Siang itu toko Rudi tampak ramai pembeli. Pantaslah dia sampai tidak sempat ngopi. Jajanan pasar di meja samping mesin hitung utuh belum tersentuh. Hanya sesekali ia melepas dahaga dengan air putih dari botol. Toko kelontong yang belum terlalu besar di salah satu kios pasar itu menjadisaksi perjuangan Rudi. Ia merintisnya lima tahun lalu, tepatnya dua tahun sebelum menikah. Seorang karyawan yang membantunya tidak kalah sibuk melayani pembeli.
Dini, istri yang dinikahinya adalah seorang karyawan sebuah koperasi. Ia sudah memberikan buah cinta mereka satu anak perempuan kepada Rudi. Di rumah, anak perempuannya bersama Mbah Putri. Rudi sangat mencintai istrinya. Sebenarnya Rudi ingin Dini di rumah saja. Meskipun pulang pergi dengan angkutan umum, Dini bertahan ikut mengais rezeki.
Pukul 14.00 Rudi baru bisa duduk dan menyelesaikan makan siangnya. Terdengar bunyi WA masuk dari HP-nya. “Mas, pulangnya bareng, ya….” Rudi membuka chat dari Dini dan membacanya. Tiba-tiba ada chat lagi di bawahnya yang menyebutkan bahwa chat tadi salah kirim. “Oh, salah kirim,” kata Rudi sambil mengangguk-anggukkan kepala. Seketika ia meletakkan hp, kesedak, dan mata melotot.*
Hihi... Terus sebenatnya mau di kitim ke siapa ya... Keren pentigrafnya Ust...👍🏻
BalasHapusBiar dijawab sendiri oleh pembaca.... Hehe...
HapusWaha wah ada wa salah kirim sepertinya tercium aroma aroma ?????
BalasHapusSepertinya begitu. Hehe....
HapusHehe he sampai tersedak saking kagetnya
BalasHapusBetul Pak...
HapusKadang-kadang kita pun sering salah kirim pesan karena nama yang tersimpan di list tlp di Hp kita berdekatan
BalasHapusBetul....
Hapus