Selasa, 26 Desember 2023

Yakin Mati Duluan?


Pulang kerja Ratih tiba-tiba bicara panjang lebar tiada henti di depan suaminya, Danu. Entah dapat bisikan dari mana. Ia mengatakan sudah mempunyai kulkas, motor, mobil, bufet mewah, alat olahraga yang kekinian, bahkan rumah megah. Uang suami dan uangnya sendiri ia belanjakan untuk melengkapi rumah tangganya.

Danu yang mendengarkan hanya terdiam dalam penasarannya. Ratih kembali berbicara bahwa ia tidak akan belanja barang-barang mewah lagi, bahkan perhiasan emas yang selama ini menjadi barang favoritnya. Danu heran kemudian tak kuasa menahan pertanyaan mengapa. Dengan lantang Ratih menjawab, "Saya tidak mau barang-barang mewahku kelak kalau aku mati akan jatuh ke tangan istri kedua." 

Sejak kemudian Danu ngopi sore ditemani Ratih duduk di teras seraya berucap, "Yakin kamu yang mati duluan? Kalau yang mati aku dulu bagaimana, Mah?" 

Purwokerto, 27 Desember 2023

Minggu, 24 Desember 2023

Papan Literasi Tingkatkan Minat Baca

(Ibunda Arsyil menerima laporan literasi saat mengambil rapor)

Bagaimana membiasakan siswa agar senang membaca?
Pertanyaan ini sering kami ajukan beberapa tahun lalu. Hal ini mengingat sedikit siswa yang memegang buku pada jam-jam senggang mereka, saat menunggu penjemputan, apalagi dari jumlah kunjungan perpustakaan. Bahkan ketika siswa ditanya di dalam kelas, persentase membaca buku sangatlah sedikit.

Namun, kini sudah menjadi pemandangan umum banyak siswa asyik membaca buku, terutama siswa putri. Saat penjemputan siswa, beberapa anak tampak sedang membaca novel. Ketika menunggu pergantian jam pelajaran, meskipun hanya sebentar mereka membaca buku. Apalagi pada jam pagi berkah. Kegiatan  pagi sebelum mulai pelajaran, siswa sempat membaca buku selain salat duha, tadarus, dan zikir pagi. Lain halnya pada jam istirahat. Karena jam istirahat pertama hanya 15 menit, istirahat kedua 60 menit untuk makan siang dan salat duhur berjamaah. Semua siswa memanfaatkan untuk jajan dan makan. Hanya siswa yang memiliki minat tinggi untuk menyempatkan berkunjung ke perpustakaan, terlebih yang kelasnya di lantai 3 dan 4.

Dua tahun ini kami menjalankan pantauan membaca buku dengan memasang papan literasi di setiap kelas. Secara pengadaan dan teknis operasional dipegang oleh guru bahasa Indonesia kemudian pemotivasian harian oleh wali kelas dibantu pengurus literasi kelas. Kami menyiapkan papan sterofoam dan jarum kemudian mengarahkan pengurus literasi untuk menyiapkan kertas-kertas  kecil berukuran 6 x 8 cm. Selesai membaca satu judul buku, siswa akan melaporkan di kertas kecil berwarna putih. Mereka menuliskan judul buku, penulis, penerbit, dan sinopsis singkat. Buku kedua di kertas warna kuning, selanjutnya  warna pink, hijau, dan biru. Sesudah 5 judul buku yang dibaca, pengurus  literasi akan menempelkan pada selembar kertas HVS putih.

Lima judul buku itu harus terdiri dari fiksi dan nonfiksi, tidak boleh fiksi semua dan  komik hanya boleh satu judul. Alhamdulillah dari kelima judul itu siswa bisa diarahkan untuk menentukan buku, misalnya novel 2 judul, biografi, buku motivasi, dan komik islami.
Siswa yang senang membaca akan dengan mudah memenuhi target minimal 1 semester 4 buku. Dia akan lari cepat meninggalkan teman-temannya karena sebenarnya tanpa pantauan pun dia sudah senang membaca. Namun, bagi siswa yang memang tidak minat membaca, dia hanya memenuhi standar minimal, atau 5 judul supaya tuntas 1 putaran. 

Menurut  pengakuan beberapa siswa, yang awalnya tidak suka membaca buku, pantauan membaca buku ini sangat memotivasi mereka. Semangat teman-teman di kelas dalam membaca buku bisa menular ke yang lain. Arsyil, siswa kelas 7G bahkan menyelesaikan 23 judul buku. Ainun dan Kayla Alveera kelas 7B menuntaskan 20 judul buku.

Untuk mendekatkan siswa dengan buku, dalam lomba-lomba bulan bahasa Oktober lalu, salah satu yang dilombakan adalah Pojok Baca. Siswa membuat perpustakaan kecil di dalam kelas dengan koleksi buku swadaya siswa tiap kelas. Siswa  meminjamkan bukunya 1 sampai 4 judul untuk dipajang di Pojok Baca. Dengan demikian, siswa akan mudah meraih buku dalam setiap waktu. 

Alhamdulillah, sekolah menganggarkan untuk reward literasi. Per bulan ada reward literasi yang dikolala oleh tim guru bahasa Indonesia. Per kelas dipilih satu siswa sebagai penerima reward dari berbagai kegiatan literasi, salah satunya pemblbaca buku terbanyak. Lomba Pojok Baca digelar setiap ada lomba Bulan Bahas dipilih kelas terbaik Pojok Baca per level.

Salah satu untuk  memotivasi, juga diadakannya pembagian doorprize berupa buku karya warga sekolah dalam berbagai kegiatan siswa. Biasanya kegiatan general dengan tujuan memberikan dukungan siswa agar gemar membaca dan menulis.

Pada akhir semester 1 ini laporan literasi yang berupa kertas HVS berisi 5 kertas warna-warni itu diserahkan bersamaan raport kepada orang tua siswa. Wali kelas memberikan apresiasi kepada siswa yang sudah bisa membaca buku minimal 4 judul. Bagi yang belum, orang tua diajak untuk bekerja sama memotivasi anaknya agar lebih semangat membaca buku.

Seperti yang kita ketahui bahwa membaca buku memiliki banyak manfaat. Namun, yang kami tekankan kepada orang tua adalah agar siswa memiliki ketahanan di dalam membaca. Ketika dia mau sabar membaca buku, insya Allah membaca buku pelajaran atau duduk belajar mapel apapun akan bertahan lebih lama. Dengan demikian, siswa akan memiliki tanggung jawab dalam memanfaatkan waktunya mengingat godaan lebih besar untuk memegang hp.

Semoga bermanfaat. Salam Literasi.

Purwokerto, 26 Desember 2023

Foto-foto selengkapnya di sini

Kamis, 21 Desember 2023

Berwisata ke Pasar


Tempat yang paling dicintai Allah adalah masjid dan tempat yang paling dibenci Allah adalah pasar". (HR Muslim)

Apakah Bapak Ibu pernah mendengar hadis tersebut?

Masjid adalah tempat terbaik yang dicintai  Allah karena memang jelas bahwa masjid adalah rumah Allah yang harus dijaga bukan hanya kebersihannya, tetapi juga dijaga kemanfaatannya. Kita datang ke masjid adalah untuk beribadah kepada Allah atau untuk kegiatan lainnya yang bermanfaat. Di sinilah dikatakan bahwa masjid adalah tempat orang-orang yang bersih karena ingin beribadah kepada Allah.

Sedangkan pasar dikatakan tempat yang paling buruk dan dibenci Allah karena di dalam pasar sering terdapat praktik kecurangan dan tempatnya orang-orang gibah. Pasar yang dimaksud khususnya pasar tradisional. Para penjual yang belum memiliki iman kuat akan dengan mudah mencari cara untuk curang dalam menimbang. Tentu saja karena mereka berharap agar mendapatkan keuntungan yang lebih.

Di pasar juga banyak orang gibah karena mereka saling bertetangga antarpenjual. Mereka sudah akrab sering bercanda, bergurau, dan berbagi cerita. Tanpa disadari kadang mereka pun menceritakan keburukan orang.

Namun seiring perkembangan zaman,  banyak orang yang sudah belajar Islam sehingga paham bahayanya gibah.  Semoga saja sudah berkurang praktik gibah bagi umat Islam, khususnya di pasar. Demikian juga praktik mencurangi takaran atau perbuatan tidak jujur lainnya. 

Oya, di pasar juga banyak praktik riba, khususnya bagi orang yang terdesak kebutuhan. Biasanya mereka akan mencari pinjaman yang praktis ke bank plecit. Kapan perlu, uang langsung datang dan membayarnya harian. Mereka berpikir berdagang setiap hari akan mendapatkan uang sehingga mudah membayar utang harian. Padahal, bunganya tinggi bisa beranak pula.

Masalah pasar tradisional itu jorok dan kotor, ini hal yang tidak bisa terelakkan. Namun, sekarang sudah banyak pasar yang dikelola lebih bagus sehingga tidak terlalu banyak sampah. 

Nah, seberapa penting pasar tradisional buat kita? Apabila ditanya orang: apa tempat favoritmu? Saya akan menjawab pasar. Pasar adalah tempat refreshing bagi saya, dekat dan murah. Alasan lain? Di pasar saya menemukan semangat dari para penjual maupun para pembeli. Mereka berlomba-lomba mengumpulkan rezeki dan berbagi rezeki. Bahkan, banyak yang ke pasar sejak dini hari.

Pernah saya belanja setelah subuh, ketika saya mencari keberadaan penjual, terdengar jawaban, "Penjualnya sedang salat." Rasanya lega dan adem. Bagaimana tidak? Kebanyakan orang akan berpikir sayang sekali bila harus meninggalkan lapaknya. Atau kadang melihat mbah-mbah yang masih semangat berjualan. Memang beberapa orang yang sudah tua memilih tetap beraktivitas, kadang dengan alasan supaya tidak merepotkan anak cucu. Atau, daripada nganggur di rumah. 

Kalau pemandangan di video berikut ini bagaimana? Apakah cukup menghibur? Bagi saya ini sangat menyejukkan. Di tengah masyarakat Jawa yang sudah melupakan bahasa Jawa, mbak penjual sayur di Pasar Karanglewas ini masih setia dengan bahasa Jawa, bahkan saat berhitung. Hal yang sulit bagi kebanyakan orang.

Yang penasaran, simak video berikut atau mampir ke Pasar Karanglewas.

Purwokerto, 22 Desember 2023

Rabu, 13 Desember 2023

Berkah dari Sebuah Kemalasan


Salah satu kemalasan saya adalah menghapus chat atau membersihkan hp dari sampah-sampah yang membuat memori penuh. Mengapa saya malas? Entah mengapa, biasanya ketika saya baru saja menghapus beberapa hal, setelah itu pasti saya mencarinya sehingga sering terucap, "Yah, baru saja kemarin saya hapus!" Akhirnya, saya ragu-ragu ketika mau membersihkan hp. Kalaupun membersihkan pasti saya pilih-pilih.

Nah, berkah yang saya dapatkan dari rasa malas ini adalah ketika saya berusaha melengkapi dokumentasi dalam buku ke-6 yang berjudul _Bergerak dan Menggerakkan._ Karena buku itu bersifat memoar,  semua tentang cerita nyata sepak terjang saya dalam berliterasi,  foto-foto bukti kegiatan perlu saya sertakan.

Salah satunya adalah dialog saya dalam chat seputar persiapan menulis buku atau kalimat-kalimat motivasi antarteman. Bahkan,  chat tahun 2017 masih tersimpan dan Alhamdulillah dapat saya manfaatkan. Berikut chat dengan Bu Uswatun Hasanah dari Banjarnegara setelah mengikuti Sagusabu Media Guru.
chat dengan Bu Usraton tahun 2017

Karena saking sayangnya dengan isi hp, ketika cepat penuh, saya beralasan itu untuk meminta hp baru yang lebih besar memorinya. Sebenarnya saya jarang membeli hp karena saya  lebih sering memakai hp bekas milik anak. Anaklah yang membeli hp baru. 

Rasa malas yang pantas atau tidak pantas ditiru? Sepertinya tidak pantas. Yang lebih penting dan pantas adalah segera siapkan buku solo terbaru untuk Kopdar 3 RVL.
Yuk...yuk...!

Purwokerto, 14 Desember 2023

Sensasi Bedah Buku



Peringatan dari founder RVL kepada seluruh anggota 

Tidak semua penulis mendapatkan kesempatan bukunya dibedah. Ketika kita menulis buku kemudian buku kita dibedah atau didiskusikan, kita akan mendapatkan pemahaman baru menurut kacamata orang lain. Selama ini penulis mendapatkan masukan hanya sekilas, itu pun kalau kita minta pendapat kepada orang yang membaca buku kita. Namun, dengan bedah buku penulis akan mendapatkan masukan yang lebih banyak dan mendalam.
Moderator, Bu Pudji, sedang membuka acara

Penulis akan mendapatkan apresiasi dan banyak masukan tentang kekurangan dari buku yang diterbitkan. Mengapa? Hal ini karena pembedah atau pengulas pastinya mempersiapkan materi dan referensi yang lebih banyak untuk mengupas buku kita. 

Melalui bedah buku  seperti kemarin malam bersama RVL,  saya mendapatkan banyak masukan dari  Pak Makhrus, seorang guru, penulis, dan motivator dari Sidoarjo. Banyak ilmu yang saya dapatkan dan sangat bermanfaat pula bagi peserta lain yang masih belajar menulis buku agar bisa menerbitkan bukunya dengan lebih baik.

Apalagi bila kita menulis hanya kejar tayang maka akan terdapat banyak kekurangan. Seperti saya yang dalam waktu singkat menerbitkan buku Bergerak dan Menggerakkan itu untuk ikut Kopdar 2 RVL, Juni 2023. Berdasarkan  masukan dari pengulas buku,  saya akan berusaha melengkapi kekurangan dari buku tersebut untuk cetakan selanjutnya. Demikian juga untuk penulisan buku selanjutnya.

Sebenarnya banyak ilmu pula saya dapatkan dari bedah buku saya yang ke-5 berjudul Anakku Investasi  Masa Depanku, sehimpun tulisan tentang parenting. Pak Khoiri langsung yang mengupas buku saya, tepat sebelum Kopdar 1 RVL. Namun, kekurangan masih saya lakukan dalam buku keenam. Hal ini tidak lain dan tidak bukan karena keterbatasan waktu dan kurang matang dalam perencanaan. Salah satunya sambutan Kepala Sekolah yang harusnya saya mintakan, tetapi tidak saya lakukan, apalagi sambutan Kepala Dinas Pendidikan. 

Bersyukur kita di RVL bisa mendapatkan kesempatan untuk dikupas bukunya, merasakan sensasi dag dig dug buku karyanya dibahas di hadapan peserta lain. Menurut  Pak Khoiri, syarat untuk bedah buku adalah 1)snggota 'tetap' RVL, 2)buku mandiri, bukan antologi, 3)ada pembedahnya, baik dari RVL maupun luar RVL, 4)siap berbagi ilmu/kisah tentang penulisan buku tersebut, dan 5)siap menerima kritik dan saran.

Bersyukur pula kita mendapatkan ilmu dan arahan dari pembedah, terlebih dari founder RVL, Pak Khoiri. Selebihnya, dapat belajar di forum unjuk karya dan diskusi yang tidak pernah tutup yaitu di grup WA. RVL bertekat untuk Terus Bergerak, Berliterasi Membangun Negeri.

Oya, terima kasih, sore tadi Pak Khoiri sudah mengingatkan, "SOS, Sopo Ora Sibuk. Ayo, nulis,  iki wis akhir tahun!"

Salam Literasi
Sampai jumpa di Kopdar 3 tahun 2024 di Malang

Purwokerto, 13 Desember 2023

Minggu, 10 Desember 2023

Sumpah Beruang di Banyumas

Siswa melihat pembuatan paving dari sampah plastik

Salah satu kegiatan kelas 7 beberapa hari lalu adalah kegiatan P5 (Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila) dengan tema Sampahku Tanggung Jawabku. Tahap 1 perkenalan tentang mengenali dan membangun kesadaran siswa tentang isu gaya hidup berkelanjutan, khususnya terhadap sampah dan masalah yang ditimbulkan. 

Pada tahap yang kedua yaitu kontekstualisasi. Dalam tahap ini siswa diajak ke tempat pengelolaan akhir sampah terpadu berbasis teknologi dan edukasi TPA BLE Banyumas. Siswa melihat langsung proses pengelolaan sampah mulai dari turunnya sampah dari truk kemudian dipilah-pilah dengan mesin besar lalu proses pengolahan selanjutnya. Dengan program Sumpah Beruang (Sulap Sampah Berubah Menjadi Uang), sampah plastik menjadi paving block, bahkan menjadi bahan bakar pengganti batu bara dikirim ke industri Cilacap. Adapun sampah organik menjadi magot untuk pakan ternak. 

Dengan aroma sampah yang sangat menyengat, para siswa berusaha bertahan mendengar penjelasan pemandu kemudian mengerjakan kertas kerja. Saat kami berlima, para guru pendamping berpamitan, Kepala TPA BLE, Pak Edi, sempat menceritakan bahwa salah satu industri yang sudah pesan adalah pabrik semen Bima, bahkan beberapa waktu ke depan akan kekurangan sampah plastik. Spontan kami pun menjawab, "Jadi, apakah kami batal mengajak siswa kampanye mengurangi sampah plastik nih, Pak?"

Purwokerto, 11 Desember 2023

Gambaran TPA BLE Banyumas:
https://youtu.be/GH5rxDnZz64?si=UmrvV9cuVeBgH2P-

Kamis, 07 Desember 2023

Bertukar Kelas dalam KBM

Asyiknya hidup bertetangga.
Apa yang terlintas dengan pernyataan tersebut? Tentu kita beranggapan bahwa sesama tetangga saling menghormati dan menghargai itu sangat perlu karena bermanfaat. Hal berlaku dalam kehidupan bermasyarakat. Demikian halnya di sekolah bahwa antarkelas itu ibarat tetangga maka sepatutnyalah saling menghargai dan menghormati.

Ada cerita seperti ini di sekolah saya. 
Setiap tahun biasanya ada siswa yang cedera kakinya entah karena cedera saat olahraga atau kecelakaan. Semester lalu ada siswa perempuan yang tertabrak motor saat menyebrang mau masuk ke gerbang sekolah. Ada pula siswa laki-laki yang cedera kaki saat main bola. Hal-hal seperti ini membuat kegiatan belajar mehgajar tidak bisa berlangsung normal karena siswa yang kakinya cedera tidak mungkin naik tangga sampai lantai 2 atau 3 bahkan 4.  

Supaya siswa yang sedang cedera tetap bisa mengikuti pembelajaran, diadakanlah geser kelas. Tepatnya  pindah kelas dari yang lantai atas ke bawah.  Menghadapi situasi seperti ini tentulah tidak ada kata lain selain menerima. 

Saling membantu dan meringankan beban siswa lain karena suatu saat bisa jadi gantian kelas kita, walaupun terkadang beberapa siswa merasa harus mengalah. Terutama yang sering harus pindah kelas adalah yang di lantai 1. Penyesuian bagi guru-guru pun terjadi. Terkadang lupa bahwa ia pun harus mengajar di beda lantai. Misal guru level 7 biasanya mengajar di lantai 1, harus ikut pindah juga mengajar di lantai 3 atau 4. 

Bila memerlukan waktu lebih lama, tidak cukup 1 pekan, sebagai solusinya pindah kelas bergantian. Karena di bawah ada 3 kelas putra, tiap kelas mendapatkan giliran 1 pekan pindah lantai atas supaya adil dan rata.

Kejadian yang paling akhir adalah beberapa waktu lalu ada 2 siswa putra dengan cedera 1 kaki kanan dan 1 kaki kiri, bahkan keduanya dari kelas yang sama, 9F. Mereka mengalami cedera saat berolahraga. Bertukar kelas pun terjadi lagi.

Dari peristiwa ini, para siswa diajak praktik langsung saling menghargai dalam hidup bertetangga.

Purwokerto, 7 Desember 2023