Selasa, 26 Desember 2023

Yakin Mati Duluan?


Pulang kerja Ratih tiba-tiba bicara panjang lebar tiada henti di depan suaminya, Danu. Entah dapat bisikan dari mana. Ia mengatakan sudah mempunyai kulkas, motor, mobil, bufet mewah, alat olahraga yang kekinian, bahkan rumah megah. Uang suami dan uangnya sendiri ia belanjakan untuk melengkapi rumah tangganya.

Danu yang mendengarkan hanya terdiam dalam penasarannya. Ratih kembali berbicara bahwa ia tidak akan belanja barang-barang mewah lagi, bahkan perhiasan emas yang selama ini menjadi barang favoritnya. Danu heran kemudian tak kuasa menahan pertanyaan mengapa. Dengan lantang Ratih menjawab, "Saya tidak mau barang-barang mewahku kelak kalau aku mati akan jatuh ke tangan istri kedua." 

Sejak kemudian Danu ngopi sore ditemani Ratih duduk di teras seraya berucap, "Yakin kamu yang mati duluan? Kalau yang mati aku dulu bagaimana, Mah?" 

Purwokerto, 27 Desember 2023

Minggu, 24 Desember 2023

Papan Literasi Tingkatkan Minat Baca

(Ibunda Arsyil menerima laporan literasi saat mengambil rapor)

Bagaimana membiasakan siswa agar senang membaca?
Pertanyaan ini sering kami ajukan beberapa tahun lalu. Hal ini mengingat sedikit siswa yang memegang buku pada jam-jam senggang mereka, saat menunggu penjemputan, apalagi dari jumlah kunjungan perpustakaan. Bahkan ketika siswa ditanya di dalam kelas, persentase membaca buku sangatlah sedikit.

Namun, kini sudah menjadi pemandangan umum banyak siswa asyik membaca buku, terutama siswa putri. Saat penjemputan siswa, beberapa anak tampak sedang membaca novel. Ketika menunggu pergantian jam pelajaran, meskipun hanya sebentar mereka membaca buku. Apalagi pada jam pagi berkah. Kegiatan  pagi sebelum mulai pelajaran, siswa sempat membaca buku selain salat duha, tadarus, dan zikir pagi. Lain halnya pada jam istirahat. Karena jam istirahat pertama hanya 15 menit, istirahat kedua 60 menit untuk makan siang dan salat duhur berjamaah. Semua siswa memanfaatkan untuk jajan dan makan. Hanya siswa yang memiliki minat tinggi untuk menyempatkan berkunjung ke perpustakaan, terlebih yang kelasnya di lantai 3 dan 4.

Dua tahun ini kami menjalankan pantauan membaca buku dengan memasang papan literasi di setiap kelas. Secara pengadaan dan teknis operasional dipegang oleh guru bahasa Indonesia kemudian pemotivasian harian oleh wali kelas dibantu pengurus literasi kelas. Kami menyiapkan papan sterofoam dan jarum kemudian mengarahkan pengurus literasi untuk menyiapkan kertas-kertas  kecil berukuran 6 x 8 cm. Selesai membaca satu judul buku, siswa akan melaporkan di kertas kecil berwarna putih. Mereka menuliskan judul buku, penulis, penerbit, dan sinopsis singkat. Buku kedua di kertas warna kuning, selanjutnya  warna pink, hijau, dan biru. Sesudah 5 judul buku yang dibaca, pengurus  literasi akan menempelkan pada selembar kertas HVS putih.

Lima judul buku itu harus terdiri dari fiksi dan nonfiksi, tidak boleh fiksi semua dan  komik hanya boleh satu judul. Alhamdulillah dari kelima judul itu siswa bisa diarahkan untuk menentukan buku, misalnya novel 2 judul, biografi, buku motivasi, dan komik islami.
Siswa yang senang membaca akan dengan mudah memenuhi target minimal 1 semester 4 buku. Dia akan lari cepat meninggalkan teman-temannya karena sebenarnya tanpa pantauan pun dia sudah senang membaca. Namun, bagi siswa yang memang tidak minat membaca, dia hanya memenuhi standar minimal, atau 5 judul supaya tuntas 1 putaran. 

Menurut  pengakuan beberapa siswa, yang awalnya tidak suka membaca buku, pantauan membaca buku ini sangat memotivasi mereka. Semangat teman-teman di kelas dalam membaca buku bisa menular ke yang lain. Arsyil, siswa kelas 7G bahkan menyelesaikan 23 judul buku. Ainun dan Kayla Alveera kelas 7B menuntaskan 20 judul buku.

Untuk mendekatkan siswa dengan buku, dalam lomba-lomba bulan bahasa Oktober lalu, salah satu yang dilombakan adalah Pojok Baca. Siswa membuat perpustakaan kecil di dalam kelas dengan koleksi buku swadaya siswa tiap kelas. Siswa  meminjamkan bukunya 1 sampai 4 judul untuk dipajang di Pojok Baca. Dengan demikian, siswa akan mudah meraih buku dalam setiap waktu. 

Alhamdulillah, sekolah menganggarkan untuk reward literasi. Per bulan ada reward literasi yang dikolala oleh tim guru bahasa Indonesia. Per kelas dipilih satu siswa sebagai penerima reward dari berbagai kegiatan literasi, salah satunya pemblbaca buku terbanyak. Lomba Pojok Baca digelar setiap ada lomba Bulan Bahas dipilih kelas terbaik Pojok Baca per level.

Salah satu untuk  memotivasi, juga diadakannya pembagian doorprize berupa buku karya warga sekolah dalam berbagai kegiatan siswa. Biasanya kegiatan general dengan tujuan memberikan dukungan siswa agar gemar membaca dan menulis.

Pada akhir semester 1 ini laporan literasi yang berupa kertas HVS berisi 5 kertas warna-warni itu diserahkan bersamaan raport kepada orang tua siswa. Wali kelas memberikan apresiasi kepada siswa yang sudah bisa membaca buku minimal 4 judul. Bagi yang belum, orang tua diajak untuk bekerja sama memotivasi anaknya agar lebih semangat membaca buku.

Seperti yang kita ketahui bahwa membaca buku memiliki banyak manfaat. Namun, yang kami tekankan kepada orang tua adalah agar siswa memiliki ketahanan di dalam membaca. Ketika dia mau sabar membaca buku, insya Allah membaca buku pelajaran atau duduk belajar mapel apapun akan bertahan lebih lama. Dengan demikian, siswa akan memiliki tanggung jawab dalam memanfaatkan waktunya mengingat godaan lebih besar untuk memegang hp.

Semoga bermanfaat. Salam Literasi.

Purwokerto, 26 Desember 2023

Foto-foto selengkapnya di sini

Kamis, 21 Desember 2023

Berwisata ke Pasar


Tempat yang paling dicintai Allah adalah masjid dan tempat yang paling dibenci Allah adalah pasar". (HR Muslim)

Apakah Bapak Ibu pernah mendengar hadis tersebut?

Masjid adalah tempat terbaik yang dicintai  Allah karena memang jelas bahwa masjid adalah rumah Allah yang harus dijaga bukan hanya kebersihannya, tetapi juga dijaga kemanfaatannya. Kita datang ke masjid adalah untuk beribadah kepada Allah atau untuk kegiatan lainnya yang bermanfaat. Di sinilah dikatakan bahwa masjid adalah tempat orang-orang yang bersih karena ingin beribadah kepada Allah.

Sedangkan pasar dikatakan tempat yang paling buruk dan dibenci Allah karena di dalam pasar sering terdapat praktik kecurangan dan tempatnya orang-orang gibah. Pasar yang dimaksud khususnya pasar tradisional. Para penjual yang belum memiliki iman kuat akan dengan mudah mencari cara untuk curang dalam menimbang. Tentu saja karena mereka berharap agar mendapatkan keuntungan yang lebih.

Di pasar juga banyak orang gibah karena mereka saling bertetangga antarpenjual. Mereka sudah akrab sering bercanda, bergurau, dan berbagi cerita. Tanpa disadari kadang mereka pun menceritakan keburukan orang.

Namun seiring perkembangan zaman,  banyak orang yang sudah belajar Islam sehingga paham bahayanya gibah.  Semoga saja sudah berkurang praktik gibah bagi umat Islam, khususnya di pasar. Demikian juga praktik mencurangi takaran atau perbuatan tidak jujur lainnya. 

Oya, di pasar juga banyak praktik riba, khususnya bagi orang yang terdesak kebutuhan. Biasanya mereka akan mencari pinjaman yang praktis ke bank plecit. Kapan perlu, uang langsung datang dan membayarnya harian. Mereka berpikir berdagang setiap hari akan mendapatkan uang sehingga mudah membayar utang harian. Padahal, bunganya tinggi bisa beranak pula.

Masalah pasar tradisional itu jorok dan kotor, ini hal yang tidak bisa terelakkan. Namun, sekarang sudah banyak pasar yang dikelola lebih bagus sehingga tidak terlalu banyak sampah. 

Nah, seberapa penting pasar tradisional buat kita? Apabila ditanya orang: apa tempat favoritmu? Saya akan menjawab pasar. Pasar adalah tempat refreshing bagi saya, dekat dan murah. Alasan lain? Di pasar saya menemukan semangat dari para penjual maupun para pembeli. Mereka berlomba-lomba mengumpulkan rezeki dan berbagi rezeki. Bahkan, banyak yang ke pasar sejak dini hari.

Pernah saya belanja setelah subuh, ketika saya mencari keberadaan penjual, terdengar jawaban, "Penjualnya sedang salat." Rasanya lega dan adem. Bagaimana tidak? Kebanyakan orang akan berpikir sayang sekali bila harus meninggalkan lapaknya. Atau kadang melihat mbah-mbah yang masih semangat berjualan. Memang beberapa orang yang sudah tua memilih tetap beraktivitas, kadang dengan alasan supaya tidak merepotkan anak cucu. Atau, daripada nganggur di rumah. 

Kalau pemandangan di video berikut ini bagaimana? Apakah cukup menghibur? Bagi saya ini sangat menyejukkan. Di tengah masyarakat Jawa yang sudah melupakan bahasa Jawa, mbak penjual sayur di Pasar Karanglewas ini masih setia dengan bahasa Jawa, bahkan saat berhitung. Hal yang sulit bagi kebanyakan orang.

Yang penasaran, simak video berikut atau mampir ke Pasar Karanglewas.

Purwokerto, 22 Desember 2023

Rabu, 13 Desember 2023

Berkah dari Sebuah Kemalasan


Salah satu kemalasan saya adalah menghapus chat atau membersihkan hp dari sampah-sampah yang membuat memori penuh. Mengapa saya malas? Entah mengapa, biasanya ketika saya baru saja menghapus beberapa hal, setelah itu pasti saya mencarinya sehingga sering terucap, "Yah, baru saja kemarin saya hapus!" Akhirnya, saya ragu-ragu ketika mau membersihkan hp. Kalaupun membersihkan pasti saya pilih-pilih.

Nah, berkah yang saya dapatkan dari rasa malas ini adalah ketika saya berusaha melengkapi dokumentasi dalam buku ke-6 yang berjudul _Bergerak dan Menggerakkan._ Karena buku itu bersifat memoar,  semua tentang cerita nyata sepak terjang saya dalam berliterasi,  foto-foto bukti kegiatan perlu saya sertakan.

Salah satunya adalah dialog saya dalam chat seputar persiapan menulis buku atau kalimat-kalimat motivasi antarteman. Bahkan,  chat tahun 2017 masih tersimpan dan Alhamdulillah dapat saya manfaatkan. Berikut chat dengan Bu Uswatun Hasanah dari Banjarnegara setelah mengikuti Sagusabu Media Guru.
chat dengan Bu Usraton tahun 2017

Karena saking sayangnya dengan isi hp, ketika cepat penuh, saya beralasan itu untuk meminta hp baru yang lebih besar memorinya. Sebenarnya saya jarang membeli hp karena saya  lebih sering memakai hp bekas milik anak. Anaklah yang membeli hp baru. 

Rasa malas yang pantas atau tidak pantas ditiru? Sepertinya tidak pantas. Yang lebih penting dan pantas adalah segera siapkan buku solo terbaru untuk Kopdar 3 RVL.
Yuk...yuk...!

Purwokerto, 14 Desember 2023

Sensasi Bedah Buku



Peringatan dari founder RVL kepada seluruh anggota 

Tidak semua penulis mendapatkan kesempatan bukunya dibedah. Ketika kita menulis buku kemudian buku kita dibedah atau didiskusikan, kita akan mendapatkan pemahaman baru menurut kacamata orang lain. Selama ini penulis mendapatkan masukan hanya sekilas, itu pun kalau kita minta pendapat kepada orang yang membaca buku kita. Namun, dengan bedah buku penulis akan mendapatkan masukan yang lebih banyak dan mendalam.
Moderator, Bu Pudji, sedang membuka acara

Penulis akan mendapatkan apresiasi dan banyak masukan tentang kekurangan dari buku yang diterbitkan. Mengapa? Hal ini karena pembedah atau pengulas pastinya mempersiapkan materi dan referensi yang lebih banyak untuk mengupas buku kita. 

Melalui bedah buku  seperti kemarin malam bersama RVL,  saya mendapatkan banyak masukan dari  Pak Makhrus, seorang guru, penulis, dan motivator dari Sidoarjo. Banyak ilmu yang saya dapatkan dan sangat bermanfaat pula bagi peserta lain yang masih belajar menulis buku agar bisa menerbitkan bukunya dengan lebih baik.

Apalagi bila kita menulis hanya kejar tayang maka akan terdapat banyak kekurangan. Seperti saya yang dalam waktu singkat menerbitkan buku Bergerak dan Menggerakkan itu untuk ikut Kopdar 2 RVL, Juni 2023. Berdasarkan  masukan dari pengulas buku,  saya akan berusaha melengkapi kekurangan dari buku tersebut untuk cetakan selanjutnya. Demikian juga untuk penulisan buku selanjutnya.

Sebenarnya banyak ilmu pula saya dapatkan dari bedah buku saya yang ke-5 berjudul Anakku Investasi  Masa Depanku, sehimpun tulisan tentang parenting. Pak Khoiri langsung yang mengupas buku saya, tepat sebelum Kopdar 1 RVL. Namun, kekurangan masih saya lakukan dalam buku keenam. Hal ini tidak lain dan tidak bukan karena keterbatasan waktu dan kurang matang dalam perencanaan. Salah satunya sambutan Kepala Sekolah yang harusnya saya mintakan, tetapi tidak saya lakukan, apalagi sambutan Kepala Dinas Pendidikan. 

Bersyukur kita di RVL bisa mendapatkan kesempatan untuk dikupas bukunya, merasakan sensasi dag dig dug buku karyanya dibahas di hadapan peserta lain. Menurut  Pak Khoiri, syarat untuk bedah buku adalah 1)snggota 'tetap' RVL, 2)buku mandiri, bukan antologi, 3)ada pembedahnya, baik dari RVL maupun luar RVL, 4)siap berbagi ilmu/kisah tentang penulisan buku tersebut, dan 5)siap menerima kritik dan saran.

Bersyukur pula kita mendapatkan ilmu dan arahan dari pembedah, terlebih dari founder RVL, Pak Khoiri. Selebihnya, dapat belajar di forum unjuk karya dan diskusi yang tidak pernah tutup yaitu di grup WA. RVL bertekat untuk Terus Bergerak, Berliterasi Membangun Negeri.

Oya, terima kasih, sore tadi Pak Khoiri sudah mengingatkan, "SOS, Sopo Ora Sibuk. Ayo, nulis,  iki wis akhir tahun!"

Salam Literasi
Sampai jumpa di Kopdar 3 tahun 2024 di Malang

Purwokerto, 13 Desember 2023

Minggu, 10 Desember 2023

Sumpah Beruang di Banyumas

Siswa melihat pembuatan paving dari sampah plastik

Salah satu kegiatan kelas 7 beberapa hari lalu adalah kegiatan P5 (Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila) dengan tema Sampahku Tanggung Jawabku. Tahap 1 perkenalan tentang mengenali dan membangun kesadaran siswa tentang isu gaya hidup berkelanjutan, khususnya terhadap sampah dan masalah yang ditimbulkan. 

Pada tahap yang kedua yaitu kontekstualisasi. Dalam tahap ini siswa diajak ke tempat pengelolaan akhir sampah terpadu berbasis teknologi dan edukasi TPA BLE Banyumas. Siswa melihat langsung proses pengelolaan sampah mulai dari turunnya sampah dari truk kemudian dipilah-pilah dengan mesin besar lalu proses pengolahan selanjutnya. Dengan program Sumpah Beruang (Sulap Sampah Berubah Menjadi Uang), sampah plastik menjadi paving block, bahkan menjadi bahan bakar pengganti batu bara dikirim ke industri Cilacap. Adapun sampah organik menjadi magot untuk pakan ternak. 

Dengan aroma sampah yang sangat menyengat, para siswa berusaha bertahan mendengar penjelasan pemandu kemudian mengerjakan kertas kerja. Saat kami berlima, para guru pendamping berpamitan, Kepala TPA BLE, Pak Edi, sempat menceritakan bahwa salah satu industri yang sudah pesan adalah pabrik semen Bima, bahkan beberapa waktu ke depan akan kekurangan sampah plastik. Spontan kami pun menjawab, "Jadi, apakah kami batal mengajak siswa kampanye mengurangi sampah plastik nih, Pak?"

Purwokerto, 11 Desember 2023

Gambaran TPA BLE Banyumas:
https://youtu.be/GH5rxDnZz64?si=UmrvV9cuVeBgH2P-

Kamis, 07 Desember 2023

Bertukar Kelas dalam KBM

Asyiknya hidup bertetangga.
Apa yang terlintas dengan pernyataan tersebut? Tentu kita beranggapan bahwa sesama tetangga saling menghormati dan menghargai itu sangat perlu karena bermanfaat. Hal berlaku dalam kehidupan bermasyarakat. Demikian halnya di sekolah bahwa antarkelas itu ibarat tetangga maka sepatutnyalah saling menghargai dan menghormati.

Ada cerita seperti ini di sekolah saya. 
Setiap tahun biasanya ada siswa yang cedera kakinya entah karena cedera saat olahraga atau kecelakaan. Semester lalu ada siswa perempuan yang tertabrak motor saat menyebrang mau masuk ke gerbang sekolah. Ada pula siswa laki-laki yang cedera kaki saat main bola. Hal-hal seperti ini membuat kegiatan belajar mehgajar tidak bisa berlangsung normal karena siswa yang kakinya cedera tidak mungkin naik tangga sampai lantai 2 atau 3 bahkan 4.  

Supaya siswa yang sedang cedera tetap bisa mengikuti pembelajaran, diadakanlah geser kelas. Tepatnya  pindah kelas dari yang lantai atas ke bawah.  Menghadapi situasi seperti ini tentulah tidak ada kata lain selain menerima. 

Saling membantu dan meringankan beban siswa lain karena suatu saat bisa jadi gantian kelas kita, walaupun terkadang beberapa siswa merasa harus mengalah. Terutama yang sering harus pindah kelas adalah yang di lantai 1. Penyesuian bagi guru-guru pun terjadi. Terkadang lupa bahwa ia pun harus mengajar di beda lantai. Misal guru level 7 biasanya mengajar di lantai 1, harus ikut pindah juga mengajar di lantai 3 atau 4. 

Bila memerlukan waktu lebih lama, tidak cukup 1 pekan, sebagai solusinya pindah kelas bergantian. Karena di bawah ada 3 kelas putra, tiap kelas mendapatkan giliran 1 pekan pindah lantai atas supaya adil dan rata.

Kejadian yang paling akhir adalah beberapa waktu lalu ada 2 siswa putra dengan cedera 1 kaki kanan dan 1 kaki kiri, bahkan keduanya dari kelas yang sama, 9F. Mereka mengalami cedera saat berolahraga. Bertukar kelas pun terjadi lagi.

Dari peristiwa ini, para siswa diajak praktik langsung saling menghargai dalam hidup bertetangga.

Purwokerto, 7 Desember 2023

Kamis, 30 November 2023

Tinggal Leb, Batal


Ibarat makanan, tinggal leb, kok batal?
Ah, mungkin kalimat ini yang bisa menggambarkan kreatifnya salah satu murid di sekolahku. Siapa yang tidak heran? Sedemikian rupa panitia telah menyiapkan acara motivation day untuk kelas 7 putra dan putri secara terpisah. Salah satu daya tariknya dengan memberikan door prize buku karya warga sekolah. Kali ini buku-buku karya siswa dan alumni yang aku siapkan. 
buku-buku door prize 

Seperti biasa, naluriku jualan buku sebagai koordinator literasi tidak bisa hilang, Jadi, ya memang harus aku upayakan agar buku-buku itu sampai ke tangan pembaca. Saat persiapan kegiatan ini, aku langsung usul kepada ketua panitia agar doorprize untuk peserta berupa buku. Alhamdulillah diterima dan aku dipesan agar menyiapkan buku 10 judul. Semuanya dibayar oleh panitia lima ratus ribu rupiah. 

Acara berjalan lancar dan tampak beberapa wajah sumringah memegang buku. Apalagi, mereka baru saja berebut menjawab atau mengajukan pertanyaan. Namun, aku dibuat heran saat melihat  ada 1 anak memegang buku doorprize padahal dia tadi tidak maju. “Iya, ini saya beli dari Rizqi, dia jual bukunya 20 ribu,” jawab Bilal. Ya Allah, memang mengajak anak membaca buku tidak semudah mengajak makan cokelat atau permen. Ibarat makanan, tinggal leb, kok batal? Namun, jadi rezekinya Bilal bisa beli buku murah.

Purwokerto, 1 Desember 2023

Iqbal memegang buku barunya


Minggu, 26 November 2023

Misteri Dompet Hitam

“Apa, Mbak? Dompet? Bagaimana kejadiannya?"
Nada bicara suamiku lewat hp nya kok terdengar tegang. Belum juga nasi di piring kami habis, apalagi sebentar lagi azan isa. 

Rupanya mbakku yang dari Wates yang tadi siang sampai sore berkunjung ke Purwokerto, sedang tertimpa musibah. Mereka semobil, mas, mbak, dan adikku serta para ipar mengunjungiku. Saat kembali, mereka mampir di Alfamart Sokaraja dengan jarak dari rumahku sekitar 20 menit. Pas membeli martabak, mbakku memasukkan dompet ke dalam tas, rupanya meleset. Alhamdulillah 20 menit kemudian, sampai Buntu tersadar bahwa dompetnya tidak ada.

Tanpa panjang kata, suami mengeluarkan motor segera meluncur mencari jejak dompet itu. Dompet hitam milik mbakku berisi kartu-kartu ATM dan tanda pengenal seperti pada umumnya isi dompet. Uang tidak banyak karena sebagian dimasukkan ke dalam tempat lain, seperti ada feeling dari awal.

Aku dan seisi mobil tentu mengeluarkan aneka lafaz doa membantu ikhtiar suamiku menemukan kembali dompet itu. Benar saja, pas menghentikan motor, penjual martabak sedang memegang dompet dan istrinya sedang membaca KTP. 

“Kulon Progo, oh, ini pembeli tadi Pak, yang katanya dari Purwokerto."
“Itu punya mbak saya,” teriak suamiku.
“Njenengan yang dari GSM (Griya Satria Mandalatama)?” tanya penjual martabak.
“Nggih, Pak. Saya adik iparnya,” jelas suamiku dilanjutkan ngobrol agak santai setelah video call dengan mbakku.

Misteri dompet hitam terjawab sudah. Suamiku hanya 5 menit sampai di TKP, dia sendiri seperti tidak percaya. Dari waktu dompet jatuh rupanya tidak ada orang lain yang melihat dompet itu. Seperti menunggu kehadiran suamiku. Semua kuasa Allah. Dompet pun kami poskan. 
Sungguh ada manfaatnya ketika kita jajan sambil ngobrol dengan penjualnya.

Purwokerto, 27 November 2023

Sabtu, 25 November 2023

2 Undangan Menjadi Narasumber dalam 1 Bulan

 

(Pembagian hadiah untuk peserta SD yang aktif)

Menjadi trainer untuk calon guru baru sudah biasa saya lakukan, khususnya di lingkungan perguruan Al Irsyad Purwokerto. Penambahan rombongan belajar pada tiap unit dari Kelompok Bermain  TK  sampai SMA, bahkan dibuka unit baru yaitu MA menyebabnya perekrutan guru baru dilakukan setiap tahun. Kadang juga  ada 1-2 guru yang mengundurkan diri.


Namun, menjadi trainer kepenulisan, selama ini saya masih terbatas di lingkungan Al Irsyad Purwokerto. Sejak tercantum sebagai anggota RVL (Rumah Virus Literasi), peluang keluar dari kandang mulai terbuka. Semua ini gara-gara Bu Mila, anggota RVL yang mengajar di SMA N I Paguyangan. Ini undangan keluar perdana untuk mengisi pelatihan menulis, yaitu di SMA N I Paguyangan. Bu Mila mau mengundang dari Surabaya atau Surakarta, katanya terlalu jauh. Jadilah saya yang mendapatkan undangan itu. Tapi tidak mengapa, sudah menjadi rezeki saya untuk menularkan virus literasi.


Lebih mengherankan lagi, tawaran mengisi di sekolahnya Bu Mila ini bertepatan dengan persiapan saya berangkat umrah. Tepatnya H-4. Tanggal 31 Oktober 2023 saya berangkat, Bu Mila memberi alternatif waktu antara 25 – 27  Oktober. Bimbang untuk mengiyakan atau tidak, akhirnya bismillah, sy menyanggupi dengan pertimbangan bahwa kesempatan belum tentu datang untuk kedua kalinya.

Alhamdulillah penyampaian materi lancar dan peserta yang kelas 11 dan 12 SMA ini sangat antusias. Jumlah mereka hampir 100 orang. Sambutan dari tuan rumah juga sangat membahagiakan. Kehadiran saya menambah tugas bagi Bu Mila untuk mengawal penerbitan buku antologi cerpen para peserta. Kabarnya naskah sudah mulai terkumpul.

 

(Memperkenalkan RVL lewat flyer)

Sebulan kemudian, pagi ini, Sabtu, 25 November 2023 bertepatan dengan Hari Guru, saya diundang untuk mengisi materi kepenulisan juga di SD Al Irsyad Al Islamiyyah 02 Purwokerto. Ya, di rumah sendiri. Pertama masuk Al Irsyad saya ditugaskan di SD ini selama 4 bulan kemudian dipindah ke SMP, sesuai lamaran yang saya ajukan, sebagai guru SMP.     

 

(Foto bersama selesai materi)

Alhamdulillah peserta yang berjumlah 150-an murid kelas 4 SD ini antusias dari awal hingga akhir. Acara dilanjutkan praktik menulis teks narasi bersama wali kelasnya masing-masing.

 

Ini rezeki berkah umrah.  Menjadi narasumber pada 4 hari sebelum berangkat dan 7 hari setelah pulang umrah.


Purwokerto, 25 November 2023

Senin, 30 Oktober 2023

Warisan Samangat dari Wali Kelas

Bagaimana perasaan Ibu Bapak Guru bila anak didiknya tidak menang dalam lomba? Tentu sedih, kan? Dalam lomba apa pun, kita selalu berusaha memberikan dukungan dan doa agar anak-anak didik kita menang. Itulah mengapa ketika guru lain pulang sekolah, wali kelas rela menunda karena menemani anak didiknya latihan, terutama di tingkat SD atau SMP level bawah, lebih khusus lagi kelas putra. 

Meskipun hanya lomba antarkelas, wali kelas pastinya memotivasi anak didiknya agar menang. Bukan hanya mencari gengsi dan hadiah, tetapi lebih dari itu. Setiap wali kelas ibarat petani yang menggarap sawah ladangnya selalu menginginkan hasil panen yang melimpah. 

Wali kelas adalah pemilik barisan garda terdepan dalam mencetak karakter anak didik. Apalagi di sekolah tempat saya mengajar, wali kelas bahkan berkantor di dalam kelas supaya bisa memantau perkembangan anak didiknya. Mereka bisa mengamati setiap saat, terutama bila sedang tidak mengajar di kelas lain. 

Nah, urusan lomba, wali kelas kudu menanamkan semangat berkompetisi dan semangat mengembangkan kreativitas. Keterampilan wali kelas di dalam menemukan peluang kemenangan dan menggali bakat anak didik sangat menentukan. Semangat, kerja keras, dan sungguh-sungguh, hal inilah yang bakal diwariskan oleh wali kelas. Bila kemenangan diraih, tentu seisi kelas merasakan kebahagiaan itu,  termasuk orang tua siswa. Apalagi, bila piagam dan amplop itu dipajang menghiasi kelas, menjadi penyemangat tersendiri bagi penghuni kelas. 
Dalam festival bulan bahasa SMP Al Irsyad Purwokerto, tanggal 10 Oktober lalu, yang diisi dengan 8 cabang lomba, kelas saya menyabet kejuaraan pada seluruh cabang, tanpa sisa. Ini artinya tidak ada lomba yang kalah. Semua anak bahagia dan sangat bersyukur menjadi pemenang dari lomba antar 5 kelas level 7 putra ini. Mereka mendapatkan juara 1 atau 2 karena tiap cabang hanya diambil 2 kejuaraan. 

Hal yang menarik bahwa dari 24 anak didik, 7 anak pada H-1 sakit. Beberapa anak malah 3 hari sebelumnya absen. Ini berarti mereka tidak bisa latihan di depan wali kelas atau asisten wali kelas. Namun, kami tidak kurang akal, mereka bisa latihan di rumah dengan mengirimkan video. Danish lomba mendongeng dan Taqi lomba pidato. Saya memberikan sedikit evaluasi dan arahan perbaikan. Karena tanggung jawab mereka dan orang tua mengizinkan serta sudah lebih sehat, hari H perlombaan mereka datang. Hasilnya, keduanya juara 1, Alhamdulillah. 

Yang lebih menarik lagi, 3 anak peserta lomba spelling bee, ketiganya habis sakit dan 2 anak hanya datang pas jam lomba kemudian pulang lagi. Alhamdulillah juara 2. Total kejuaraan 5 cabang juara 1 dan  3 cabang juara 2.

Berikut hasil kejuaraan kelas 7G:
1. Musikalisasi puisi juara 2: Dhanu, Nadhief, Barra, Nabil, Eras. 
2. Mendongeng juara 1: Danish
3. Pidato juara 1: Taqiyuddin
4. Memperkenalkan makanan khas Banyumas juara 2: Hanif
5. Pacelathon (dialog bahasa Jawa) juara 1: Joni, Razka
6. Spelling bee juara 2: Akbar, Evo, Rafiif F. 
7. Kuis Bahasa Arab juara 1: Arsyil
8. Pojok Baca juara 1: petugas Evo, Prana, Hanif

Alhamdulillah, terima kasih anak-anak saleh yang hebat 7G.

Purwokerto, 31 Oktober 2023

Rabu, 25 Oktober 2023

Obral Alat Masak (pentigraf)


Satu hal yang disukai Rani terhadap Satria adalah kegiatan jalan-jalan di akhir pekan. Minimal sekali dalam sebulan. Sambil menggendong buah hatinya yang baru 7 bulan itu mereka menikmati kebersamaan dan menikmati hasil jerih payah Satria dalam sebulan. Meskipun hanya karyawan swasta, refreshing di mall menjadi salah satu cara mereka menghibur diri. 

Seperti sore itu. Setelah gajian, Satria segera mengajak Rani jalan-jalan. Tujuan utama cuci mata dan cari kudapan, entah bakso, seblak, atau kebab. Ya, itu yang tidak ada di warung tetangganya. Kalau belanja sembako, mereka lebih sering belanja di warung tetangganya. 

Saat melewati tangga menuju lantai satu, Rani merasakan dekapan tangan kiri Satria yang begitu kuat hangat. Bahkan, wajah mereka dekat sekali dengan obrolan ringan. Tepat selangkah lagi di pintu keluar, Rani memutarkan kepalanya 150 derajat ke kiri. Tulisan besar "Obral hingga 80% alat masak". Bersamaan Satria makin kuat memeluk Rani dengan langkah makin cepat pula, suara Rani juga meninggi, " Mas, obral besar-besaran!"

Purwokerto, 26 Oktober 2023

Minggu, 22 Oktober 2023

Sampah yang Mengakrabkan Warga


Setahun lalu PKK di perumahan tempat saya tinggal merintis pengumpulan sampah. Sampah basah atau sisa-sisa makanan, sayuran, dan kulit buah dikumpulkan dalam ember kemudian akan diambil oleh orang yang mengelola sampah organik tersebut. Bagaimana kesan pertama dan tanggapan ibu-ibu PKK? Tentu merasa ragu, dong. Termasuk saya. Bayangkan, kita menenteng seplastik sampah rumah tangga yang basah atau mungkin bau bahkan busuk kemudian _ditumplek,_ dimasukkan ke ember. 

Namun, karena Ibu Ketua PKK yang istrinya Pak RT sangat gigih, niat pengumpulan sampah dijalankan dengan memanfaatkan aplikasi Salinmas, Sampah Online Banyumas. Sehari atau dua hari sekali kami membuang sampah basah di pojokan salah satu gang. Kadang membuangnya dengan sedikit menutup mata dan menahan napas. Kalau sedang apes, magot-magot sudah bermunculan karena sekali dua kali petugas absen mengambil. Eh, ternyata dari 9 RT yang paling produktif menghasilkan sampah adalah RT 5, iya, RT tempat saya.

sampah basah sudah menjadi duit

Beberapa waktu kemudian, sampah anorganik pun mulai kami kumpulkan di salah satu rumah warga. Meskipun belum sanggup membentuk bank sampah, para ibu gotong-royong mengumpulkannya. Tidak aneh bila selepas kegiatan arisan, gelas-gelas plastik bekas minuman langsung dikumpulkan. Bahkan, setiap Ahad, pengurus Dasa Wisma berkeliling mengambil sampah anorganik. Mengapa? Karena kadang para ibu sibuk sehingga tidak sempat mengirimkan sampah kertas-kertas, botol bekas, dan kardus itu.



Apa yang diperoleh dari kegiatan ini? Alhamdulillah bak sampah di depan setiap rumah jadi lebih bersih, kering, dan tidak bau juga tidak menjadi sasaran kucing. Bonusnya adalah terkumpulnya uang untuk kas PKK. Sampah basah dihargai seratus rupiah per kilogram, kini sudah delapan ratus ribuan.  Adapun dari sampah anorganik yang diambil pembeli sebulan sekali, uang lebih cepat terkumpul dan kini sudah menghasilkan satu juta lebih.  

Kegiatan pengumpulan sampah ini ternyata bisa menambah keakraban antarwarga. Sebulan sekali arisan PKK Dawis, pengurus melaporkan perolehan uangnya. Bahkan, sudah direncanakan uang akan dipakai untuk membuat seragam kaus.

Untuk hal ini, dalam hati kami berucap, "Maaf para pemulung, semoga kalian mendapatkan ganti rezeki yang lain." Amin.... 

Sabtu, 14 Oktober 2023

Sepekan Dua Hajatan


Seperti bulan Oktober tahun-tahun sebelumnya, Oktober tahun ini sekolah kembali menggelar hajatan Lomba Bahasa dalam rangka meramaikan Bulan Bahasa. Awalnya hanya lomba bahasa Indonesia, lama-lama menjadi lomba semua bahasa, yaitu bahasa Indonesia, Jawa, Arab, dan Inggris. 
Lomba bahasa tahun ini adalah pelaksanaan pertama setelah pandemi covid. Meskipun pembelajaran jarak jauh, waktu pandemi covid, lomba bahasa dilaksanakan secara daring. Adapun lomba-lomba tahun ini meliputi: bahasa Indonesia ada lomba pidato, mendongeng, meusikalisasi puisi, dan presentasi makanan khas Banyumas. Lomba bahasa Jawa diwakili dengan lomba pacelathon, yaitu obrolan berbahasa Jawa. Pada bahasa Arab ada kuis dan bahasa Inggris ada lomba spelling bee. 

Di antara beberapa lomba tersebut, yang lomba berkelompok adalah musikalisasi puisi, pacelathon, spelling bee, dan kuis. Siswa dan wali kelas berkolaborasi  menyiapkan dan memberikan penampilan yang terbaik. 
Festival Bulan Bahasa tahun ini dimeriahkan oleh toko buku Gramedia Purwokerto dalam bentuk seminar kepenulisan dan bazar buku. Seminar dan workshop ini untuk perwakilan siswa, 5-10 anak x 30 kelas dengan narasumber Hana Hanifah, penulis buku best seller Muslimah Keren. 

Belum sepekan habis, hajatan kedua menyusul khusus tim Al Quran, dengan menghadirkan Olimpiade Tahfizul Quran pada Sabtu, 14 Oktober 2023 ini. Peserta kelas 7, 8, dan 9 ditandingkan sesuai capaian hafalan, kategori juz 30, juz 27, 3 juz, 4 juz, dan 5 juz. Acara berlangsung di Masjid Jenderal Soedirman. Turut hadir pula orang tua dari para finalis. 
Peserta menyimak dan antisipasi menyaksikan lomba ini apalagi scir bisa langsung dilihat dinlayar.  Sekian itu, kuis dan doorprize di sela-sela acara menjadi hal yang dinanti-nanti. 
"Acara seperti ini keren, memberikan apresiasi kepada siswa yang telah berusaha keras menghafal Al Quran." Demikian tanggapan Bunda dari salah satu peserta-Aisya Mulia kelas 7E.

Sebelum penutupan, hadiri menyimak hafalan terakhir dari Avicena Iqbal, 15 ayat terakhir surat Al Jasiyah, menandai tuntas sudah ia menghafal Al Quran 30 juz. Insyaallah memotivasi siswa lainnya. Amin. 

Purwokerto, 14 Oktober 2023

Kamis, 12 Oktober 2023

Sang Pembelajar Sejati




Sejak saya mengenal dunia literasi, nama yang satu ini begitu mudah saya jumpai. Di berbagai grup WA komunitas penulis, saya menemukan nama ini lagi, lagi, dan lagi. Ini artinya apa kalau bukan sosok yang satu ini memiliki semangat berliterasi yang sangat tinggi. Bahkan, sekaarang ini beliau anggota sekaligus pengurus RVL (Rumah Virus Literasi), salah satu grup WA yang saya ikuti. Sudah terbayang saya dan Bunda bersilaturahmi lebih dekat. Virus literasnya sangat kentara saya rasakan.

Bunda yang selalu energik ini kelahiran Semarang, 8 April 1961, kini sudah purna tugas. Jabatan terakhir yang diembannya adalah Kepala SMK Tunas Pembangunan 2 Surakarta. Sebelumnya Beliau mengajar di Jakarta hingga tahun 1990. Memasuki masa purna tugas bagi Beliau menjadi semakin leluasa melangkah dalam berkarya. Seperti apa sepak terjangnya dan seiapakah beliau? Yuk, kita menengok sosok Bunda yang satu ini, Sri Sugiastuti, si Ratu Antologi.

Menjadi tim Ulama, Usia Lanjut Masih Aktif, demikian kalimat yang sering diucapkan Bunda, bukan berarti mati gaya atau kehabisan karya. Justru masuk masa purna menjadi kesempatan emas dan semakin merdeka dalam berkarya. Berliterasi semakin leluasa dengan menghasilkan karya dan berbagi ilmu. Jadwal beliau sangat padat dari menjadi pemateri online, offline, menjadi editor, motivator, dan tentu saja menulis. Belum lagi menerima undangan sebagai juri aneka lomba menulis dan berbicara, serta aktivitas di organisasi lainnya, seperti Pengurus PGRI Surakarta, Jawa Tengah.

Bahkan bagi Bunda, kesempatan bersilaturahmi dan menyalurkan hobi travellingnya menjadi semakin leluasa. Termasuk menyalurkan kesibukan mengikuti even-even kepenulisan. Salah satunya kopdar atau kopi darat yang baru saja saya ikuti bersama beliau, Kopdar 2 RVL di Jogjakarta Juni lalu. Hanya berjarak sepekan, Bunda sudah bergabung dengan kopdar komunitas lainnya. Bunda memiliki stamina yang bagus bisa menjalankan kegiatan sepadat ini.

 

Kehadiran Pak Kanjeng, suami Bunda menjadi penguat dan pendorong langkah Bunda. Bahkan, untuk kegiatan keluar kota, tidak jarang Bunda disertai Pak Kanjeng. Tentulah sebuah dukungan yang luar biasa. Terbayang pula kesibukan Bunda di rumah ketika harus berlama-lama di depan laptopnya dan Pak Kanjeng merestuinya.

Urusan silaturahmi, tanyakan kepada Bunda sebagai ahlinya. Dari Sabang sampai Merauke, sudah banyak saudara dan teman yang Beliau kunjungi. Bahkan beberapa waktu sebelum Kopdar 2 RVL, Bunda Kanjeng sudah sempat bertandang ke Makassar, tempat kediaman Bunda Telly atau Bu Deswatia Astuty.

Hal yang membuat saya tersanjung adalah ketika Bunda singgah ke sekolah saya. Bunda Kanjeng itu artisnya literasi, mau-maunya mampir menemui saya saat ada keperluan di Purwokerto. Ya, saya, orang yang baru belajar menulis. Namun, bagi Bunda, silaturahmi adalah hal yang tentu akan selalu diusahakan. Alhamdulillah Allah memudahkan kaki Bunda untuk melangkah di setiap tempat yang Beliau kunjungi.  Di situ ada teman dan sahabat literasi, Beliau akan bersilaturahmi.

Kekaguman yang utama akan sosok Bunda Kanjeng adalah semangat belajarnya yang luar biasa. Beliau sosok pembelajar sejati. Dalam KBBI, pembelajar berarti orang yang mempelajari. Ketika mendapatkan ilmu baru tentang genre menulis, waktu itu tentang Puisi 2.0. Puisi dengan panjang maksimal 20 kata. Kami mendapatkan ilmunya dari Pak Haryanto dalam waktu yang sama di kelas RVL. Saya masih mikir dan timbang-timbang kerena kesulitan menemukan ide apalagi menulis. Bunda langsung mengumpulkan satu demi satu puisi sehingga menjadi naskah satu buku dan langsung terbit.

Bagi Bunda urusan menulis seperti sudah tidak perlu mikir, langsung jadi saja. Sebagai buktinya karya buku solo tidak kurang dari 17 judul. Adapun buku antologi, sudah takterhitung jumlahnya. Apalagi dengan julukan yang disandangnya. Bunda sangat produktif mengorganisasi terbitnya buku antologi bersama teman-teman lain sebagai kuratornya.


Tulisan ini dimuat dalam buku antologi 14 penulis: Teman yang Unik 

Senin, 07 Agustus 2023

SMP Al Irsyad Purwokerto Kembali Luncurkan Buku Pustakawan Remaja


SMP Al Irsyad Purwokerto Kembali Luncurkan Buku Pustakawan Remaja
Pustakawan Remaja putri

Purwokerto (7/8). Senin perdana di SMP Al Irsyad Purwokerto bulan Agustus 2023 ini ditandai dengan peluncuran buku karya pustakawan remaja. Peluncuran buku ini sebagai tanda dimulainya kegiatan literasi sekolah yang akan dilaksanakan dengan kegiatan harian, pesanan, bulanan, dan tahunan. Kegiatan tersebut dikelompokkan dalam kegiatan general, klasikal, dan tingkat level dari level 7, 8, dan 9.

Buku berjudul Bulan yang Dirindukan ini karya Rifka Dzikro Nafilah dan 19 penulis putra putri dari kelas 8 dan 9. Mereka tergabung dalam organisasi Pustakawan Remaja yang membantu   pustakawan sekolah khususnya dalam memperkenalkan perpustakaan kepada siswa siswi lainnya, salah satunya kepada siswa baru dalam rangkaian kegiatan MPLSSB (Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah Siswa Baru) kemarin. 
Menerima sertifikat saat apel pagi

Buku antologi cerpen ini membuktikan bahwa gerakan literasi sekolah terus bergerak mengaktifkan para siswa gemar membaca dan menulis. Buku ini adalah buku karya pustakawan remaja angkatan ketiga dan dua angkatan sebelumnya juga menerbitkan buku antologi cerpen. 
Pustakawan Remaja putra

"Saya merasa senang karena buku karya pustakawan remaja disambut baik oleh sekolah dengan penyerahan sertifikat di hadapan seluruh siswa dan guru," kata Fila, panggilan dari Rifka Dzikro Nafilah. 

Sedangkan Waka Kesiswaan, Ustaz Yanto menanggapi kegiatan peluncuran ini sangat bagus untuk sukses kegiatan literasi sekolah karena memotivasi para siswa agar terus menulis bagi yang sudah mempunyai karya dan yang belum juga ingin menerbitkan buku. 
(Mien)

Kamis, 29 Juni 2023

Buku Cerita Pengalaman sebagai Suvenir Raporan


(Bu Asri, Ketua Komite Kelas mengambil rapor) 

Akhir tahun ajaran di sekolahku selalu diwarnai dengan kesibukan wali kelas berbelanja. Berbelanja apa itu? Suvenir untuk dibagikan kepada selau siswa. Kadang berupa buku tulis, bolpoin, tempat pensil, kemudian berkembang
 ada bantal bergambar semua siswa, tas, tempat minum, bahkan buket jajanan. 

Entah sejak kapan budaya ini terbentuk, tetapi semua senang. Guru yang menyiapkan senang apalagi para siswa yang menerima. Tak jarang suvenir disiapkan beberapa jenis, ada yang untuk semua siswa, ada yang untuk pengurus kelas, atau beberapa anak lain yang berprestasi, seperti tidak pernah absen atau siswa paling rajin piket. Tentu saja ini selain reward prestasi yang sudah diberikan oleh pihak sekolah. Intinya semua anak pasti mendapatkan kenang-kenangan dari wali kelas. 

Benar dari wali kelas? Sebenarnya bukan, wali kelas cuma belanja. Uangnya jelas dari sekolah dan uang itu dari orang tua siswa juga. Jadi pasa siswa aslinya mendapatkan hadiah dari orang tua, hanya lewat wali kelas. Namun, suvenir buku ini berbeda karena digandakan murni dari uang anak-anak. Mereka mempunyai program usaha dana, bukan infak yang diserahkan ke bendahara kelas. 

Nah, kelas 7B ada sesuatu yang berbeda. Saat rapotan, wali kelas ingin memberikan kejutan untuk para siswa dan orang tua. Hal ini dimulai saat liburan lebaran 1444 H lalu. Sebanyak 26 siswa putri aku minta menulis pengalaman berkesan selama di kelas 7B. Supaya cerita bervariasi, ada pendataan tema cerita. Oleh karena itu, para siswa segera memilih. Ada yang akan menulis tentang busnisse day, menang lomba nyanyi 17-an, lomba tari saman,  sampai pada perjuangan khatam Al Quran. 

Saat siswa masuk sekolah pascalebaran, naskah mulai dikirim cukup lewat WA. 
Cerita yang luar biasa, aneka cerita membuat aku terharu dan bangga. Tulisan yang menarik untuk dibagikan dan akan menjadi suvenir yang menarik saat pembagian rapor. 

Menjelang hari pembagian rapor, setelah pengolahan nilai tuntas, naskah cerita pengalaman siswa segera aku tuntaskan. Hanya dalam 3 malam karya mereka menjadi buku dan siap cetak. Judul buku pun spontan diambil dari yel kelas yang selalu diteriakkan tiap pagi, "Semangat Berkreasi Bersama". 

Namanya juga untuk kalangan sendiri, tidak perlu ke penerbit. Buku 81 halaman ini hanya digandakan dengan foto kopi. Untuk kover cukup  diambilkan dari salah satu foto bersama kelas 7B. Bahkan, untuk melengkapi buku kenangan ini, halaman akhir aku tambahkan barkode video-video kegiatan mereka, seperti pas lomba tari saman, outdoor, dan outbond. 


Dengan bangga dan haru, buku karya anak-anak itu aku serahkan kepada orangtua siswa bersamaan buku rapor dan suvenir lainnya pada Jumat, 23 Juni 2023. Secara spontan juga muncul ide untuk membuat spot foto di pojok kelas berlatar piagam dan amplop-amplop reward kejuaraan yang diraih 7B selama 1 tahun. Jadi, selesai mengambil rapor, setiap orangtua wajib foto. 
(Semua ortu foto di pojok kelas) 

Berikut salah satu komentar rekan guru yang sudah membaca buku tersebut. 
Setelah saya baca buku kreasi 7B yang berjudul "Mengkhatamkan Al Qur'an" karya Humaira Nakumi, saya sangat terharu dengan perjuangan nya. Yang awalnya merasa tidak yakin ketika mengkhatamkan Al Qur'an, karna itu sesuatu yang belum pernah ia khatamkan qur'an satu kalipun. Dengan bertekad "aku bisa khatam.. aku yakin bisa.. " perkataan ini yang slalu ia hujamkan dan slalu ingat "bahwa waktu semakin dekat dg akhirnya bln ramadhan" sampai2 iapun rela membawa qur'an kemanapun ia pergi. Sesekali ia baca. Wal akhir dia berhasil mengkhatamkannya. Begitu bahagianya ia, berkat dukungan orangtua dan guru. 

Masya Allah tetaplah Semangat berjuang di jalan Allah untuk mb Humaira. Ingat, usaha tidak akan mengkhianati hasil." (Ustazah Zakiyah) 

(Ustazah Zakiyah, Guru Al Quran) 

Purwokerto, 30 Juni 2023


(Tanggapan Mama Zya, ortu siawa) 

Rabu, 07 Juni 2023

4 Buku Solo Kelas 9

Siang ini aku merampungkan koreksian hasil ujian siswa. Jenuh duduk sehingga terkantuk dan sedikit hilang kesadaran. Tiba-tiba aku dikejutkan seorang anak masuk ruang sambil menyodorkan dua buah buku bersampul putih. 

"Ustazah, ini buku saya," katanya dengan senyum cerah. 
"Alhamdulillah, sudah jadi? Terima kasih, ya." Kuterima bukunya dan kupeluk dia erat sebagai rasa syukur dan terima kasihku. 

Keyza, dialah penulis buku solo berjudul Bakat atau Beruntung? Pada detik-detik akhir menjelang ujian sekolah sebagai penutup kelas 9, ia menuntaskan naskah buku solo. Bersama 6 siswa lainnya, sejak kelas 8 aku kumpulkan dalam grup WA. Mereka bersepakat mau membuat buku. 

Manusia berencana, Allah yang menjawab. Alhamdulillah, selain Keyza, 3 teman lainnya sedang menunggu penerbitan buku solonya juga. Insyaallah pas wisuda besok tanggal 13 Juni, mereka akan wisuda dobel. Wisuda menutup belajar di SMP dan wisuda suah menjadi penulis buku, peluncuran buku karya mereka. 

Beberapa pekan lalu seorang teman tertarik dan mengomentari status WA-ku yang berbunyi:

Mengajak menulis
Buku solo guru sudah
Antologi siswa sudah
Antologi guru, guru dan kepala sekolah sudah
Antologi siswa dan guru sudah
Antologi alumni sudah
Antologi orang tua siswa sudah
Apa lagi ya? 
Saatnya buku solo siswa

Alhamdulillah, Allah berikan kemudahan. 

Purwokerto, 7 Juni 2023

Satu buku lagi, kover buku masih proses

Senin, 01 Mei 2023

Uwad Syawal Al Irsyad Purwokerto di Auditorium UMP

(Panggung megah dengan 2 layar lebar) 

Silaturahmi bulan Syawal 1444 H (Senin, 1 Mei 2023) keluarga besar LPP Al Irsyad AL Islamiyyah Purwokerto tahun ini diselenggarakan di Auditorium  UMP (Universitas Muhammadiyah Purwokerto). Hal ini dilakukan tentu karena daya tampung beberapa tempat yang tahun-tahun sebelumnya dipakai, kini sudah tidak layak lagi. Sambil menunggu acara dimulai, dua layar lebar di atas panggung dihiasi dengan video profil sekolah-sekolah Al Irsyad: Kelompok Bermain, TK, SD, SMP, dan SMA. 

Dengan tema "Perkuat silaturahmi, bangun akhlak islami dan raih ridho ilahi", acara ini menyatukan  400-an SDM bersama keluarganya, istri, suami, dan anak-anak ditambah pengurus yayasan, pengawas, serta biro wanita Al Irsyad Purwokerto. Total peserta tidak kurang dari 800 orang ini dihadiri pula para guru yang sudah purnatugas dan perwakilan komite sekolah. 

Ikrar mewakili SDM disampaikan oleh Kepala SMAIT Al Irsyad Al Islamiyyah Purwokerto, Ustaz Faizul, "Taqabbalallahu minna waminku. Semoga SDM semakin solid dan maju dalam memegang amanah sebagai pendidik di Al Irsyad Purwokerto."

Sambutan dari pimpinan cabang yayasan Al Irsyad oleh Ustaz Said Mukhsin. "Semakin banyak peserta Uwad Syawal semoga menjadi ukuran bahwa Al Irsyad Purwokerto semakin berkembang. Apalagi Al Irsyad Purwokerto menjadi rujukan Al Irsyad se-Indonesia," katanya. 
(Ustaz Syarif) 

Adapun hikmah Syawal disampaikan oleh Ustaz Syarif Baasir. Dalam uraian tauziahnya, Ustaz Syarif mengingatkan bahwa bagaimana kita mendidik anak-anak saat ini adalah wajah Islam masa depan. Sekolah dan keluarga adalah sebagai satu kesatuan, tidak bisa dipisahkan. Maka sekolah dan keluarga adalah sebagai mitra.

Pertama dan utama yg harus dilakukan oleh guru, orang tua, dan pengurus dalam mendidik anak adalah dengan keteladanan, pembiasaan, penyampaian kisah-kisah serta ilmu dan teori yang tepat, arahan dan perhatian, memberikan lingkungan yang islami, juga memberikan hukuman yg mendidik. 
(Berjabatan tangan saling memaafkan) 

Setelah pembacaan doa oleh Ustaz Sofyan, acara diakhiri dengan berjabat tangan dan makan santap siang. Menu idola bersama adalah nasi kebuli dan kambing guling. 
(Mien) 
(santap siang dengan nasi kebuli) 

(Tengah Ustazah Sri Suyati) 

(Ustazah Musyarofah) 

Rabu, 05 April 2023

Pameran Buku Elektronik Fabel Antikorupsi (putra)


Pengantar
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, 
Alhamdulillah, dengan rasa syukur dan bangga kami persembahkan Pameran Digital berupa buku elektronik karya kelas 7 F, G, H, I, dan J (putra) SMP Al Irsyad Al Islamiyyah Purwokerto. Buku fabel proyek bahasa Indonesia ini mengangkat tema antikorupsi dengan subtema kejujuran, kedisiplinan, kepedulian, tanggung jawab, kerja keras, kesederhanaan, kemandirian, dan keberanian. 
Selamat menikmati. Semoga bermanfaat.

(Sumintarsih dan Vitan - guru mapel)

Sambutan Waka Level VII

Kepada siswa dan siswi serta orang tua/wali murid SMP Al Irsyad Purwokerto yang berbahagia,   
Saya merasa bangga atas terselenggaranya *Pameran Digital* yang menghadirkan karya-karya siswa dalam bentuk buku elektronik dan merasa senang bisa melihat langsung hasil karya kreatif dan inovatif dari para siswa.

Pameran ini tentu sangat penting dalam mendukung perkembangan literasi digital dan meningkatkan minat baca pada siswa. Melalui buku elektronik, siswa dapat mengekspresikan ide-ide mereka dengan lebih bebas dan kreatif, serta memberikan inspirasi bagi orang lain.

Karya-karya yang dipamerkan ini membuktikan bahwa para siswa memiliki potensi yang luar biasa dalam menghasilkan karya-karya yang bermakna. Saya berharap pameran ini dapat memberikan pengalaman yang berharga bagi para siswa untuk terus mengembangkan kemampuan mereka di bidang literasi digital.

Terakhir, saya ingin mengucapkan terima kasih kepada asatidzah guru Bahasa Indonesia yang telah membimbing siswa dan berkontribusi dalam kesuksesan acara ini, khususnya kepada para siswa yang telah membuat buku elektronik yang luar biasa ini. Semoga pameran ini dapat memberikan manfaat yang besar bagi semua siswa dan pembaca lainnya.

Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

 Purwokerto, 20 Maret 2023
Mustamim Luthfi, S. Pd. I.


Kelas 7F

Kelas 7G

Kelas 7H

Kelas 7 I

Kelas 7J

Salam Literasi
👆👆👆👆👆

Pameran Buku Elektronik Fabel Antikorupsi


Pengantar
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, 
Alhamdulillah, dengan rasa syukur dan bangga kami persembahkan *Pameran Digital* berupa buku elektronik karya  kelas 7A,B,C,D, dan E (putri) SMP Al Irsyad Al Islamiyyah Purwokerto. Buku fabel proyek bahasa Indonesia ini mengangkat tema antikorupsi dengan subtema kejujuran, kedisiplinan, kepedulian, tanggung jawab, kerja keras, kesederhanaan, kemandirian, dan keberanian. Ilustrasi dari berbagai sumber, sebagian asli karya siswa. 
Selamat menikmati. Semoga bermanfaat. 

(Sumintarsih, Vitan, Nawang - guru mapel) 

Sambutan Waka Level VII

Kepada siswa dan siswi serta orang tua/wali murid SMP Al Irsyad Purwokerto yang berbahagia,   
Saya merasa bangga atas terselenggaranya *Pameran Digital* yang menghadirkan karya-karya siswa dalam bentuk buku elektronik dan merasa senang bisa melihat langsung hasil karya kreatif dan inovatif dari para siswa.

Pameran ini tentu sangat penting dalam mendukung perkembangan literasi digital dan meningkatkan minat baca pada siswa. Melalui buku elektronik, siswa dapat mengekspresikan ide-ide mereka dengan lebih bebas dan kreatif, serta memberikan inspirasi bagi orang lain.

Karya-karya yang dipamerkan ini membuktikan bahwa para siswa memiliki potensi yang luar biasa dalam menghasilkan karya-karya yang bermakna. Saya berharap pameran ini dapat memberikan pengalaman yang berharga bagi para siswa untuk terus mengembangkan kemampuan mereka di bidang literasi digital.

Terakhir, saya ingin mengucapkan terima kasih kepada asatidzah guru Bahasa Indonesia yang telah membimbing siswa dan berkontribusi dalam kesuksesan acara ini, khususnya kepada para siswa yang telah membuat buku elektronik yang luar biasa ini. Semoga pameran ini dapat memberikan manfaat yang besar bagi semua siswa dan pembaca lainnya.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,

 Purwokerto, 20 Maret 2023
Mustamim Luthfi, S. Pd. I.

Kelas 7A

Kelas 7B

Kelas 7C

Kelas 7D

Kelas 7E

👆👆👆👆👆
_Salam Liretasi_

Kamis, 23 Maret 2023

Menikmati Keseruan Film Ngeri-Ngeri Sedap (resensi film)

 

                                           (Pak Domu, Mak Domu, dan anak-anaknya)

Saya menonton film ini dalam ketidaksengajaan. Gara-gara saya mampir ke kamar anak gadis saya, ia tengah asyik nonton film berlatar belakang Batak ini. Saya pun spontan ikut menikmatinya. Lima menit, sepuluh menit, lo… kok seru. Film berdurasi 114 menit dan disutradarai Bene Dion Rajagukguk ini pun kami tonton sampai habis. Biasanya saya tidak terlalu kepo dengan tontonan yang dipantengin anak saya lewat tabletnya.

Biasanya, tokoh dengan karakter suku Batak atau suku lainnya hanyalah menjadi bagian dari karakter keseluruhan tokoh dalam film yang sifatnya umum. Ini, ternyata semuanya, bukan cuma karakter tokoh yang berasal dari Batak dengan logat kental Bataknya, tetapi latar tempatnya lengkap dengan Danau Toba yang sangat menawan sebagai latar belakang rumah besar pasangan Pak Domu dan Mak Domu yang diperankan oleh Artis Arswensy Bening Swara dan Tika Panggabean ini. Bahkan, budaya dan kehidupan masyarakat Batak menjadi latar utama film ini. Film yang jarang saya temui.

Seperti halnya film Bene Dion sebelumnya, Cek Toko Sebelah, atau film-film Raditya Dika sesama komika, selalu asyik dinikmati. Film dengan alur cerita yang tidak terlalu berat karena bergenre drama komedi, tetapi tetap membawa pesan.

Film yang dirilis tanggal 2 Juni 2022 ini menceritakan tentang kedua orangtua yang berasal dari Batak (keluarga Domu). Pak Domu dan Mak Domu tinggal bersama anak ketiga, perempuan, bernama Sarma. Ketiga anak lainnya, laki-laki semua, berada di perantauan. Domu, Gabe, dan Sahat.

Mereka pura-pura bertengkar agar anaknya mudik, pulang dari perantauan. Orangtua tersebut sangat ingin ketiga anaknya pulang agar bisa menghadiri acara adat. Namun, ketiganya menolak karena hubungan mereka tidak harmonis dengan ayahnya. Nah, agar keinginan mereka tercapai, suami istri itu membuat cerita bohongan yang ngeri-ngeri sedap, yaitu ingin bercerai.

“Apa maksudmu? Kau mau pisah?”

“Kalau iya, kenapa?”

“Ya, sudah. Ceraikan aku!”

Demikian cuplikan pertengkaran setingan mereka di dalam kamar. Sarma pun kaget mendengarnya.

Keempat anaknya pun mempercayai perselisihan kedua orangtuanya. Namun, penyelesaian tidak kunjung tiba. Terus diulur sampai datangnya acara adat. Keluarga mereka bisa hadir lengkap. Tampak bagaikan keluarga harmonis dan sukses semua keempat anaknya.

Sampai pada suatu, keempat anaknya saling mencurahkan isi hati mereka. Mengenang ketidakdemokratisnya sang ayah. Ayah yang kolot dan keras, tidak bisa menerima perbedaan pendapat. Semua menjadi korban atas pendidikan keras ayah mereka.

Salah satunya Sarma yang masih perawan, batal menikah karena dipaksa harus dengan orang Batak, tidak boleh bersuamikan orang Jawa. Tambah lagi, Sarma harus mengubur mimpinya menjadi chef demi mewujudkan keinginan ayahnya Sarma menjadi PNS di kecamatan dan harus tinggal menemani orangtuanya di rumah.   

Hari berikutnya, rahasia drama pertengkaran itu pun terbongkar. Semua saling meluapkan emosinya, termasuk Mak Domu. Ketegangan ini berujung pada ketiga anak laki-lakinya kembali lagi ke perantauan, yaitu ke Jogjakarta, Bandung, dan Jakarta membawa kekesalan masing-masing. Tidak ketinggalan, Mak Domu. Awalnya drama keinginan bercerai berubah menjadi keinginan sungguhan. Mak Domu kembali ke rumah orangtuanya dan mengajak Sarma. Pak Domu tinggal sendiri di rumah dengan merenungi sikapnya.

Meskipun genre film ini drama komedi, emosi haru penonton tidak bisa dibendung. Bagian akhir saat Pak Domu merendahkan egonya dan menjemput istrinya untuk kembali ke rumah. Namun, Mak Domu menlak dan meminta dijemput Bersama ketiga anak laki-lakinya.

Untuk itu, Pak Domu mendatangi satu per satu anak-anaknya di perantauan. Ini sangat keren. Pak Domu mendapatkan pembelajaran dan akhirnya menyadari kekeliruannya. Pak Domu akhirnya memberikan dukungan kepada Domu yang ingin menikahi gadis Sunda. Ia juga memberikan dukungan kepada Gabe yang menjadi komedian di Jakarta, bahkanhadir secara live dalam acara Gabe sebagai bintang tamu.

Terakhir, Pak Domu ngobrol langsung dengan Pak Bromo, ayah angkat Sahat sejak Sahat KKN di Jogja. Ayah yang lebih dipilih Sahat karena mau mendengarkan Sahat dibanding Pak Domu. Di sana, ternyata Sahat banyak membantu warga dalam Bertani dan mengajarkan cara menjual hasil pertanian. Warga setempat sangat menerima Sahat. Pak Domu sangat bangga mendengarnya.  

Film yang memberikan banyak pelajaran hidup ini berakhir dengan kembalinya keluarga mereka dalam kebersamaan dan kebahagiaan.

Film yang diperankan para komika ibu kota ini tidak menonjolkan komedinya, tetapi kental dengan dinamika permasalahan keluarga yang menguras emosi penonton. Sutradara dan sebagian pemeran dari Batak menjadikan penjiwaan film ini sangat terasa.  Film ini pun berhasil menyajikan gambaran nyata dan apik tentang dinamika keluarga yang terikat dengan adat istiadat suku Batak. Yang membuat saya makin tertarik adalah hebatnya Tika Panggabean yang sebenarnya masih lajang, tetapi sukses memerankan ibu empat anak.

Film ini didukung dengan pemilihan lokasi bibir Danau Toba sebagai ikon Sumatera Barat dan musik Batak sangat mendukung penggambaran suku Batak. Penonton bisa mengetahui kehidupan sehari-hari masyarakat Batak, apalagi memunculkan salah satu acara adat yang kental dengan penggunaan kain adat, warna dan aturan pemakaiannya masih terjaga untuk dipatuhi.

Film ini bisa menjadi pemancing lahirnya film-film lain yang mengangkat kentalnya adat budaya di Indonesia. Penonton akan lebih mengenal budaya Indonesia dalam sajian film yang menarilk. Film ini layak ditonton semua kalangan, terutama anak muda agar menyadari pentingnya kebersamaan dalam keluarga dan ikut merawat budaya daerahnya masing-masing.* 

Sutradara, penulis skenario dan cerita: Bene Dion Rajagukguk

Produser: Dipa Andika

Pemeran: Arswendy Beningawara Nasution, Tika Panggabean, Boris Bokir Manullang, Gita Bhebhita Butarbutar, Lolok, dan Indra Jegel

Penata Musik: Viky Sianipar

Sinematografer: Padri Jusria

Penyunting: Aline Jusria

Perusahaan produksi: Imajinari Visionari Film Fund

 

Purwokerto, 23 Maret 2023

 

Biodata Penulis Resensi

Sumintarsih

Kelahiran Kulon Progo, DIY, tahun 1971. Mengajar di SMP Al Irsyad Purwokerto sejak  tahun 2000 dan tinggal di Perumahan Griya Satria Mandalatama, Purwokerto, Banyumas, Jawa Tengah. Senang belajar menulis dan mengajak orang lain menulis. Alhamdulillah sudah mempunyai 5 buku solo. Penerbit Mediaguru 2018: Perjalanan Menuju Sekolah Unggulan (profil sekolah) dan Ada Bisokop di Sekolah (memoir). Penerbit SIP Publishing 2019: Awas Ada Macan (cerpen anak) dan Kado Istimewa untuk Remaja (motivasi untuk remaja) serta tahun 2022: Anakku Investasi Masa Depanku, Sehimpun Tulisan tentang Parenting. Selain buku solo, ia juga sudah mengumpulkan beberapa buku antologi dari berbagai komunitas dan pelatihan.

IG: sumintarsih_24

Email: sumintarsihpurwokerto@gmail.com

WA: 085540261198