Judul: Sukses Dakwah Merakyat ala K.H. Anwar Zahid
Penulis: Refan Purba
Penerbit: CV. Kamila Pres Lamongan
Cetakan I Mei 2022
Tebal: + 148 halaman (14,5 x 20,5 cm)
Peresensi: Sumintarsih
Seandainya banyak penggemar menulis tentang sosok idolanya,
tentu Indonesia cepat pertumbuhan literasinya. Seperti yang dilakukan Pak
Refan, anggota dari grup WA Rumah Virus Literasi, terhadap pendakwah favoritnya, yaitu K.H.
Anwar Zahid, dari Bojonegoro Jawa Timur.
Bukti kekaguman penulis kepada kyai kondang ini adalah
terkumpulnya 100 lebih file ceramah beliau. Ia mengaku langsung jatuh hati
sejak pertama mendengarkan ceramah berjudul Bekal Akhirat pada pertengahan
tahun 2011. Sejak saat itu penulis berburu koleksi ceramah beliau dalam bentuk
file, kaset CD, MP3, dan tentu saja dari youtube.
Pengawas PAI Kemenag Kabupaten Malang yang jebolan beberapa
pondok pesantren ini menyelesaikan beasiswa Magister (S-2) Kemenag di UIN
Maliki Malang. Ia memiliki banyak kesibukan, di antaranya sebagai pengurus MUI
dan Lembaga Dakwah MWC NU Kec. Ampelgading, Malang dan ketua FKPG (Forum
Komunikasi Pendidikan Al-Qur’an) Ampelgading sejak 2001. Penulis juga aktif menghasilkan
karyanya di berbagai media cetak dan daring.
Dengan latar belakangnya di dunia keagamaan, sangat tepat
penulis menerbitkan buku ini. Apalagi, niatnya yang ditulis dalam Kata
Pengantar bahwa penulis hendak menggapai rida Allah dalam rangka ikut serta
melaksanakan perintah-Nya untuk berdakwah.
Buku bersampul cokelat susu dengan gambar K.H. Anwar Zahid
ini terbagi dalam tiga bagian, yaitu biografi singkat, 17 keunikan K.H. Anwar
Zahid, dan 17 trik dakwah K.H. Anwar Zahid. Pada bagian biografi, pembaca
dikenalkan dengan K.H. Anwar Zahid dari waktu lahir, masa kecil, pendidikan,
dan keluarga, sampai aktivitas dakwah dan cara mengundang beliau.
Pada bagian ini, pembaca bisa memahami bahwa sulitnya
mengundang dai kondang ini salah satunya karena padatnya jadwal beliau.
Bayangkan saja, sehari belau bisa mengisi ceramah 3 – 4 acara dan setiap bulan
ada jadwal ke luar negeri, seperti ke Hongkong, Korea Selatan, dan
Malaysia. Hampir tidak percaya karena
pengundang harus menunggu dua sampai tiga tahun ke depan. Penulis termasuk
beruntung, saat menjadi ketua panitia Maulid Nabi Muhammad saw. karena hanya
menunggu tujuh bulan. Hal ini lantaran ada jadwal di daerah yang tidak jauh
dari Ampelgading.
Bagian kedua berisi 17 keunikan K.H. Anwar Zahid. Apa saja
keunikan dari dakwah K.H. Anwar Zahid? Awalnya penuli mengira K.H. Anwar Zahid memiliki sosok tinggi besar dan sudah tua,
ternyata sebaliknya. K.H. Anwar Zahid adalah kyai yang sederhana dalam
penampilan, bahasa, dan materi. Selain itu, K.H. Anwar Zahid dipandang sebagai
dai fenomenal karena langka, terkenal, dan mendunia. Belau juga dikenal spontan
memberikan tanggapan humor kepada pendengar, ceramahnya memukau, pribadinya
yang magnetis, dan sebagai dai yang mahal. Beliau sering menyampaikan sendiri,
di akhir-akhir ceramhnya, alasan dai dibayar mahal.
Nah, ada satu bagian yang diangkat sebagai subjudul yaitu Qulhu
Ae Lek di halaman 22. Bukan K.H. Anwar Zahid pencetus kata-kata itu, tetapi
julukan itu disematkan kepada beliau. Cerita bermula saat bulan Ramadan. K.H.
Anwar Zahid akan berceramah sehingga tidak berkenan saat diminta menjadi imam. Akhirnya
kyai setempat yang menjadi imam.
Dalam rakaat pertama setelah Al Fatihah, imam membaca salah
satu pertengahan surat “Wama….” Makmum tidak berani membetulkan karena tidak
diketahui surat apa, termasuk K.H. Anwar Zahid. Hal itu terjadi berulang kali,
imam masih lupa kelanjutannya. Spontan ada seorang anak dari shaf belakang
berteriak, “Qulhu ae, Lek, kesuwen!” yang artinya, “Surat Al Ikhlas
saja, Paman, agar tidak kelamaan!”
Kejadian ini sering diceritakan di mana-mana ketika beliau
berceramah dengan tujuan mengingatkan agar imam berhati-hati dengan bacaannya.
Kalimat “Qulhu ae, Lek” akhirnya menjadi humor dan sering dielu-elukan jamaah
saat beliau hadir di lokasi ceramah.
Adapun bagian terakhir tentang 17 trik dakwah K.H. Anwar
Zahid. Bagian ini menunjukkan kesabaran dan kejelian penulis dalam melakukan
riset. Analisisnya dari puluhan ceramah yang disimak menunjukkan adanya 17 trik
persamaan. Selanjutnya, penulis mengambil sampel 25 judul untuk diteliti dan
hasilnya dari 17 trik tersebut mayoritas 100% terdapat dalam setiap ceramah
K.H. Anwar Zahid.
Trik dakwah yang pertama ditulis adalah pembandingan. K.H.
Anwar Zahid sering menjelaskan materinya dengan membandingkan, misalnya membandingan
kebiasaan orang masa lalu dan masa sekarang, cara dakwah masa lalu dan masa sekarang,
dan lain-lain. Trik yang lain adalah penggojlokan kepada jamaah yang ditanggapi
dengan gelak tawa, pengkritikan, pemelesetan kata, penganalogian, dan yang
ke-17 adalah kepura-puraan. Misalnya, K.H. Anwar Zahid sering pura-pura melihat
jam seperti mau mengakhiri ceramah. Jamaah akan ramai-ramai mengatakan, “Lanjut…!”
Hal ini semata agar sepajang ceramah selalu segar dan jamaah terbukti antusias.
Kelebihan buku ini pada penonjolan riset. Apalagi, bagian
akhir dilengkapi dengan daftar judul dan tempat ceramah yang dijadikan sampel
penelitian. Tabel yang kedua adalah ceklis ada tidaknya trik 1 sampai 17 pada
tiap judul ceramah. Selain itu, bahasa yang mengalir dan mudah dipahami. Buku yang tidak terlalu tebal ini berhasil
memberikan pesan bahwa srategi atau trik sukses dakwah K.H. Anwar Zahid bisa
diterima dan diikuti para calon dai.
Sayangnya, ada penulisan kata Bab-bab seperti buku ilmiah.
Bagian satu ada 8 bab, bagian dua dan tiga masing-masing 17 bab. Apalagi, ada dua
bab yang sangat pendek. Di halaman 5 ada Bab 4 Keluarga berisi hanya dua
kalimat dan foto serta Bab 5 Domisili, di halaman 6 berisi satu kalimat
dan foto. Barangkali lebih bagus jika bagian
pertama Tentang K.H. Anwar Zahid berisi biografi singkat, aktivitas
dakwah (termasuk mendirikan pesantren), dan cara mengundang.
Selain itu, penulis kurang konsisten menggunakan kata
strategi dalam judul, tetapi di bagian tiga digunakan kata trik (17 Trik Dakwah
K.H. Anwar Zahid). O ya, satu lagi. Penentuan subjudul juga sebaiknya satu saja
agar kover tidak padat tulisan.
Bila sudah membaca dan mendapatkan manfaat buku ini,
kekurangan yang ada akan tertutupi. Pembaca yang sudah mengenal dai kondang ini
akan terngiang-ngiang dan membayangkan cara K.H. Anwar Zahid berceramah. Bagi
yang belum, pembaca akan membuktikan dengan satu kali klik nama belkiau di
youtube.
Selamat membaca.
Purwokerto, 27 Desember 2022