lupa saya sertakan lagu tambahan untuk memotivasi siswa belajar bahasa Indonesia. Berikut lagu dengan nada “Tik-Tik Bunyi Hujan”.

Belajar bahasa Indonesia amatlah bangga
Mendengar membaca aku suka
Berbicara juga menulis
Untuk apa pun profesiku nanti.

Masuk ke materi kontrak belajar pelajaran bahasa Indonesia. Aturan main saya berikan dan salah satunya adalah perlunay siswa belajar mandiri dari banyak sumber terutama yang berbasis internet, seperti buku PUEBI (Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia), KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), youtube, google, dan lain-lain. Untuk pemanasan, saya memberikan tantangan agar siswa menulis di kolom chat menyingkat nama, menulis gelar, menentukan kata baku, dan lain-lain. Mereka antusias menuliskan jawaban seperti maju satu persatu ke papan tulis. Jawaban mereka kami ulas bersama. 

Tidak lupa saya meminta siswa praktik membuktikan kata baku di KBBI. Sebagian yang lain saya minta menemukan istilah khusus dari sebuah artikel daring. Siswa yang menemukan segera menyampaikan lisan atau menulis di kolom chat dan menyebutkan artinya di KBBI.

Siang itu kelas 9D (putri) aktif dan sibuk. Mereka menjawab berbagai tantangan yang saya berikan. Waktu berjalan terasa cepat sekali, dua jam pelajaran pun habis. Rasanya tidak sabar saya ingin segera masuk kelas dan mengajar lagi.

Demikian juga hari-hari berikutnya. Saya menggerakkan siswa untuk terlibat membuka kelas layaknya MC. Setiap pertemuan dengan google meet, petugas MC bergantian. Semua akan mendapatkan kesempatan berbicara di depan umum, tanpa menunggu waktu praktik penilaian berbicara. 

Materi pertama adalah teks pidato, saya siapkan berbagai tantangan untuk suksesnya materi Teks pidato dipahami siswa. Siswa menerima materi dan praktik menulis. Siswa juga saya berikan tips menghafal poin-poin pidato dengan cara mengingat kreatif (cantolan kreatif) supaya tidak grogi ketika berpidato tanpa membaca  teks. Bahkan, supaya maksimal penguasaan teks pidato persuasif, saya minta siswa membuat video dengan ketentuan video pidato harus tampak ada penontonnya. Mereka bisa meminta tolong orang tua atau kakak untuk menonton layaknya acara Indonesian Idol. Dengan demikian, meskipun PJJ, siswa tetap mendapatkan tantangan berbicara di depan orang lain.

Apakah contoh ini sudah bisa dikatakan berhasil dari penerapan MGM? Saya sebagai guru merasa puas dan bahagia. Beberapa siswa saya tanya dan mereka menjawab, “Saya tidak pernah ngantuk dan selalu tertarik dengan penjelasan Ustazah.” Siswa lain menjawab, “Seperti ada magnet.” Beberapa siswa lain mengatakan, “Kelebihan Ustazah mengajak siswa bisa disiplin dan termotivasi belajar.” Alhamdulillah.

MGM bisa diterapkan untuk pelajaran apa saja dari jenjang bawah sampai atas. Dalam PJJ saja bisa, dalam kondisi pembelajaran tatap muka tentu akan lebih menantang dan menggairahkan. MGM mampu mengajak para guru Indonesia untuk menjadi guru layaknya seorang motivator. Dengan menjadi guru gaya motivator, diharapkan siswa akan mendapatkan gairah belajar yang luar biasa. Semoga dengan MGM kita bisa menjadi konektor perubahan dalam dunia pendidikan Indonesia ke arah yang lebih baik.*
_____
Tema tantangan Kamis menulis: pengalaman paling berkesan di tahun 2021

Ini pengalaman yang paling berkesan sepanjang tahun 2021. Tulisan ini saya kirimkan dalam seleksi GML (Guru Motivator Literasi) dan sudah dibukukan (antologi artikel pendidikan bersama guru-guru lainnya). 
Setelah tulisan ini, saya berhasil menggerakkan 50 siswa, 11 guru, dan 1 KS menulis dalam antologi puisi siswa dan antologi artikel guru-KS. 

Senin, 27 Desember 2021

Edukasi dari Emak Kucing


Anda penggemar kucing? Penggemar kucing biasanya memelihara kucing di rumah. Kucing yang berada di rumah bisa dibedakan antara kucing yang boleh tinggal di rumah dan kucing yang memang harus tinggal di rumah.

 Apa bedanya? Jelas berbeda. Kucing yang boleh tinggal di rumah, bisa jadi hanya kucing bertandang. Tuan rumah yang baik hati, biasanya memberi makan kucing yang datang. Kucing tersebut akan senang dan lain waktu akan kembali lagi. Begitu seterusnya. Bila kucing itu tak bertuan, ia akan nyaman tinggal di rumah tersebut. Kucing seperti ini bebas datang dan pergi.

Adapun kucing yang harus tinggal di rumah adalah kucing piaraan yang biasanya karena bagus atau mahal. Bahkan kucing seperti ini mendapatkan kandang yang bagus dan terkunci rapat. Setidaknya mendapatkan pengawasan ketat sehingga tidak boleh meninggalkan rumah. Bisa juga kucing biasa, tetapi harus terjaga kebersihannya sehingga tidak diizinkan keluar rumah.

Beruntunglah kucing kategori pertama.  Secara pemenuhan makanan, ia sudah dijamin oleh tuan rumah yang baik hati. Secara naluri perkucingan, mereka tetap bisa menyalurkan. 

Begini maksud saya. Saya mengamati pemandangan di rumah. Anak saya merawat 1 ekor emak kucing dan 3 ekor anaknya. Macam-macam pakan kucing tersedia dari yang kering sampai yang basah. Namun, emak kucing yang bebas keluar masuk ini, setiap pagi membawa pulang tangkapan burung. Kadang-kadang tikus. Kalau tikus yang dibawa, kami melarangnya masuk. Pernah dulu tidak ketahuan, ternyata tinggal kepala tikus yang tersisa. 

Luar bisa. Ini bagian dari edukasi untuk anak-anaknya. Bahwa naluri mencari makan harus ditularkan kepada anak-anaknya. Emaknya sudah memberikan edukasi, mengenalkan secara alami makanan di luar yang bisa anak-anaknya makan. 
Bagaimana menurut Anda?

Purwokerto, 27 Desember 2021

Jumat, 24 Desember 2021

SATUGURU Mengingatkan Gerak Literasiku

Festival SATUGURU menulis
(Refleksi Guru 2021 menuju 2022) 

Guru berliterasi, sudah tidak asing lagi. Kini banyak guru yang sudah akrab dengan dunia literasi. Bahkan, memang gurulah yang harus menguasai dunia literasi agar mereka menggerakkan literasi untuk peserta didiknya. Hal ini tentu bukan hanya untuk guru Bahasa Indonesia. Semua guru bahu membahu berperan dalam menyukseskan Gerakan Literasi Nasional, tentunya literasi dalam arti yang lebih luas. Minimal literasi dalam membaca dan menulis. Adapun SATUGURU, aku belum lama mengenalnya. Namun, karena SATUGURU, aku menuliskan refleksi literasiku di sini.

Ayo berbagi kemendikbud. Ya, sebuah tulisanku dimuat di sini. Mengawali gerak literasiku di awal tahun 2021. Sebuah artikel yang mengulas pengalamanku sebagai wali kelas selama PJJ (Pembelajaran Jarak Jauh) lantaran pandemi covid 19. Aku memberdayakan pengurus kelas dan ketua kelompok belajar untuk menghidupkan kelas. (https://ayoguruberbagi.kemdikbud.go.id/artikel/memberdayakan-peserta-didik-selama-pjj/)

Karena aku guru Bahasa Indonesia, aku mempunyai kesempatan lebih banyak untuk mengajak siswa berliterasi, berkolaborasi dengan guru-guru lain. Setelah aku mengenal Mediaguru tahun 2017, tahun 2019 sekolah menerbitkan 41 buku untuk 41 tahun SMP Al Irsyad Purwokerto, buku karya siswa, guru, wakil  KS, alumni, orang tua siswa, bahkan petugas kebersihan. Tahun 2020 menerbitkan 4 buku antologi siswa. Tahun 2021 ini sekolah menerbitkan 7 buku antologi cerpen kelas 9.  Syukur yang tidak terhingga aku rasakan dalam pencapaian ini. 
Tepat pada tanggal 22 Februari 2021, sebanyak 344 eksemplar dari 4 judul buku siap menemui pembacanya. Bangga dan haru. Benar seperti yang sering diucapkan para penulis. Buku selesai dicetak ibarat melahirkan anak, lega sekali. Tinggal menunggu 3 judul lagi. Tepat 30 November 2021, meskipun lama tertunda, kami berhasil meluncurkan 7 buku tersebut. Dalam channel youtubenya, Om Jay mengapresiasi dengan mengulas 3 judul buku. Terima kasih Om Jay.
April 2021 adalah genap 1 tahun SMWK (Sekolah Menulis Wadas Kelir). Aku mengikuti berbagai kelas: Kelas menulis buku inspiratif, buku cerita anak islami, buku dongeng, buku aktivitas, dan esai. Di sini, gairah menulisku meluap-luap. Bahkan, beberapa naskah buku sudah aku hasilkan. Beberapa juga sudah aku kirimkan ke penerbit mayor. Namun, belum ada yang diterima. Apakah aku patah semangat? Di satu sisi agak melemah semangatku. Namun, aku menghibur diri bahwa aku sudah mendapatkan banyak ilmu kepenulisan. Gerak literasiku hanya bergeser. Target tembus ke penerbit mayor belum tercapai, tetapi aku tetap menulis bersama komunitas menulis yang lain.   Alhamdulillah di SMWK ini aku menambah 5 judul koleksi buku antologi. 

Mei 2021, tepatnya tanggal 22. Aku mengadakan syawalan virtual khusus penulis buku Apa Kata Mereka Saja. Sebuah buku kumpulan cerita alumni SMP Al Irsyad Purwokerto, terbit tahun 2019. Sebanyak 53 alumnus (angkatan 2001- 2018), berhasil aku todong untuk menulis buku antologi. Bahkan satu orang yang sedang studi S-2 di Singapura ikut menulis. Senin, 28 Juni 2021, satu dari 27 yang hadir saat itu, harus meninggalkan kami semua karena covid. Ia dari awal tampak semangat ikut acara. Bahkan ia sempat menyampaikan bahwa karena ikut menulis antologi alumni itu, semangat menulisnya tumbuh. Seperti ada paksaan untuk aku mengadakan acara itu. Rupanya itu adalah pertemuan terakhir ia dengan kami, teman-teman dan guru SMP-nya. 

Juli 2021. Salah satu jenis tulisan yang sering muncul di RVL (Rumah Virus Literasi) adalah pentigraf, cerpen tiga paragraf. Oya, RVL adalah adalah grup WA komunitas penulis asuhan Pak Khoiri, dosen Universitas Negeri Surabaya, Unesa, atau akrab disapa Mr. Emco. Komunitas menulis yang sangat aktif karena tiap anggota berlomba menulis setiap hari. Di grup ini pula awal aku mengenal Om Jay. 

Meskipun belum cukup ilmu dan praktik, aku mengikuti lomba pentigraf. Satu judul yang aku kirimkan lolos. Ini pun sebenarnya hanya tulisan yang aku comot dari RVL. Nah, inlah enaknya kita menulis setiap hari, seperti ajakan Om Jay. Menulislah Setiap Hari dan Buktikan Apa Yang Terjadi. Meskipun tidak menang, satu pentigrafku menghiasi buku antologi Pukul Tiga Daun Jatuh Membawa Cerita: Jendela Sastra Indonesia- Juli 2021.

 Tepat 31 Juli 2021 aku menjadi narasumber NGAOZ (Ngaji on tre zoom) kegiatan OSIS perdana dalam pandemi.  Kegiatan ini aku jadikan kesempatan untuk menebarkan virus literasi. Aku ceritakan proses kreatif buku perdana dan keduaku yang masing-masing aku kerjakan hanya dalam satu bulan. Kepada peserta aku sampaikan, “Ayo menjadi pemain, bukan penonton!”
Meski sebagai guru Bahasa Indonesia, aku harus terus menambah ilmu menulis Aku mengikuti pelatihan dan menerbitkan buku antologi menulis puisi. Energi menulis puisi aku dapatkan dari narasumber, Nana Sastrawan. Agustus 2021, koleksi antologiku bertambah lagi. 

Info pendaftaran GML (Guru Motivator Literasi) dari FIM (Forum Indonesia Menulis) mengusikku. Atas dukungan kepala sekolah, aku mendaftar dan akhir September sukses mengimplementasikan WLS dan WLK-G, yaitu pelatihan dan penulisan buku antologi 50 siswa dan 11 guru dalam kegiatan Wisata Literasi Siswa, Guru, dan Kepala Sekolah secara terpisah.

Selang tidak berapa lama, Om Jay menawarkan pelatihan GMLD (Guru Motivator Literasi Digital). Naluri literasiku terusik lagi. Saya menawarkan kepada rekan guru, tetapi tidak ada yang berminat. Akhirnya aku pun mendaftarkan diri. Luar biasa, satu demi satu kelas aku ikuti dalam grup WA dan zoom meeting. Materi, narasumber, dan moderator yang semua luar biasa. Baru kali ini aku mengikuti pelatihan sepekan tiga materi dan menghasilkan tiga resume, total 20 pertemuan dan 20 resume tuntas aku selesaikan. Pelatihan yang melahirkan blogger baru. Dari kegiatan ini berlanjut aku bergabung di grup WA Legarunal (Cakrawala Blogger Guru Nasional) dan mencoba mengirimkan karya di AISEI.

Gerak literasiku di tahun 2021, terasa cepat dan padat. Sejauh ini baru total 4 buku solo dan 18 antologi karyaku. Semoga membuka jalan terbaikku dalam berliterasi. 

Bagaimana resolusi tahun 2022? Semoga bisa lebih maksimal. Bismillah, semoga saya bisa mewujudkannya.
1. Bagi diri sendiri, aku akan menambah karya pribadi, minimal dua buku solo. Adapun untuk buku antologi, aku akan mengalir sejauh yang aku mampu. Semakin bertambah komunitas menulis, bisanya akan manambah buku antologi. 
2. Mengembangkan kemampuan diri dalam literasi digital dan memaksimalkan potensi di digital world sebagai penerapan dari GMLD. 
3. Terus bergerak dan menggerakkan literasi di lingkungan, terutama kepada siswa dan guru. Menerbitkan antologi buku siswa dan lebih fokus ke buku solo karya siswa, minimal 5 judul.

  Sekian.

Sumintarsih, M. Pd. 
SMP Al Irsyad Purwokerto

https://youtu.be/8rjfFJnQQOk

#SATUGURU

Kamis, 23 Desember 2021

Doa Restu Ibu (pentigraf)


Beberapa hari ini Ani pulang sore. Ia mengoreksi pekerjaan siswa atau membuat soal. Pekerjaannya sebagai guru sudah ia tekuni sejak tujuh tahun lalu. Ia tampak menikmati pekerjaannya itu. Walau pekerjaannya selalu menuntut untuk kerja lembur, hal ini tidak dipersoalkannya.

Dua hari lagi pelaksanaan ujian sekolah. Meskipun bukan ujian nasional, Ani mengondisikan murid-muridnya untuk menghadapi ujian sekolah dengan semangat. Doa dan dukungan Ani mintakan kepada orang tua murid. “Semoga anak-anak dapat mengerjakan ujian sekolah dengan lancar. Semangat Bu Ani.”  Satu per satu muncul kalimat dukungan dari para orang tua siswa di dalam gawainya. 

Ani menyambar gawainya dan ingin menghubungi ibunya di kampung. Setiap Ani mau mengikuti kegiatan penting, bahkan muridnya yang mau ujian, Ani meminta doa ibu. Dia akan menelepon. Setelah menanyakan kabar, Ani meminta doa restu ibu. Bila sudah, Ani merasa ada kekuatan lebih untuk menjalankan aktivitasnya. Tiba-tiba Ani tersadar bahwa ibunya sudah tidak ada sejak dua bulan lalu. Air matanya berjatuhan. Pemberi kekuatan dalam hidupnya sudah pergi. Bibir Ani bergetar mengantarkan doa-doa yang dia mohonkan untuk ibunya.

Purwokerto, 23 Desember 2021

Senin, 20 Desember 2021

Pantun Menjaga Budaya Negeri


Manisan buah enaklah rasa
Nanas, mangga, dan pepaya
Selamat datang di negeri Indonesia 
Negeri kaya ragam budaya

Melilit bercabang tumbuhan pare
Mau masak tinggal petik buahnya
Dari Sabang sampai Merauke
Bhinneka Tunggal Ika semboyannya

Pohon rimbun banyaklah dahan
Sejuk rasa berada di bawahnya
Kekayaan budaya adalah keindahan
Hanya Indonesia yang memilikinya

Hewan bercakar terlihat ampuh
Musuh mendekat bisa dihabisi
bukan sekadar untuk berteduh
rumah adat cerminan tradisi

Tanduk kijang elok memikat
Ayam jago berbulu indah
Rumah Gadang dari Sumatera Barat
Rumah Joglo khas Jawa Tengah

Bara api menjilati kayu bayur
Api unggun menerangi malam
Upacara adat penghubung leluhur
Wujud menyatu dengan alam

Di taman ada pohon duren
Buahnya tua hanya menunggu waktu
Di Yogyakarta ada Sekaten
Di Papua ada Bakar Batu

Di terminal tertinggal setas duku
Pulang tamasya rupanya lupa
Pakaian tradisional identitas suku
Hanya di Indonesia beragam rupa

Makan duku campur sawo 
Buah daging putih ada srikaya
Khas Maluku Utara manteren lamo
Khas Jawa Tengah kain kebaya

Petik rambutan musim dingin
Nikmat dimakan seorang perawan
Cantik rupawan pasangan pengantin
Berbaju adat makin menawan (bersambung)

Menanam jagung dsambut hujan
Menanam aren jangan sampai gugur
Tamu agung disambut tarian
Tarian masa panen wujud syukur

Pakai receh menghias taman
Biar awet beli bunga lili
Dari Aceh ada tari Saman
Pendet dan Kecak dari Bali

Makan gulai aduhai nikmat
Makan sagu di dalam gardu
Makna nilai kehidupan masyarakat
Dalam lagu daerah nan merdu

Beli bubur dibumbui lada
Dari kuali sayurnya sawi
Lagu Bubuy Bulan dari Sunda
SI Jali-Jali dari Betawi

Sayur Kangkung disimpan dalam rantang
Bekal ke sawah bapak tani
Angklung, gamelan, sasando, kolintang
Kita jaga alat musik ini

Kuda binal merusakkan roda
Baru saja tersandung perlu dibasuh
Senjata tradisional menjadi penanda
Mulanya untuk berlindung dari musuh

Kerbau berjalan mencari makan
Lewat parit bertemu kera
Ada mandau dari Kalimantan
Ada clurit dari Madura

Aster merekah di taman kota
Warnanya indah biru terang 
Kuliner khas produk budaya nyata
Di mana saja diburu orang

Bunga talang ungunya jelita
Pohon peneduh si bunga tanjung
Menjadi penunjang kunjungan wisata
Memanjakan lidah para pengunjung

Molek kembang si bunga mawar
Bunga kamboja penghias ruang 
Pempek Palembang dan coto Makassar
Bapia Jogja dan lumpia Semarang      

Berendam buaya dalam telaga
Di tepi sawah berbaris biri-biri
Keragaman budaya wajib dijaga
Tuan rumah di negeri sendiri

Purwokerto, 20 Desember 2021

Kamis, 16 Desember 2021

Korupsi Berjamaah


Setiap orang bila mendengar kata korupsi, tentu akan mengatakan tidak suka. Ia akan otomatis ikut kelompok yang kontra. Namun, perlu dilihat bahwa korupsi bukan hanya untuk urusan uang dan harta benda. Itulah mengapa, korupsi yang satu ini, bila dilakukan secara jamaah, seperti menjadi barang halal. 

Ibu Bapak pernah mengikuti workshop atau pelatihan yang berhari-hari? Bagaimana perasaan meninggalkan keluarga 4 x 7 jam? Semua sepakat tentu melelahkan. Pelatihan selama 4 hari dari pukul 8.00 sampai 15.00. Apalagi waktu sebelum ramai dunia digital. Tidak ada penawar kantuk. Kalau mendapatkan materi yang kurang menarik, sungguh batin tersiksa. 

Nah, ide kreatif panitia untuk memotong atau meringkas waktu pelaksanaan adalah tawaran yang menggiurkan. Pelaksanaan 4 hari diringkas menjadi 3 hari. Ditambah lagi pada hari terakhir, semestinya pelaksanaan 7 jam didiskon menjadi 5 jam. Siapa yang tidak tergoda? Yang berhati paling bersih sekali pun,  di dalam ruangan tersebut dia tidak akan sanggup mengatakan "jangan". Jujur saja. Pasti akan heboh kalau ada peserta yang menolak. Dalam hal ini, panitia memberi kebahagiaan bagi peserta, tetapi bagaimana dengan tanggung jawab secara moral? 

Sedih mendengar panitia menyampaikan di forum maksud dari pengurangan waktu pelaksanaan. Seperti minta pengesahan dari peserta. Padahal, tanda tangan yang dilaporkan sebanyak hari yang semestinya. Meskipun sama-sama enak, di pojok hati kecil ada yang nyesek. Mau tidak ikut tanda tangan, jelas tidak mungkin. Nah, lo... Siapa yang mengajari korupsi berjamaah ini? *

Purwokerto, 16 Desember 2021

Rabu, 15 Desember 2021

Pengembangan Kualitas Hidup melalui Program Literasi Digital

RESUME    GMLD
GURU MOTIVATOR LITERASI DIGITAL
Pertemuan XX (Grup WA)

Hari, Tanggal : Rabu, 15 Desember 2021
Tema : Pengembangan Kualitas Hidup Melalui Literasi Dig  ital.
Narasumber : Mr. Bams
Moderator : Muliadi

Alhamdulillah, sampai juga pada pertemuan terakhir, pelatihan GMLD. Materi ke-20 ini menjadi materi penutup. Peserta tentu penasaran dan bertanya-tanya akan ada apa setelah 20 pertemuan terlewati. Peserta dengan tekun menyimak materi dari para narasumber hebat kemudian menyusun dan mengirimkan resume kepada panitia,

Batas minimal 16 resume atau 16 pertemuan tentu menjadi kabar baik bagi sebagian peserta yang sangat sibuk. Namun, melihat materi yang begitu keren, tentu banyak peserta yang menyayangkan seandainya tidak mengikuti kelas dan menyimak materinya. Seperti sore ini, saya tidak sabar ingin segera bergabung di grup WA untuk mengikuti kelas terakhir. Alhamdulillah, tuntas 20 pertemuan dan 20 resume.

Sore ini pengantar dari moderator, Bapak Muliadi, sangat menyentuh.
“Bapak ibu guru motivator, hari ini kita akan belajar bersama tentang pengembangan kualitas hidup melalui literasi digital. Satu tema menarik dan penuh makna di tengah pesatnya arus informasi yang nyaris tidak terbendung. Kemajuan teknologi informasi digital selalu memiliki dua sisi yang saling berlawanan oleh sebab itu senantiasa dibutuhkan sikap  bijak dan bajik dalam mengelola diri menerima dan memanfaatkan informasi yang tersedia. Dalam hal ini literasi digital dapat menjadi salah satu strategi yang paling efektif dalam menangkal berbagai berbagai dampak negatif, sekaligus mengoptimalkan dampak positifnya dalam meningkatkan kualitas hidup kita, amiin.”

Benar sekali menurut saya. Ini materi sebagai gong dari pelatihan GMLD. Tentang kualitas hidup. Peserta, khususnya saya, akan malu bila setelah mengikuti 20 pertemuan, tetapi tidak bertambah kualitas hidup saya. Terlalu jauh, ya? Hehe….

Moderator memperkenalkan narasumber, Mr. Bams, dan mengajak pesefrta untuk menikmati kalimat bahagia dari Mr Bams setiap hari melalui web resmi beliau http://penamrbams.id
Untuk mengenal lebih jauh tentang Mr Bams (Bambang Purwanto) berikut  tautan CV beliau, panjang sekali. 

https://penamrbams.id/cv-bambang-purwanto/

Untuk membahas lebih jauh apa bagaimana mengembangkan kualitas hidup melalui literasi digital, mari kita sambut narasumber kita Mr Bams.

MATERI
Kamajuan teknologi yang sangat pesat, membuat orang terperangah. Apalagi dalam masa pandemi, setiap orang dipaksa untuk bisa menguasai pemanfataan Teknlogi Informasi dan Komunikasi (TIK). Sepertinya di materi-materi sebelumnya sudah sangat jelas dibahas bagaimana pentingnya literasi digital.

Kalau mendengar kalimat kualitas hidup, tentunya harus ada standar. Bagaimana kualitas hidup kita, yang setiap orang pasti akan berbeda-beda.

Pengalaman narasumber dengan pemanfaatan literasi digital inilah yang akan dibagikan kepada bapak ibu semua. Bagaimana ternyata saat kita memanfaatakan teknologi ini untuk terus belajar, berkarya, berbagi dan berbakti sebagai guru dan manusia yang mulia.

Pengalaman Mr. Bams saat ini  mengelola :
1. Facebook Bambang Ayah Salwa
2. Instagram @ayahnasalwa
3. Website penamrbams.id
4. Blog guruMAU.my.id
5. Chanel Youtube Pena Mr. Bams

 Pemanfaatan semua itu harus bisa menunjang berbagai aktivitas yang saat ini sedang belkiau jalani :
1. Sebagai guru mata pelajaran Informatika di SMP Taruna Bakti Bandung
2. Sebagai Pembina OSIS dan MPK di SMP Taruna Bakti Bandung
3. SebagaPembingi Ekskul Public Speaking di SMP Taruna Bakti Bandung*
4. Sebagai Ketua RW 13 Perumahan Lebakwangi Asri
5. Pegiat Literasi , pengelola TBM AS Lebakwangi
6. Sebagai pengelola website PGRI Kota Bandung
7. Sebagai pengurus GPMB Kabupaten Bandung
8. dan kegiatan lainnya
Tentunya pemateri sebelumnya sudah membahas materi yang berkai tan dengan Kecakapan Digital. Mr Bams pun mengingatkan pesan Presiden Joko Widodo, “Silahkan banjiri dunia internet dengan konten-konten yang baik. Lawan konten yang tidak baik dengan konten yang bisa kita buat terus menerus sehingga bisa menyaingi konten yang tidak baik.”

ini contoh saat Mr. Bams menggukan kata kunci Mr. Bams di mesin pencari google, kemudian pilih gambar maka hasilnya adalah seperti gambar diatas. Ini karena beliau terus menerus membanjiri media sosial, webiste, blog, youtube. Maka hasilnya bisa seperti sekarang.
Narasumber memiliki karya dengan Kalimat Bahagia Mr. Bams, diposting di IG @ayahnasalwa, kemudia juga diposting di website penamrbams.id, maka google yang baik hati akan memberitakan tempat yang layak untuk sebuah karya. Maka teruslah kita berkarya, dan berkarya sampai kapan pun.

https://www.youtube.com/channel/UCDw-57I2kl77_hVmt9Orhjg

ini chanel Pena Mr. Bams tempat kumpulan karya video-video
Semakin kita mengasah kemampuan kita, kepercayaan bisa datang untuk terus memberikan kesempatan untuk mengembangkan diri. Saat kita mengembangkan diri terus menerus jangan heran, kesempatan akan datang bahkan prestasi bisa diraih.
Saat aktif di PGRI kota Bandung, beliau hanya sebagai anggota mendaptkan tawaran untuk membantu pengelolaan website PGRI kota Bandung, walau hanya Berita Umum saja.

 http://pgrikotabandung.or.id/berita/berita-umum
 Kemampuan akan terus terasah, dengan adanya kepercayaan yang diberikan oleh orang/lembaga terhadap apa yang sedang dikerjakan. Mereka bisa memberikan penilaian dengan apa yang sudah dilakukan dan terus-menerus dilakukan.

Setiap guru wajib branding personal. Kenapa? Ya, karena kita guru. Guru harus bisa memberitakan bahwa keberadaan guru itu harus dirasakan manfaatnya, dimana pun berada. Di sekolah, masyarakat, lembaga, organisasi dan keluarga.
 https://www.instagram.com/p/CXLO7tjJJqf/?utm_medium=copy_link
 Ini saat narasumber bersama Wakil Bupati Kabupaten Bandung Sahrul Gunawan. Saat pelantikan Pengurus Gerakan Pemasyarakatan Minat Baca (GPMB) Kabupaten Bandung periode 2021-2025 pada tanggal 7 Desember 2021, beberapa hari waktu yang lalu. Beliau mendapatkan amanah sebagai anggota Bidang Penelitian dan Pengembangan.

 https://gpmbkabbandung.wordpress.com/

Blog ini baru beliau buat. Apa yang bisa dilakukan maka kita lakukan sebagai bentuk pengabdian di mana pun kita berada. Termasuk di GPMB Kab Bandung

Nah apa hubungannya dengan peningkatan/pengembangan Kualitas Hidup ?
Saat menggunakan teknologi yang ada dengan memaksimalkan potensi diri untuk mau belajar, berkarya, berbagi dan berbakti maka banyak kesempatan yang bisa diraih.
Manfaatkan tekonologi yang ada saat ini sebagai jalan kebaikan dalam berlomba-lomba membuat kebaikan dimana pun berada.

https://www.youtube.com/watch?v=PkLTlCHi-sc

Silahkan disimak

"Mari terus saling memberikan semangat dalam hidup ini. Jadikan alat-alat yang ada di depan mata kita sebagai alat yang bisa dikendalikan agar hidup semakin baik."

TAMBAHAN MATERI DARI TANYA JAWAB 
1. Mr. Bams memiliki ikon “Kalimat Bahagia Mr. Bams” agar setiap orang saat usai membaca satu kalimat dari Mr. Bams, mereka merasa punya harapan bahkan menciptakan kebahagiaan. Kemudian menggunakan tagar #mrbams saat posting. 
Ini blog awal: bepenamrbams.wordpress.com sebelum ada website penamrbams.id 

2. Sukses bagi peserta GMLD apabila mereka terus mau belajar, berkarya, berbagi dan berbakti untuk menjadi guru mulia.
3. Pekerja digital adalah pekerjaan depan layar. Bisa dilakukan dalam waktu yang bersamaan. Maksudnya begini: Saat saya sedang menjadi proktor PAS yang tugasnya mengawasi anak-anak yang sedang ujian online, kita bisa sambil melakukan aktivitas lainnya. Artinya pemanfaatan waktu dan sumber daya yang ada benar-benar dimanfaatkan sebaik-baiknya. Bapak ibu guru yang hebat bisa melakukan sesuai kondisi di tempat masing-masing. Teruslah berkarya, jangan lupa karyanya dibagikan agar hasil belajarnya semakin menempel. Dukungan keluarga sangat luar biasa. Bahkan Mr. Bams mempunyai Program Literasi Keluarga yang hampir 5 tahun dilakukan. 
A. Hari Jumat
Cek bacaan Kitab Suci. Semua anggota keluarga saling tanya sudah sampai mana bacaannya
B. Hari Sabtu
Semua anggota berbagi satu kata kepada semua anggota keluarga lainnya. 
C. Hari Minggu
Semua anggota keluarga berbagi satu kalimat kepada seluruh anggota keluarga. Bila hari Minggu setiap bulan, kami biasakan makan di luar, jalan-jalan, nonton, diskusi dan ngobrol santai.
4. Gunakan skala prioritas, tugas utama Mr. Bams adalah sekolah, pekerjaan sekolah harus tuntas dan diutamakan. Baru kegiatan yang lainnya bisa dilakukan disela-sela waktu kosong.
5. Perasaan yang membuat penghalang untuk kemajuan harus segera dibuang. Lingkungan sekolah bisa diciptakan menjadi tempat yang nyaman untuk berbagi karya.Misalnya setiap akhir pekan di grup WA diisi dengan gelar karya guru.

Penutup
Kalimat Penyemangat
Saat Allah SWT, Tuhan YME masih memberikan kesempatan dalam hidup ini, maka manfaatkan untuk kebaikan. 

Belajar, berkarya, berbagi dan berbakti terus menerus. 

Riang gembiralah dalam hidup ini agar tetap tumbuh rasa optimis dalam menjani kehidupan ini sebaik-baiknya. Manfaatkan teknologi dengan bijak agar cakap digital. Mari kita serbu dengan konten konten kebaikan dan kebaikan.

Salam Literasi
Mr. Bams

Selasa, 14 Desember 2021

Era Teknologi Bebas namun Tanggung Jawab

RESUME    GMLD
GURU MOTIVATOR LITERASI DIGITAL
Pertemuan XIX (Grup WA)
Hari, Tanggal : Senin, 13 Desember 2021
Tema : Era Teknologi Bebas namun Taggung Jawab
Narasumber : Rifatun
Moderator : Rosminiyati

Senin pekan terakhir pelatihan GMLD sore ini menyuguhkan perasaan yang berbeda pada diri saya. Sebanyak 18 kelas di Grup WA dan zoom meeting sudah saya lalui dengan perjuangan yang tidak mudah. Kini kelas ke-19 dan tinggal satu kali lagi kelas penutup. Oya, 18 resume juga sukses saya kirimkan kepada panitia walaupun terkadang molor waktu pengirimannya.

Dalam lelah sehabis menuntaskan input nilai untuk rapor, sore ini saya pulang mepet dengan pelaksanaan kelas GMLD. Setelah mandi, langsung saya menyusul di kelas grup WA yang sudah berlalu 30 menit. Saya terpana membaca sapaan pembuka moderator, Bu Rosminiyati. Beliau mengingatkan sayarat peserta yang akan mendapatkan sertifikat lulus, sebagai berikut. 
   
Bapak/Ibu akan memperoleh sertifikat LULUS dalam Pelatihan GMLD bila sudah melengkapi persyaratan sebagai berikut:
1. Minimal mengikuti 16 materi dari 20 materi yang diberikan di kelas Guru Motivator Literasi Digital (GMLD) yang dibuktikan dengan daftar hadir yang tersedia di deskripsi grup WA GMLD.
2. Menulis resume di blog pribadi minimal 16 resume materi yang diberikan narasumber dari 20 materi yang dibuktikan dengan mengisi form pengumpulan resume. 
3. Menulis minimal 1 buku antologi yang dibuktikan dengan namanya tercantum pada daftar penulis buku tersebut (peserta akan mendapatkan sertifikat penulis dari penerbit).

Semoga saya salah satu peserta yang dinyatakan lulus serta dapat mengembangkan ilmu yang saya dapatkan.

Narasumber sore ini adalah Ibu Rifatun,  M. Pd. Narasumber senior di antara narasumber lainnya. Beliau Kepala SDN Ledok 02 Salatiga. Pengalaman mengajar Beliau sangat luar biasa bahkan pernah meraih Guru Berprestasi juara satu beberapa kali.   

Pancingan pertama dari narasumber adalah pertanyaan
1. Apakah era teknologi itu?
Alhamdulillah saya baru saja membuka laptop dan langsung ikut menjawab. Meskipun jawaban tidak panjang, saya ingin menjawab cepat. Alhamdulillah mendapatkan apresiasi dari narasumber. Satu hadiah buku untuk saya.

Teknologi dari tahun ke tahun mengalami perkembangan.
Era teknologi adalah masa di mana informasi dapat dengan mudah, cepat, dan singkat untuk diterima, disebarluaskan dan dimanfaatkan. Perkembangan teknologi terbaru, termasuk di antaranya mesin cetak, telepon, dan Internet, telah memperkecil hambatan fisik terhadap komunikasi dan memungkinkan manusia untuk berinteraksi secara bebas dalam skala global.

Berbagai macam penerapan teknologi telah memengaruhi nilai suatu masyarakat dan teknologi baru sering kali mencuatkan pertanyaan-pertanyaan etika baru. Sebagai contoh: meluasnya gagasan tentang efisiensi dalam konteks produktivitas manusia, suatu istilah yang pada awalnya hanya menyangkut permesinan. Dengan adanya teknologi kita bebas menggunakannya

2.  Bagaimana cara kita menggunakan teknologi yang bebas ini?
Pertanyaan kedua inijuga memperebutkan hadiah buku. 

Sebagai seorang guru, salah satu cara menggunakan teknologi, dengan menggunakan infokus pada saat mengajar, agar materi yang begitu luas dapat terjangkau semua siswa dan membuat pembelajaran menjadi menarik. (Anita, Bekasi)

Dalam  menggunakan teknologi kita diberi kebebasan . Pemanfaatan dalam dunia pendidikan  antara lain:
1 Membantu untuk mengelola prioritas
2. Komunikasi yang lebih baik
3.Menggunakan cara yang berbeda untuk Pendidikan
4. Memanfaatkan teknologi tepat waktu

Selain 4 cara di atas,  memanfaatkan teknologi supaya kegiatan belajar jadi lebih mudah 
1. Kamus online untuk mempelajari bahasa asing
2. Menonton video pembelajaran di situs video sharing
3. Memakai aplikasi untuk penunjang kegiatan belajar
4. Manfaatkan website penyedia materi pelajaran
5. Gunakan fitur yang ada di smartphone

Dengan memanfaatkan era teknologi bebas kita bisa leluasa dalam pemanfaatan dan menggunakannya.

3. Era teknologi  bebas namun  bertangung jawab,  apa maksudnya?
Era teknologi bebas namun bertanggung jawab jawab adalah di mana kita mempunyai kesempatan seluas-luasnya untuk memanfaatkan teknologi untuk kepentingan kita. Misalnya sebagai seorang guru kita bisa bebas mencari bahan ajar untuk kita ajarkan kepada anak didik kita bentuk bertanggung jawab dari kita adalah dengan menggunakannya dengan baik dan tidak menggunakannya untuk menyebarkan hal-hal buruk. (Nehemia Sesario, Sukamara, Kalteng)

Kita dalam menggunakan teknologi harus  bersikap tanggung jawab di tengah ruang kebebasan di media sosial. Transformasi Digital, menuntut kita untuk selalu berbudaya, terutama ketika berinteraksi dengan manusia lain yang memegang otoritas atas ruang digital, dengan selalu berorientasi kepada nilai-nilai baik manusia sebagai tujuannya.

Oleh jarena itu kita harus pandai memanfaatkan  teknologi baru dan harus bertanggungjawab dalam menggunakan. Kita diberi kebebasan namun bebas yang bertanggungjawab sesuatu denga etika di media sosial. Kita boleh bebas menggunakan teknologi namun harus bertanggung jawab terhadap apa yang kita gunakan. Pemanfaatan teknologi secara tepat waktu sangat membantu dalam pembelajaran.

TAMBAHAN MATERI DARI TANYA JAWAB
1) Cara menyaksikan anak-anak SD yang belum bisa menyaring informasi dari dunia digital (terutama di pedesaan). Bahwa literasi digital di SD merupakan kecakapan  menggunakan media digital dengan baik,  benar, dan bertanggung jawab. Kegiatan yang dilakukan biasanya untuk  memperoleh informasi pembelajaran,  mencari solusi masalah, menyelesaikan  tugas belajar, serta mengomunikasikan  berbagai kegiatan belajar dengan insan  pembelajar lainnya. Bila ada kejadian di luar yang semestinya (seperti mengumbar informasi pribadi), hal itu karena peserta didik tidak  sepenuhnya sadar mengenai  konsekuensi mengumbar  informasi-informasi pribadi.  Nah, tugas orang tua dan  pendidik untuk membuat  anak-anak mengerti mengenai  sejumlah tindakan, aturan, dan  akibatnya Guru dapat mengedukasi peserta didik tentang pengelolaan waktu  berliterasi digital ketika pembelajaran sedang berlangsung di kelas dan  diintegrasikan dengan mata pelajaran, misalnya:

Tematik: guru memberikan pentingnya membagi waktu peserta  didik dalam beraktivitas sehari-hari seperti belajar dan bermain  serta manfaat jika mengelola waktu dengan benar;
Olahraga: bagaimana mengatasi kecanduan internet dengan  berolahraga untuk relaksasi juga membuat badan tetap sehat,;
Seni Budaya Keterampilan (SBK): anak dapat mencari informasi di  internet tentang kesenian dan kebudayaan Indonesia serta mencari  video tutorial untuk membuat kreasi keterampilan tertentu.

2) Empat Pasal UU ITE yang mengatur etika bermedia sosial, yakni UU No.19 Tahun 2016 tentang Perubahan Atas UU No.11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE). (Pasal 27,28,29,30).

3) Cara yang bisa ditempuh guru bila menjumpai kesulitan dalam menentukan kriteria tayangan dan aplikasi yang dapat dipilih untuk mengajar, guru harus bisa memilah dan memilih mana yang cocok dengan dunia anak-anak. Jangan asal ambil. Kita sesuaikan dengan perkembangan anak yang cocok daan positif.

4) Di era digital ini setiap orang bisa membuka ruang dengan memanfaatkan era teknologi bebas dan bisa leluasa. Mereka memegang otoritas atas ruang digital, tetapi dengan selalu berorientasi kepada nilai-nilai baik manusia sebagai tujuannya. 

Trik/ startegi dalam menyikapi perkembangan digital yang justru pengguna/ user salah dalam menggunakan segala macam media sosial termasuk adalah:
Kita menyikapinya dengan cara kita bangun paradigma berpikir kritis. Yaitu dengan cara membangun pertanyaan 5W+1H,  “Siapa” yang memberikan informasi, “Apa” yang dikatakan, “Di mana” hal itu terjadi,  “Kapan” hal itu dikatakan, “Mengapa” dan “Bagaimana”. Gengan demikian kita bisa menyikapi segi positif dan negatifnya.*
Senangnya hati mendapatkan hadiah buku dari narasumber. 

Senin, 13 Desember 2021

Ciptakan Peluang Melalui Literasi Digital

RESUME    GMLD
GURU MOTIVATOR LITERASI DIGITAL
Pertemuan XVIII (Zoom meeting)
Hari, Tanggal : Jumat, 10 Desember 2021
Tema : Ciptakan Peluang Melalui Literasi Digital  
Narasumber : Leni Priska
Moderator : Deni Darmawan

Pembangunan teknologi Indonesia tertinggal di negara G20. Hal ini tentu menjadi perhatian bagi pemegang  kebijakan.  
Seiring semakin sedikit pertemuan yang akan dilalui para peserta, semakin nyata manfaat dari mengikuti kelas GMLD ini. Terlebih pada pertemuan ke-18 yang diisi oleh Ibu Leni Priska dengan moderator Pak Deni Darmawan.  Peserta sudah bersiap-siap menyimak materi dari narasumber melalui zoom meeting. Namun ternyata, panitia lebih tidak sabar lagi bertemu para peserta sehingga acara dimulai mundur bberapa menit.
Ibu Leni, guru kimia yang cantik ini membut peserta penasaran dengan materi yang menggiurkan. Peluang apa sajakah yang bisa diciptakan melalui literasi digital?

Pembangunan teknologi Indonesia tertinggal di negara G20. Hal ini tentu menjadi perhatian bagi pemegang  kebijakan.  Sebagai perbandingan, kita sering menyoroti system Pendidikan di Finlandia. Ada apa di negara ini?
Finlandia sebagai negara literasi yang terbaik di dunia
Sistem Pendidikan yang diterapkan adalah:
1. Usia sekolah mulai 7 tahun
2. Perpustakaan tersendia di mana-mana termasuk di mal
3. Pemberian matermity dilengkapi dengan buku. Paket yanga diberikan kepada ibu-ibu yang baru saja melahirkan.
4. Budaya membacakan dongeng sebelum anak tidur bertujuan meningkatkan minat baca anak
5. Acara tv asing dilarang disuarakan

Apa sajakah manfaat literasi digital?
1. Menghemat waktu
2. Lebih hemat biaya
3. Memperluas jaringan
4. Membuat kebutuhan yang lebih baik
5. Belajar lebih cepat dan efisien
6. Memperoleh informasi terkini
7. Ramah lingkungan
8. Memperoleh keterampilan

Manfaat literasi digital yang begitu banyak, sangat disayangkan bila tidak mampu memberikan peluang bagi kita. Maka, cara menciptakan peluang adalah dengan cara mengoptimalkan literasi digital sesuai 
1. kebutuhan, 
2. kemampuan diri, 
3. hobi, 
4. lokasi,
5. usaha kita.

Bagi para pebisnis atau yang ingin mulai bisnis, media social adalah wadah yang tepat untuk promosi hanya dengan posting gambar. Para pendakwah bisa setiap saat posting nasihat dan kajian ceramah dengan tujuan mengajak kepada kebaikan. Begitu juga guru, bisa menyampaikan pembelajaran yang menarik.

Bu Leni mencontohkan bisnis semacam obat herbal (bahan dasar menyan) yang bermula dari ketidaksengajaan, kemudian coba-coba. Hanya dengan medsos, pemasaran sudah sampai luar negeri.

Selain memanfaatkan peluang, kita sebagai guru mempunyai kewajiban untuk menjaga anak didik kita dari dampak buruk dunia digital. Banyak konten negatif menyerang anak-anak. Kita perlu membuat konten-konten positif. Minimal memanfaatkan keterampilan digital untuk memperbaiki pembelajaran kita. 

Kelas ditutup dengan penugasan tiap peserta membuat flyer atau poster tentang kegiatan masing-masing. 
(ini punya saya) 

"Miliki keterampilan yang selalu diasah agar semakin cantik seperti permata." (Leni Priska) 

Kamis, 09 Desember 2021

Rumini, Dia yang Dirindukan Surga


 Kamis Menulis Komunitas Lagerunal
Kamis, 9 Desember 2021

Salam Kenal
Saya masih meraba-raba kegiatan literasi di komunitas baru yang saya ikuti ini. Menu yang ditawarkan setiap hari berbeda, bahkan ada komandannya setiap hari. Wah, ini keren sekali. Konsistensi terbayang nyata pada komunitas yang akan terus bergerak dan menggerakkan ini. Salut untuk segenap tim dalam Lagerunal.

Sebetulnya dari kemarin saya ingin menulis dengan judul “Berani-beraninya Saya Masuk Lagerunal”. Waktu Pak Brian mengisi di kelas GMLD (Guru Motivasi Literasi Digital), beliau menawarkan link grup WA untuk belajar blog. Setelah saya masuk grup, saya merasa salah masuk karena  Lagerunal adalah tempat berkumpulnya para penulis hebat yang sudah mempunyai banyak prestasi dan jam terbang tinggi. Seperti yang sudah saya kenal di komunitas menulis  sebelumnya: Omjay, Pak D Susanto, Bu Kanjeng, dan Pak Hariyanto, serta beberapa orang lagi. Termasuk narasumber GMLD yang baru saya kenal seperti Bu Helwiyah, Bu Rosminiyati, Bu Aam, dan Pak Brian.  

Setelah saya pikir-pikir, bagus kalau saya perlu mencoba lanjut, semoga tertular ilmu dari para penulis hebat. 

Seperti pada Kamis pagi ini, Kamis pertama yang saya lalui. Penasaran saya pagi tadi terjawab sudah. Tantangan menulis seperti apa? Rupanya tema sudah ditentukan, yaitu Empati pada Korban Bencana Alam. Nama Om Jay pun nagkring pada daftar paling atas diikuti sederet link blog warna birunya. Target saya paling utama adalah lolos menerima tantangan Kamis Menulis ini. Bila sudah berhasil mengirimkan, saya bersyukur luar biasa. Hari ini bagaimana? Akankah menjadi tantangan Kamis pertama yang membahagiakan?

Kamis Menulis Komunitas Lagerunal

Rumini, Dia yang Dirindukan Surga

Begitulah sederet kata yang saya baca di internet, tulisan di samping lukisan wajah seorang anak memeluk ibunya di atas tempat tidur. Gambar tersebut berlatar belakang wedus gembel, erupsi Semeru pada Sabtu, 4 Desember 2021 lalu.

Berita ini pun viral. Bukti rasa cinta seorang anak, Rumini (28 tahun) kepada Salamah, ibunya yang sudah lanjut usia (70 tahun).  Jasad keduanya ditemukan dalam posisi berpelukan. Warga Desa Curah Kobokan, Kecamatan Candipuro, Lumajang ini meninggal karena tertimpa bangunan rumah yang digulung wedus gembel erupsi Semeru.

Salamah yang sudah lanjut usia tidak sanggup berjalan, apalagi berlari seperti warga yang lain. Rumini sebagai anak yang masih kuat berlari tidak tega meninggalkan ibunya. Ia rela bertahan di dalam rumah dengan memeluk ibunya. Sementara suami dan anaknya selamat.  

Sungguh pemandangan yang sangat mengharukan. Bukti cinta dan bakti anak kepada ibunya. Ia telah mengajarkan kepada kita tentang kehidupan, khususnya birul walidain. Andai kita dalam posisi wanita mulia, Rumini, semoga keputusan yang sama untuk lebih memilih mendampingi ibunda. 

Hal ini menjadikan berita yang menyejukkan setelah beberapa waktu lalu kita mendengar berita yang berlawanan. Seorang anak menggugat ibunya sendiri karena memperebutkan harta warisan berupa tanah dan bangunan permanen di atasnya. Anak perempuan yang ternyata PNS itu bahkan mengusir ibu dan adik-adiknya dari rumah mewah tersebut. 

Atau nasib yang menimpa Ibu Sri Suratini. Seorang ibu yang menerima panggilan pengadilan selaku tergugat di Guwokajen, Sawit, Boyolali, Jawa Tengah, pada Ahad 28 November 2021. Ibu Sri Bersama ketiga anaknya digugat ke Pengadilan Negeri (PN) Boyolali oleh dua anak kandungnya. Perkara yang dipermasalahkan adalah terkait pembagian tanah warisan yang terkena pembangunan jalan tol Solo – Yogyakarta.

Pembaca tentu pernah mendengar cerita di bawah ini.
Dalam sebuah riwayat disebutkan seorang ibu dari ulama Harits al-Ugla meninggal. Ulama tersebut menangis. Ketika banyak sahabat menanyakan hal itu, beliau menjawab, “Bagaimana aku tidak akan menangis, salah satu pintu surga sudah tertutup untukku.”

Purwokerto, 9 Desember 2021

Rabu, 08 Desember 2021

Berbagi Praktik Baik Literasi Digital

RESUME    GMLD
GURU MOTIVATOR LITERASI DIGITAL
Pertemuan XVII (grup WA)
Hari, Tanggal: Rabu, 8 Desember 2021
Tema : Berbagi Praktik Baik Literasi Digital  
Narasumber : Maria Sumakul
Moderator : Ms. Phia


Di sela-sela lembur saya sore ini, bayangan kelas GMLD di grup WA sudah hadir. Azan asar beradu dengan suara derasnya hujan. Sebenarnya saya mau pulang menerobos hujan. Namun, saya urungkan mengingat masih banyak pekerjaan menjelang rapotan. Kalau melawan hujan, khawatir fisik protes. 
Akhirnya, pukul 16.16 saya baru berhasil meninggalkan sekolah ditambah mampir sebentar belanja di warung. Jadilah saya masuk kelas grup WA setelah jarum menyentuh 17.00.

Maria Magdalena Sumakul, narasumber sore ini. Saat ini beliau mengajar Komputer di SMP Tarakanita 5 Jakarta Selatan, SD Tarakanita 1 dan SD Karakter. Sebelumnya selama 25 tahun berkarier menjadi pendidik, Bu Maria pernah mengajar di lebih dari 10 sekolah.

 Beliau telah menulis sederet buku informatika yaitu : Buku Coding, ‘Saya Bisa Coding’ Level 1, 2, 3, 4; Buku Panduan Guru & Orang Tua Untuk SD / MI Penerbit Andi Jogja dan Buku Informatika SD/MI Kelas 4, 5 & 6 Penerbit Andi Jogja. Surel yang bisa dihubungi:  mariasumakul@yahoo.com & sumakulmaria1@gmail.
com.
Oya, kelas kali ini seru luar biasa. Narasumber menyampaikan materi dalam voice note dan banyak sekali sambil diselingi gambar dari power point. Dari awal sampai akhir, termasuk menjawab pertanyaan, total 66 voice note. Keren, kan? Pasti materinya paket komplet. Seperti apa, yuk, simak resume berikut.

Bu Maria membuka kelas dengan memaparkan data pengguna internet di Indonesia yang sangat luar biasa. Jumlah pengguna sekitar 274,9 juta (57%). Pengguna ponsel 345,3 juta, pengguna internet 202,6 juta, dan khusus pengguna medsos sebanyak 170 juta. Sedangkan aktivitas mesayarakat pengguna internet tersebar dalam berbagai pilihan seperti medsos, online, game, podcast, broadcast, music, dan lain-lain.
Sekarang masuk ke tema, ya.
Literasi digital adalah pengetahuan dan kecakapan untuk menggunakan media digital, alat-alat komunikasi, atau jaringan dalam menemukan, mengevaluasi, menggunakan, membuat informasi, dan memanfaatkannya.
Adapun pengertian lIterasi digital adalah literasi digital merupakan pengetahuan dan  kecakapan  dalam memanfaatkan media digital, seperti alat komunikasi, jaringan internet dan lain sebagainya.

Seberapa banyak manfaat literasi digital? 
Ternyata manfaat literasi digital meliputi:
1. Menambah wawasan individu, kegiatan mencari, dan memahami informasi.
2. Meningkatkan kemampuan individu untuk lebih kritis dalam berpikir serta memahami informasi. 
3. Menambah penguasaan ‘kosa kata’ individu, dari berbagai informasi yang dibaca. 
4. Meningkatkan kemampuan verbal individu. 
5. Meningkatkan daya fokus serta konsentrasi individu. 
6. Menambah kemampuan individu dalam membaca, merangkai kalimat, serta menulis informasi

Hubungan Literasi Digital  dengan Dunia  pendidikan
Literasi digital mampu mengembangkan dunia pendidikan. Literasi digital yang semakin baik akan membuka akses terhadap informasi yang lebih luas. Dengan cara ini, kualitas sektor pendidikan dapat ditingkatkan.

Relevansi Lterasi Digital pada Pembelajaran di Masa Pandemi
Menurut Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Nadiem Anwar Makarim mengungkapkan bahwa pemanfaatan teknologi mampu mengakselerasi transformasi pendidikan dan mendorong lompatan kemajuan khususnya di masa pandemi Covid-19. Namun, terdapat syarat wajib yang harus dipenuhi yakni pemanfaatan teknologi secara tepat sasaran dan kecakapan digital. Kecakapan digital mencakup kemampuan dalam mengelola dan memanfaatkan sumber-sumber digital secara bijak.


Relevansi Lterasi Digital Pada Pembelajaran di Masa Pandemi

Kenapa literasi digital harus diajarkan dalam dunia pendidikan? 
Karena dekatnya anak-anak dengan media sosial rentan terhadap pengaruh negatif. Kemudian dengan pemahaman literasi digital juga bisa mencegah terjadinya cyber bullying atau phising atau penipuan dengan berkedok iming-iming di dunia digital. “Inilah yang perlu diedukasikan kepada anak-anak kita.

Contoh literasi digital
Di sekolah:
Karena dekatnya anak-anak dengan media sosial rentan terhadap pengaruh negatif. Kemudian dengan pemahaman literasi digital juga bisa mencegah terjadinya cyber bullying atau phising atau penipuan dengan berkedok iming-iming di dunia digital. “Inilah yang perlu diedukasikan kepada anak-anak kita.

Di rumah
Melakukan penelusuran dengan menggunakan browser. 
Mendengarkan musik dari layanan streaming resmi.
Melihat tutorial memasak dari internet. 
Menggunakan laptop yang tersambung ke internet untuk mengerjakan tugas atau pekerjaan.

Manfaat Literasi Digital Bagi Siswa
Meningkatkan kemampuan siswa untuk lebih kritis dalam berpikir serta memahami informasi. 
Menambah penguasaan 'kosa kata' siswa, dari berbagai informasi yang dibaca. 
Meningkatkan kemampuan verbal siswa.
Literasi digital dapat meningkatkan daya fokus serta konsentrasi siswa.

Praktik Baik Terintegrasi dengan Mapel

Tanya jawab 
1. Kemampuan bagi guru yang belum menguasai, pantas untuk terus berusaha menambah keterampilan dalam dunia digital. Salah satu caranya, aktif mengikuti pelatihan.
2. Penggunaan hp di kalangan siswa yang belum dioptimalkan untuk berliterasi. Hal ini mengundang peran guru untuk memberikan pencerahan baik bagi siswa mauun bagi sesame rekan guru.
3. Orang tua yang belum memberikan dukungan kepada anak dalam masa sekolah daring, sekolah bisa mengyiasati dengan belajar Bersama. Tidak harus setiap anak memegang hp atau laptop.
4. Pembelajaran informatika dalam kurikulum paradigma baru, akan ditekankan pada pemanfaatan teknologi dan penyiapan siswa menghadapi revolusi industri 4.0.
5. Kecanduan game bisa diatasi dengan edukasi dari guru kepada siswa. Misal diceritakan dampak bermain game yang berlebihan sampai malas belajar ataumalas bekerja.   Sebenarnya game juga ada bagusnya, buktinya ada game yang dilombakan. Di satu sisi, guru perlu kreatif memberikan tantangan dalam kegiatan sekolah dengan praktik baik literasi digital. Yaitu mengoptimalkan keterampilan mereka dengan digital untuk menghasilkan karya, seperti membuat komik, animasi, menulis, dan lain-lain. Termasuk pemanfaaran media sosial untuk keperlan yang positif.

“Bahwa teknologi itu memang hadir untuk memudahkan . Yang pasti kita sebagai guru harus menjadi perantara dari praktik baik literasi digital ini.”

Senin, 06 Desember 2021

Bijak dalam Bermedia Sosial

RESUME    GMLD
GURU MOTIVATOR LITERASI DIGITAL
Pertemuan XVI (grup WA)
Hari, Tanggal : Senin, 6 Desember 2021
Tema : Bijak dalam Bermedia Sosial 
Narasumber : Dail Ma’ruf
Moderator : Muliadi

Ada perasaan lega mendengar kata 15 dari 20. Ya, 15 pertemuan sudah saya lalui dengan mengirimkan resume sebanyak 15 juga. Ini artinya saya tidak absen walau terkadang terlambat menyimak kelas di grup WA. Seingat saya, kelas via zoom meeting selalu saya hadiri. Pertimbangan saya, rugi kalua tidak hadir di kelas daring. Sedangkan kelas di grup WA, ini sangat saya syukuri karena bisa menyusul bila terlambat.

Seperti sore ini, saya ingat betul Senin sore ada kelas GMLD yang ke-16. Wuih, mantap. Tinggal sedikit lagi masuk garis finis. Meskipun pengiriman resume saya langganan di atas urutan 5, tidak mengapa. Sekali berani melangkah, pantang menyerah. Begitu kira-kira yang saya rasakan. Entah ada apa nanti selanjutnya, saya mencoba berproses saja dulu. Apalagi, kata Pak Muliadi dalam opening kelas WA grup sore ini, beliau menyampaikan, “Setelah pertemuan ini Insya Allah Bapak Ibu akan menjadi pemenang.” Keren, kan? Kalimat yang sangat mengapresiasi.

Pertemuan kali ini rencananya diisi oleh Mr. Bams dengan tema Pengembangan Kualitas Hidup melalui Program Literasi Digital. Namun, sampai  pukul 16.21 panitia belum berhasil menghadirkan Mr Bams selaku narasumber. Sebagai pengganti sementara, moderator menyampaikan agenda acara closing ceremony GMLD. Wah, seperti kemarau disiram air, ada perasaan gembira bahwa peserta akan menghadiahi diri sendiri dengan mengikuti acara penutupan. Jadi tidak sabar, acara penutupan tentu meriah. 

Selanjutnya, materi pelatihan positif batal Bersama Mr. Bams. Sebagai gantinya, moderator menghadirkan ketua panitia TIM GMLD sebagai narasumber, yaitu bapak Dail Ma'ruf. Yang akan menyampaikan materi pengganti dengan tema “Bijak dalam Bermedia Sosial”.
SEKILAS TENTANG NARASUMBER
Dail Ma’ruf, M.Pd. Lulusan S-2 UNINDRA Jakarta tahun 2014 ini bergabung di kelas Belajar Menulis bersama Om Jay dan Lulus dari gelombang 20 sekaligus menyelesaikan amanah sebagai ketua kelas di BM gelombang 20 tersebut.  Buku solonya berjudul Jurus Jitu Menjadi Penulis Bermutu telah membersamai 15 judul buku antologinya.  Buku antologi pertama berjudul Writing is My Passion dan yang terakhir Surat Cinta Guru Untuk Pak Jokowi.
 
PERKEMBANGAN MEDSOS
Medsos saat ini telah menguasai kita. Sebagian besar kita sangat tergantung dengan medsos. Berbagai aplikasi yang terbaru, termasuk media sosial, kini bermunculan. Sebagai pengguna, kita harus bijak dalam menyikapi makin maraknya medsos ini. Medsos merupakan media yang digunakan masyarakat untuk mengomunikasikan kepada pihak lain baik perseorangan maupun publik. 

Zaman dulu kita tak mengenal Medsos. Adanya hanya TV dan radio. Medsos di Hp adanya SMS. Muncul lagi yang sempat mendudia BBM atau Blac Bery Massangger kemudian BBM tergantikan oleh anroid. BBM tahun 2017 masih digunakan dari andoid, dilanjutkan muncullah Watt Ap atau WA. Saat ini WA merajai jagat permedsosan.

Sebenarnya WA adalah produk dari Face book, hanya saja lebih sederhana, dan sesuai dengan yang dibutuhkan konsumen. Dengan WA kita bisa menelepon, chat, mengirim voice note, foto, dan video. Kemudian muncul medsos pesaingnya seperti  Telegram, Twetter, dan Instagram dll.  dengan kelebihan dan kekurangannya.

PENGERTIAN BIJAK
Menurut bahasa bijak itu diartikan menjadi dua yaitu:
1. Selalu menggunakan akal budinya; pandai; mahir
2. pandai bercakap-cakap; petah lidah

Nah saya masih ingat arti bijak menurut guru agama saya yang itu adalah ayah saya
Menurut Pak Haji. M.Nur, guru agama sekaligus ayah dari Pak Dail, bijak itu sama saja dengan adil, maknanya menempatkan sesuatu pada tempatnya
Nah orang bijak artinya orang yang pandai menempatkan sesuatu sesuai dengan peruntukannya.

Bagaimana dengan BIJAK BERMEDSOS?
Bijak bermedsos berarti menempatkan medsos sesuai fungsinya
Media sosial adalah sebuah media daring yang digunakan satu sama lain yang para penggunanya bisa dengan mudah berpartisipasi, berinteraksi, berbagi, dan menciptakan isi blog, jejaring sosial, wiki, forum dan dunia virtual tanpa dibatasi oleh ruang dan waktu

Medsos apa yang paling sering digunakan? Medsos yang sering digunakan adalah Wa, FB, Ig, blog, internet, YouTube.

MANFAAT MEDSOS
Apa sebenarnya manfaat Medsos bagi kita ?
Medsos bermanfaat untuk : 
1. menjalin silaturahmi, 
2. menambah relasi, 
3. bisnis, dan 
4. sebagai wadah untuk menunjukkan karya mereka

Medsos itu bagaikan pisau, bisa untuk hal baik bisa juga utk kejahatan, tergantung penggunannya. Kalau kita manfaatkan untuk hal positif maka beribu kebaikan kita raih. Misalnya kita rajin posting makanan olahan kita, baik di status Wa, Fb, IG mauoun lainnya. Tiba-tiba ada teman order, awalnya hanya 1, tambah 2, dan terus makin banyak. Jadilah kita pengusaha kuliner. 

Bisa juga medsos untuk posting berbagai pakaian kebutuhan, harga murah, modelnya Ok. Pasti akan membawa keuntungan materi. Medsos juga bisa dipakai untuk belajar, mendapatkan ilmu, relasi baru, dan skill baru. Termasuk dari medsos kita bisa menulis dan menerbitkan buku. Keburukan yang kadang muncul dari medsos, misalnya posting kecelakaan secara vulgar. Modus penipuan, menyebar hoaks, dll.

Sekali lagi Bijak dalam Bermedsos akan menimbulkan semangat dan manfaat. Mari kita bijak karena bijak adalah pilihan sedangkan tua adalah kepastian. 
Orang yang lebih tua dari kita bisa jadi kurang bijak dan yang lebih muda  malah lebih bijak.*

Tambahan hasil diskusi/ tanya jawab. 
1. Bijak tentu saja bukan ukuran pribadi namun umum. Kalau ibu saya bilangnya bijak itu ukurannya sederhana.  Jika tidak mau dicubit jangan nyubit. jika tak mau disakiti jangan menyakiti. Terkait panatisme agama memang PR besar kita sebagai bansa Indonesia dengan ragam suku bangsa, bahasa daerah, dan agama. Janganlah kita fanatisme pada 1 tokoh menjadikan kita buta bahwa ia manusia, bukan nabi,  pasti ada kekurangannya. Maka ikuti selama mengajak pada hal baik dan jangan ikuti bila salah. Kita juga harus menjalankan toleransi dalam prilaku, bukan hanya ucapan dan ceremonial. Tunjukkan sikap dan akhlak terbaik kita sesuai ajaran agama  yang kita yakini, pasti akan damai dan saling mencintai. 
2. Dalam etika berliterasi, sama saja. Jika kita diperlakukan demikian tidak suka, maka jangan perlakukan orang lain dengan cara tersebut. Misal kita mempunyai grup WA. Ada yang posting acara atau iklan produk sehari 3x. Tentu anggota lain akan merasa tidak nyaman, akibatnya info penting akan tertutup. 
3. Bila ada yang posting dari postingan orang lain dan tidak minta izin,  ini tidak baik. Kecuali pistingan tersebut sifatnya umum. 
4. Kita bisa mengutip suatu kalimat atau pernyataan dari suatu tokoh atau tulisan di internet, khususnya ketika kita akan membuat suatu tulisan dengan tema yang sama. Sebenarnya tidak perlu meminta izin langsung jika kita sulit dapat nomor kontak atau emailnya. Cukup cantumkan bahwa sumbernya dari ..... dalam ....karya .... 

Penutup dari narasumber:
“Mohon maaf atas kekurangan, semoga semua anggota GMLD lulus dan berhasil jadi penulis serta menjadi Guru Motivator.”