Senin, 21 Februari 2022

TIGA BUKU HASIL GML

(bersma Kepala Sekolah) 
Sebelum mengikuti GMLD (Guru Motivator Literasi Digital), saya lebih dulu mengikuti GML (Guru Motivator Literasi) yang diadakan oleh FIM (Forum Indonesia Menulis). Hanya bermodal penasaran dan ingin tahu, waktu itu saya asal mendaftarkan diri. Sama halnya saya mendaftarkan diri di GMLD. Telanjur banyak menggeluti literasi, saya mudah terpancing penasaran ingin menambah ilmu. Saya pun mengikuti GMLD, yang dimotori Om Jay, dalam waktu yang tidak jauh dari GML berlangsung. 

 GML difokuskan untuk melahirkan ekosistem sekolah yang lebih berkualitas dengan meningkatkan literasi baca tulis para warga sekolah serta mendorong produktivitas karya dengan target terwujudnya Sekolah Literasi Nasional. Sebagai sebuah proyek, GML yang saya ikuti sudah tuntas. Berikut sedikit gambaran kegiatan tersebut.

 Bulan Agustus saya mendaftar GML. Sebuah tantangan yang tidak ringan, mulai dari seleksi GML sampai pada tahapan implementasi kepada sesama rekan guru, Kepala Sekolah, dan para siswa. Tahap terakhir menerbitkan buku dari hasil implementasi tersebut. 

 Dari peminat yang mencapai lebih dari lima ribu, terseleksi menjadi 2,1 ribu dalam tahap pertama mengirimkan tulisannya. Tulisan yang lolos masuk dalam buku antologi Guru Limited Edition. Peserta yang terjaring diundang mengikuti TOC (Training of Training) dua hari full secara virtual, Sabtu 4 September 2021 dari 08.00 – 15.00 dan Ahad 5 September 2021 dari 09.15 – 17.30.

Saking banyaknya, peserta dibagi dalam 12 kelompok dengan jumlah peserta tiap kelompok kurang lebih 175 orang. Peserta yang terdiri dari guru atau kepala sekolah ini terkumpul dari seluruh daerah di Indonesia. Mereka dari jenjang TK sampai SMA/ SMK. Selama kegiatan, tiap kelompok mendapatkan dua orang pembimbing/ pendamping dalam grup WA.

 Selesai TOT, GML mengiplementasikan hasil TOT dalam Wisata Literasi Siswa (WLS), Wisata Literasi Guru (WLG) sekaligus Wisata Literasi Kepala Sekolah (WLKS) di sekolah masing-masing. WLS terlaksana dua kali secara virtual dengan google meet pada Jumat, 24 September 2021 dan Kamis, 30 September 2021. Adapun WLG-K juga terlaksana dua kali pada Senin, 20 September 2021 secara tatap muka dan Selasa, 21 September 2021 secara virtual. 

 Para siswa mendapatkan pengarahan dan motivasi untuk menulis puisi atau pantun untuk dijadikan buku antologi. Adapun para guru dan kepala sekolah menulis artikel Pendidikan. Dari 70 siswa, jumlah tulisan siswa yang lolos ada 50, meliputi 39 puisi dan 11 pantun. Karya mereka muncul dalam buku antologi puisi dan pantun, Puisi Cintaku. Sedangkan pada tingkat guru dan kepala sekolah, semua mengirimkan tulisannya. Sebanyak 11 karya guru dan 1 karya KS terkumpul dalam antologi artikel pendidikan, Pandemi Punya Cerita. 

 Tawaran kegiatan ini sangat menggoda, yaitu besarnya hadiah bagi pemenang khususnya predikat paling bergengsi “Sekolah Literasi Nasional 2021”. Juara pertama dengan hadiah 15 juta. Karya siswa terbaik 5 juta, karya guru terbaik 6 juta, karya kepala sekolah terbaik 10 juta, dan GML terbaik 12 juta. Setiap kategori diambil nuara I, II, dan III. 

 Sebenarnya sudah jelas dari awal, dari sisi jumlah pelibatan peserta, saya tidak bisa maksimal. Namun, Alhamdulillah sekolah tetap memberikan dukungan dengan memberikan dana pendaftaran bagi guru dan subsidi bagi siswa. 

 Secara umum program ini sangat bagus. Kegiatan yang dikemas dengan rapi dan dipersiapkan dengan matang mampu menggerakkan para guru dari berbagai penjuru tanah air untuk terlibat. Promosinya gencar dan tampilan acara menggelegar. Upaya dan semangat mewujudkan Sekolah Literasi Nasional menuju Indonesia sebagai kiblat literasi sangat terasa didukung panduan materi yang praktis dan sistematis. 
(sebagian siswa belum foto karena PTM 50%) 
 Pedampingan dan bimbingan selama proses implementasi sampai pelaporan juga bagus dengan komunikasi yang lancar. Namun, sayangnya pembiayaan yang dikeluarkan sangat tinggi. Selain itu, kriteria pemenang sekolah terbaik dan GML terbaik adalah yang paling sukses melibatkan banyak peserta. Jadi, terkesan kurang pemerataan. 
 Saya berharap kepada para siswa dan guru di sekolah saya yang sudah terlibat dalam proyek GML, semoga hasil dan keberkahan akan didapatkan sesuai dengan pengorbanan yang telah diberikan. Hal ini senada dengan yang disampaikan Kepala SMP Al Irsyad Purwokerto, Eko Suwardi, S. Pd., “Insyaallah kita niatkan bukan ajang perlombaan semata, tetapi lebih ke latihan dalam peningkatan skill literasi. Terutama untuk anak-anak, ini menjadi bekal yang sangat berharga.” 

Saya bersyukur, pagi ini melihat ekspresi kebahagiaan mereka menimang buku antologi yang telah dihasilkan. Ini bagian dari cara saya berproses sejak 2018 menggeliatkan literasi di sekolah. 

Salam Literasi*

14 komentar:

  1. Saya nulis di HP, kesulitan untuk membuat huruf bold atau miring. Hehe....

    BalasHapus
  2. Ibu Guru keren ini. Pegiat literasi. 👍

    BalasHapus
  3. Wah prestasi ysng hebat .....bikunya jadi berbobot. Salam.literasi Bun.

    BalasHapus
  4. Kereen nih GML...pengen ikut Bu .

    BalasHapus
  5. Ternyata ada di forum itu ya..Saya sebagai pengamat saja dan.memantau sejauh apa kegiatan itu berkembang. Biasalah ada pro kontra saat itu. Dan semuanya kembali ke NIAT..Sukses ya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul Bunda.....
      Trima kasih atas bimbingan Bunda juga.

      Hapus
  6. Selamat Bu...
    Mugi berkah manfaah...

    BalasHapus