Selasa, 26 Desember 2023
Yakin Mati Duluan?
Minggu, 24 Desember 2023
Papan Literasi Tingkatkan Minat Baca
Kamis, 21 Desember 2023
Berwisata ke Pasar
Rabu, 13 Desember 2023
Berkah dari Sebuah Kemalasan
Sensasi Bedah Buku
Minggu, 10 Desember 2023
Sumpah Beruang di Banyumas
Kamis, 07 Desember 2023
Bertukar Kelas dalam KBM
Kamis, 30 November 2023
Tinggal Leb, Batal
Minggu, 26 November 2023
Misteri Dompet Hitam
Sabtu, 25 November 2023
2 Undangan Menjadi Narasumber dalam 1 Bulan
(Pembagian hadiah untuk peserta SD yang aktif)
Menjadi trainer untuk calon guru baru sudah biasa saya lakukan, khususnya di lingkungan perguruan Al Irsyad Purwokerto. Penambahan rombongan belajar pada tiap unit dari Kelompok Bermain TK sampai SMA, bahkan dibuka unit baru yaitu MA menyebabnya perekrutan guru baru dilakukan setiap tahun. Kadang juga ada 1-2 guru yang mengundurkan diri.
Namun, menjadi trainer kepenulisan, selama ini
saya masih terbatas di lingkungan Al Irsyad Purwokerto. Sejak tercantum sebagai
anggota RVL (Rumah Virus Literasi), peluang keluar dari kandang mulai terbuka.
Semua ini gara-gara Bu Mila, anggota RVL yang mengajar di SMA N I Paguyangan. Ini undangan keluar perdana untuk mengisi pelatihan menulis, yaitu di SMA N I Paguyangan. Bu Mila mau
mengundang dari Surabaya atau Surakarta, katanya terlalu jauh. Jadilah saya yang
mendapatkan undangan itu. Tapi tidak mengapa, sudah menjadi rezeki saya untuk
menularkan virus literasi.
Lebih mengherankan lagi, tawaran mengisi di sekolahnya Bu Mila ini bertepatan dengan persiapan saya berangkat umrah. Tepatnya H-4. Tanggal 31 Oktober 2023 saya berangkat, Bu Mila memberi alternatif waktu antara 25 – 27 Oktober. Bimbang untuk mengiyakan atau tidak, akhirnya bismillah, sy menyanggupi dengan pertimbangan bahwa kesempatan belum tentu datang untuk kedua kalinya.
Alhamdulillah penyampaian materi lancar dan peserta yang kelas 11 dan 12 SMA ini sangat antusias. Jumlah mereka hampir 100 orang. Sambutan dari tuan rumah juga sangat membahagiakan. Kehadiran saya menambah tugas bagi Bu Mila untuk mengawal penerbitan buku antologi cerpen para peserta. Kabarnya naskah sudah mulai terkumpul.
(Memperkenalkan RVL lewat flyer)
Sebulan
kemudian, pagi ini, Sabtu, 25 November 2023 bertepatan dengan Hari Guru, saya
diundang untuk mengisi materi kepenulisan juga di SD Al Irsyad Al Islamiyyah 02
Purwokerto. Ya, di rumah sendiri. Pertama masuk Al Irsyad saya ditugaskan di SD
ini selama 4 bulan kemudian dipindah ke SMP, sesuai lamaran yang saya ajukan,
sebagai guru SMP.
(Foto bersama selesai materi)
Alhamdulillah
peserta yang berjumlah 150-an murid kelas 4 SD ini antusias dari awal hingga
akhir. Acara dilanjutkan praktik menulis teks narasi bersama wali kelasnya
masing-masing.
Ini rezeki berkah umrah. Menjadi narasumber pada 4 hari sebelum
berangkat dan 7 hari setelah pulang umrah.
Purwokerto, 25 November 2023
Senin, 30 Oktober 2023
Warisan Samangat dari Wali Kelas
Rabu, 25 Oktober 2023
Obral Alat Masak (pentigraf)
Minggu, 22 Oktober 2023
Sampah yang Mengakrabkan Warga
Sabtu, 14 Oktober 2023
Sepekan Dua Hajatan
Kamis, 12 Oktober 2023
Sang Pembelajar Sejati
Sejak saya mengenal dunia literasi, nama
yang satu ini begitu mudah saya jumpai. Di berbagai grup WA komunitas penulis,
saya menemukan nama ini lagi, lagi, dan lagi. Ini artinya apa kalau bukan sosok
yang satu ini memiliki semangat berliterasi yang sangat tinggi. Bahkan,
sekaarang ini beliau anggota sekaligus pengurus RVL (Rumah Virus Literasi),
salah satu grup WA yang saya ikuti. Sudah terbayang saya dan Bunda
bersilaturahmi lebih dekat. Virus literasnya sangat kentara saya rasakan.
Bunda yang selalu energik ini kelahiran
Semarang, 8 April 1961, kini sudah purna tugas. Jabatan terakhir yang
diembannya adalah Kepala SMK Tunas Pembangunan 2 Surakarta. Sebelumnya Beliau
mengajar di Jakarta hingga tahun 1990. Memasuki masa purna tugas bagi Beliau
menjadi semakin leluasa melangkah dalam berkarya. Seperti apa sepak terjangnya
dan seiapakah beliau? Yuk, kita menengok sosok Bunda yang satu ini, Sri
Sugiastuti, si Ratu Antologi.
Menjadi tim Ulama, Usia Lanjut Masih
Aktif, demikian kalimat yang sering diucapkan Bunda, bukan berarti mati gaya
atau kehabisan karya. Justru masuk masa purna menjadi kesempatan emas dan
semakin merdeka dalam berkarya. Berliterasi semakin leluasa dengan menghasilkan
karya dan berbagi ilmu. Jadwal beliau sangat padat dari menjadi pemateri
online, offline, menjadi editor, motivator, dan tentu saja menulis. Belum lagi
menerima undangan sebagai juri aneka lomba menulis dan berbicara, serta
aktivitas di organisasi lainnya, seperti Pengurus PGRI Surakarta, Jawa Tengah.
Bahkan bagi Bunda, kesempatan
bersilaturahmi dan menyalurkan hobi travellingnya menjadi semakin leluasa.
Termasuk menyalurkan kesibukan mengikuti even-even kepenulisan. Salah satunya
kopdar atau kopi darat yang baru saja saya ikuti bersama beliau, Kopdar 2 RVL
di Jogjakarta Juni lalu. Hanya berjarak sepekan, Bunda sudah bergabung dengan kopdar
komunitas lainnya. Bunda memiliki stamina yang bagus bisa menjalankan kegiatan
sepadat ini.
Kehadiran Pak Kanjeng, suami Bunda menjadi
penguat dan pendorong langkah Bunda. Bahkan, untuk kegiatan keluar kota, tidak
jarang Bunda disertai Pak Kanjeng. Tentulah sebuah dukungan yang luar biasa.
Terbayang pula kesibukan Bunda di rumah ketika harus berlama-lama di depan
laptopnya dan Pak Kanjeng merestuinya.
Urusan silaturahmi, tanyakan kepada Bunda
sebagai ahlinya. Dari Sabang sampai Merauke, sudah banyak saudara dan teman
yang Beliau kunjungi. Bahkan beberapa waktu sebelum Kopdar 2 RVL, Bunda Kanjeng
sudah sempat bertandang ke Makassar, tempat kediaman Bunda Telly atau Bu
Deswatia Astuty.
Hal yang membuat saya tersanjung adalah
ketika Bunda singgah ke sekolah saya. Bunda Kanjeng itu artisnya literasi,
mau-maunya mampir menemui saya saat ada keperluan di Purwokerto. Ya, saya,
orang yang baru belajar menulis. Namun, bagi Bunda, silaturahmi adalah hal yang
tentu akan selalu diusahakan. Alhamdulillah Allah memudahkan kaki Bunda untuk
melangkah di setiap tempat yang Beliau kunjungi. Di situ ada teman dan sahabat literasi,
Beliau akan bersilaturahmi.
Kekaguman yang utama akan sosok Bunda
Kanjeng adalah semangat belajarnya yang luar biasa. Beliau sosok pembelajar
sejati. Dalam KBBI, pembelajar berarti orang yang mempelajari. Ketika
mendapatkan ilmu baru tentang genre menulis, waktu itu tentang Puisi 2.0. Puisi
dengan panjang maksimal 20 kata. Kami mendapatkan ilmunya dari Pak Haryanto
dalam waktu yang sama di kelas RVL. Saya masih mikir dan timbang-timbang kerena
kesulitan menemukan ide apalagi menulis. Bunda langsung mengumpulkan satu demi
satu puisi sehingga menjadi naskah satu buku dan langsung terbit.
Bagi Bunda urusan menulis seperti sudah
tidak perlu mikir, langsung jadi saja. Sebagai buktinya karya buku solo tidak
kurang dari 17 judul. Adapun buku antologi, sudah takterhitung jumlahnya.
Apalagi dengan julukan yang disandangnya. Bunda sangat produktif mengorganisasi
terbitnya buku antologi bersama teman-teman lain sebagai kuratornya.
Tulisan ini dimuat dalam buku antologi 14 penulis: Teman yang Unik
Senin, 07 Agustus 2023
SMP Al Irsyad Purwokerto Kembali Luncurkan Buku Pustakawan Remaja
Kamis, 29 Juni 2023
Buku Cerita Pengalaman sebagai Suvenir Raporan
Rabu, 07 Juni 2023
4 Buku Solo Kelas 9
Senin, 01 Mei 2023
Uwad Syawal Al Irsyad Purwokerto di Auditorium UMP
Rabu, 05 April 2023
Pameran Buku Elektronik Fabel Antikorupsi (putra)
Pameran Buku Elektronik Fabel Antikorupsi
Kamis, 23 Maret 2023
Menikmati Keseruan Film Ngeri-Ngeri Sedap (resensi film)
(Pak Domu, Mak Domu, dan anak-anaknya)
Saya menonton film ini dalam
ketidaksengajaan. Gara-gara saya mampir ke kamar anak gadis saya, ia tengah
asyik nonton film berlatar belakang Batak ini. Saya pun spontan ikut
menikmatinya. Lima menit, sepuluh menit, lo… kok seru. Film berdurasi 114 menit
dan disutradarai Bene Dion
Rajagukguk ini pun kami tonton sampai habis. Biasanya saya tidak terlalu
kepo dengan tontonan yang dipantengin anak saya lewat tabletnya.
Biasanya, tokoh dengan karakter suku Batak
atau suku lainnya hanyalah menjadi bagian dari karakter keseluruhan tokoh dalam
film yang sifatnya umum. Ini, ternyata semuanya, bukan cuma karakter tokoh yang
berasal dari Batak dengan logat kental Bataknya, tetapi latar tempatnya lengkap
dengan Danau Toba yang sangat menawan sebagai latar belakang rumah besar
pasangan Pak Domu dan Mak Domu yang diperankan oleh Artis Arswensy Bening Swara
dan Tika Panggabean ini. Bahkan, budaya dan kehidupan masyarakat Batak menjadi
latar utama film ini. Film yang jarang saya temui.
Seperti halnya film Bene Dion sebelumnya, Cek
Toko Sebelah, atau film-film Raditya Dika sesama komika, selalu asyik
dinikmati. Film dengan alur cerita yang tidak terlalu berat karena bergenre drama
komedi, tetapi tetap membawa pesan.
Film yang dirilis tanggal 2 Juni 2022 ini
menceritakan tentang kedua orangtua yang berasal dari Batak (keluarga Domu). Pak
Domu dan Mak Domu tinggal bersama anak ketiga, perempuan, bernama Sarma. Ketiga
anak lainnya, laki-laki semua, berada di perantauan. Domu, Gabe, dan Sahat.
Mereka pura-pura bertengkar agar anaknya
mudik, pulang dari perantauan. Orangtua tersebut sangat ingin ketiga anaknya
pulang agar bisa menghadiri acara adat. Namun, ketiganya menolak karena hubungan
mereka tidak harmonis dengan ayahnya. Nah, agar keinginan mereka tercapai,
suami istri itu membuat cerita bohongan yang ngeri-ngeri sedap, yaitu ingin
bercerai.
“Apa maksudmu? Kau mau pisah?”
“Kalau iya, kenapa?”
“Ya, sudah. Ceraikan aku!”
Demikian cuplikan pertengkaran setingan
mereka di dalam kamar. Sarma pun kaget mendengarnya.
Keempat anaknya pun mempercayai
perselisihan kedua orangtuanya. Namun, penyelesaian tidak kunjung tiba. Terus
diulur sampai datangnya acara adat. Keluarga mereka bisa hadir lengkap. Tampak
bagaikan keluarga harmonis dan sukses semua keempat anaknya.
Sampai pada suatu, keempat anaknya saling
mencurahkan isi hati mereka. Mengenang ketidakdemokratisnya sang ayah. Ayah
yang kolot dan keras, tidak bisa menerima perbedaan pendapat. Semua menjadi
korban atas pendidikan keras ayah mereka.
Salah satunya Sarma yang masih perawan,
batal menikah karena dipaksa harus dengan orang Batak, tidak boleh bersuamikan
orang Jawa. Tambah lagi, Sarma harus mengubur mimpinya menjadi chef demi mewujudkan
keinginan ayahnya Sarma menjadi PNS di kecamatan dan harus tinggal menemani orangtuanya
di rumah.
Hari berikutnya, rahasia drama
pertengkaran itu pun terbongkar. Semua saling meluapkan emosinya, termasuk Mak
Domu. Ketegangan ini berujung pada ketiga anak laki-lakinya kembali lagi ke
perantauan, yaitu ke Jogjakarta, Bandung, dan Jakarta membawa kekesalan
masing-masing. Tidak ketinggalan, Mak Domu. Awalnya drama keinginan bercerai
berubah menjadi keinginan sungguhan. Mak Domu kembali ke rumah orangtuanya dan mengajak
Sarma. Pak Domu tinggal sendiri di rumah dengan merenungi sikapnya.
Meskipun genre film ini drama komedi,
emosi haru penonton tidak bisa dibendung. Bagian akhir saat Pak Domu
merendahkan egonya dan menjemput istrinya untuk kembali ke rumah. Namun, Mak
Domu menlak dan meminta dijemput Bersama ketiga anak laki-lakinya.
Untuk itu, Pak Domu mendatangi satu per
satu anak-anaknya di perantauan. Ini sangat keren. Pak Domu mendapatkan
pembelajaran dan akhirnya menyadari kekeliruannya. Pak Domu akhirnya memberikan
dukungan kepada Domu yang ingin menikahi gadis Sunda. Ia juga memberikan
dukungan kepada Gabe yang menjadi komedian di Jakarta, bahkanhadir secara live
dalam acara Gabe sebagai bintang tamu.
Terakhir, Pak Domu ngobrol langsung dengan
Pak Bromo, ayah angkat Sahat sejak Sahat KKN di Jogja. Ayah yang lebih dipilih
Sahat karena mau mendengarkan Sahat dibanding Pak Domu. Di sana, ternyata Sahat
banyak membantu warga dalam Bertani dan mengajarkan cara menjual hasil pertanian.
Warga setempat sangat menerima Sahat. Pak Domu sangat bangga mendengarnya.
Film yang memberikan banyak pelajaran hidup
ini berakhir dengan kembalinya keluarga mereka dalam kebersamaan dan
kebahagiaan.
Film yang diperankan para komika ibu kota
ini tidak menonjolkan komedinya, tetapi kental dengan dinamika permasalahan
keluarga yang menguras emosi penonton. Sutradara dan sebagian pemeran dari
Batak menjadikan penjiwaan film ini sangat terasa. Film ini pun berhasil menyajikan gambaran nyata dan apik tentang dinamika
keluarga yang terikat dengan adat istiadat suku Batak. Yang membuat saya
makin tertarik adalah hebatnya Tika Panggabean yang sebenarnya masih lajang,
tetapi sukses memerankan ibu empat anak.
Film ini didukung dengan pemilihan lokasi bibir
Danau Toba sebagai ikon Sumatera Barat dan musik Batak sangat mendukung penggambaran
suku Batak. Penonton bisa mengetahui kehidupan sehari-hari masyarakat Batak,
apalagi memunculkan salah satu acara adat yang kental dengan penggunaan kain adat,
warna dan aturan pemakaiannya masih terjaga untuk dipatuhi.
Film ini bisa menjadi pemancing lahirnya film-film lain yang mengangkat kentalnya adat budaya di Indonesia. Penonton akan lebih mengenal budaya Indonesia dalam sajian film yang menarilk. Film ini layak ditonton semua kalangan, terutama anak muda agar menyadari pentingnya kebersamaan dalam keluarga dan ikut merawat budaya daerahnya masing-masing.*
Sutradara,
penulis skenario dan cerita: Bene Dion Rajagukguk
Produser:
Dipa Andika
Pemeran:
Arswendy Beningawara Nasution, Tika Panggabean, Boris Bokir Manullang, Gita
Bhebhita Butarbutar, Lolok, dan Indra Jegel
Penata
Musik: Viky Sianipar
Sinematografer:
Padri Jusria
Penyunting:
Aline Jusria
Perusahaan
produksi: Imajinari Visionari Film Fund
Purwokerto,
23 Maret 2023
Biodata Penulis Resensi
Sumintarsih
Kelahiran Kulon Progo, DIY, tahun 1971. Mengajar di SMP Al Irsyad Purwokerto sejak tahun 2000 dan tinggal di Perumahan Griya Satria Mandalatama, Purwokerto, Banyumas, Jawa Tengah. Senang belajar menulis dan mengajak orang lain menulis. Alhamdulillah sudah mempunyai 5 buku solo. Penerbit Mediaguru 2018: Perjalanan Menuju Sekolah Unggulan (profil sekolah) dan Ada Bisokop di Sekolah (memoir). Penerbit SIP Publishing 2019: Awas Ada Macan (cerpen anak) dan Kado Istimewa untuk Remaja (motivasi untuk remaja) serta tahun 2022: Anakku Investasi Masa Depanku, Sehimpun Tulisan tentang Parenting. Selain buku solo, ia juga sudah mengumpulkan beberapa buku antologi dari berbagai komunitas dan pelatihan.
IG: sumintarsih_24
Email: sumintarsihpurwokerto@gmail.com
WA: 085540261198