Rumahku Istananya
Judul di atas tidak biasa, ya? Justru karena kehadirannya, rumahku kini semakin berwarna. Warna butek dan bening. Kadang rapi, kadang amburadul. Kadang harum, tapi seringnya tidak wangi.
Di belakang sudah cukup luas baginya, tetapi sering ke ruang keluarga, bahkan ke kamarku. Sebenarnya sudah disiapkan tempat yang baru, tingkat 3 malah. Namun, rupanya tidak membuatnya nyaman.
Kalau sudah slonjoran di depan tv, rasanya tidak sampai hati kami mengusirnya agar pindah ke belakang. Biarlah mereka yang sudah menjadi bagian hidup kami. Rumahku kini menjadi istananya. Ciman dan Cimong, dua ekor kucing yang kini makin menggemaskan. Setiap saat mereka menjadi penghibur kami.*
Halloo Ciman dan Cimong, kalian memang terlihat menggemaskan.
BalasHapusAlhamdulillah.....
HapusIyuuuh.. menggemaskan bund. Jd sedih niih inget loly sucatty kucing milik kami hilang bbrp waktu yg lluš„²
BalasHapusCari ganti Bu.....
HapusAduh, gemesin banget tuh ci ciman cimong...
BalasHapusNggih.....
HapusWaah sungguh teladan yang baik. Ternyata istana kita pun berhak menjadi istana bagi mahluk Tuhan yang lain seperti simanis empus ini
BalasHapusBetul.....
HapusKeren...tulisannya sangat menginspirasi . Salam sehat dan sukses
BalasHapusTerima kasih....
HapusWah, sangat menggemaskan kucing-kucingnya.
BalasHapusHehe.....
HapusTerima kasih
Masya Allah, ingin juga pelihara kucing. Dulu pernah ada kucing yang datang sendiri di rumah saya, tetapi pergi, tidak tahu mati atau bagaimana. Sekarang tidak ada lagi.
BalasHapus