Kopdar
I RVL terbilang sukses, Alhamdulillah. Salah satu ukurannya adalah kehadiran Prof. Dr. Nunuk Suryani, M.Pd., Plt. Dirjen Guru dan Tenaga
Kependidikan. Walaupun secara virtual karena beliau sakit, muatan sambutannya
sangat berisi. Salah satunya yang Prof. Nunuk sampaikan adalah, “Yang Bapak Ibu lakukan saat ini melalui Rumah Virus
Literasi, saya berikan penghargaan yang luar biasa karena telah mendukung
kebijakan pendidikan dari pemerintah.”
Rangkaian
kegiatan dalam kopdar ini meliputi workshop, peluncuran buku solo dan antologi,
serta bazar buku anggota RVL. Workshop yang diikuti pegiat literasi dari
berbagai daerah, sebagian belum
tergabung dalam grup WA RVL, menandakan bahwa antusias dan minat kepenulisan
peserta sangat tinggi.
Salah
satu momen yang mengiming-imingi atau yang menjadi daya tarik adalah
kopi darat dengan para penulis senior, seperti Prof. Ngainun Naim, Pak Khoiri,
Bu Kanjeng (Sri Sugiyastuti), Om Jay, Pak Marjuki, dan yang lainnya.
Selama ini para penulis senior itu dikenal oleh peserta melalui berbagai grup WA
dan kegiatan virtual.
Saya
jadi terpikir. Ke depan kegiatan Kopdar RVL seperti apa, ya? Ibarat orang
menabung, kopi darat adalah momen memecah tabungan. Tabungan apa saja? Tabungan
tulisan akan dijadikan buku dan bisa diikutkan dalam peluncuran buku. Tabungan
silaturahmi lewat saling sapa di grup WA RVL dan BW (blog walking) akan menjadi
persaudaraan yang indah dengan adanya kumpul bersama.
Kopdar
I begitu berkesan. Apakah karena yang pertama? Apakah kopdar II belum tentu,
atau jangan-jangan kejenuhan sudah membayangi kita? Tergantung. Tergantung
kemasan kegiatan dan seberapa kuat hasrat peserta untuk memaknai silaturahmi
antarpenulis. Seberapa kuat kita menjeratkan diri dalam dunia
literasi.
Mengingat
keanggotaan RVL dari berbagai penjuru tanah air maka kegiatan berkala ini
sangat perlu untuk disiapkan secara matang dan menu acara yang menarik. Tulisan
berikut berupa kumpulan ide dan mimpi tentang pelaksanaan Kopdar II atau
berikutnya. Semoga bisa dijadikan referensi. Namanya juga mimpi, barangkali
berlebihan, tetapi bila memungkinkan untuk dipakai, mengapa tidak? Sebagian
besar ide penulis ditambah ide yang sudah terlontar dalam rapat evaluasi
panitia Kopdar I.
Setelah
kegiatan Kopdar I, RVL semakin membuka diri untuk menerima anggota baru secara
besar-besaran. Bahkan, ide RVL cabang mulai digulirkan. Dengan demikian virus
literasi akan semakin menyebar di berbagai daerah di Indonesia. Terbayang pula
peserta Kopdar II semakin banyak dan bisa didata per kontingen.
Untuk
mendapatkan hasil yang optimal, Kopdar II digelar dalam waktu dua hari dua
malam. Seperti pelaksanaan Kopdar I, Jumat malam sampai Ahad siang. Namun,
dengan agenda yang padat dan terencana dengan baik.
Workshop. Workshop kepenulisan selain materi umum, bagus
kalau ditambah materi sesuai peminatan. Misal materi setelah asar sampai pukul
17.00 ada kelas diskusi dan finishing cerpen, artikel, modul pembelajaran, buku
anak, puisi, dan lain-lain. Konsultasi kepada ahlinya menjadi fasilitas yang
sangat berharga. Akhir dari kelas khusus ini, peserta bisa menindaklanjuti
dengan penerbitan buku solo. Pemateri dari dalam saja, sedangkan materi umum
bisa menghadirkan tokoh nasional.
Selain
itu, ajakan Prof. Ngainun Naim untuk menjadi penulis yang naik kelas, pada
Kopdar II sudah ada kabar menggembirakan dari para peserta. Hal ini bisa
dilalui jika anggota RVL aktif mengikuti kelas kepenulisan yang akan diadakan
di RVL. Pak Khoiri sudah menyiapkan berbagai pelatihan dan pembekalan menulis
dalam berbagai genre bagi anggota RVL.
Bazar. Bazar akan lebih ramai bila banyak buku yang ditawarkan. Dengan banyaknya
anggota yang menulis buku solo kemudian diikutkan dalam peluncuran buku,
otomatis buku yang digelar semakin banyak. Tidak hanya dari kuantitas buku,
minat membeli sebagai bentuk apresiasi dari para peserta diharapkan ikut
menyukseskan bazar buku ini.
Caranya?
Peserta tidak hanya membeli untuk diri sendiri. Sebelum berangkat, peserta
sudah berencana untuk membeli buku dalam jumlah lebih atas nama instansi.
Seizin pimpinan kantor, buku-buku tersebut bisa dibeli untuk menambah koleksi
perpustakaan. Kalau memborong untuk pribadi, ini juga bagus. Para penulis perlu
membudayakan menjadikan buku sebagai hadiah atau oleh-oleh. Barter buku
antarpenulis juga menjadi salah satu apresiasi kepada penulis. Untuk daya
Tarik dan memudahkan pemasaran buku, panitia perlu membuat semacam video
katalog buku atau pameran buku virtual.
Bagaimana
jika stan buku dibuat per kontingen? Wah, ini menarik. Jika RVL cabang sudah
banyak dan memungkinkan untuk stan buku per cabang, stan bisa dilombakan. Bila
perlu mengundang tamu luar untuk berkunjung ke bazar buku. Misal undangan
ditujukan kepada perwakilan kepala sekolah/instansi kota yang ketempatan Kopdar
RVL. Apakah hanya mengunjungi bazar? Tentu tidak. Mereka bisa menjadi peserta
pelatihan menulis setengah hari, salah satu rangkaian dari workshop.
Peluncuran buku. Tetap dilaksanakan secara singkat
seperti dalam Kopdar I. Ini sudah tepat dan praktis.
Lomba-Lomba. Lomba-lomba bisa menjadi daya tarik pagi
anggota RVL. Baik lomba prakopdar maupun saat kopdar. Lomba prakopdar
tentu saja menulis anekagender. Khusus cerpen atau pentigraf, naskah pemenang
bisa difilmkan atau cerita anak dibuatkan film animasi. Hal ini bisa bekerja
sama dengan ekstrakurikuler SMA-SMA setempat Kopdar. Mereka diundang untuk
mengisi acara. Lomba lainnya: lomba desain kaus kopdar, desain topi, desain
kover buku antologi Kopdar II, atau yang lainnya. Diadakan juga RVL Award yang
meliputi penulis buku terlaris, penulis buku terproduktif, penulis artikel
terproduktif, anggota teraktif, peserta terjauh, kontingen terbanyak, dan yang
lainnya. Adapun lomba saat kopdar, misalnya menulis tiga paragraf on the
spot, lomba sambung cerpen, puisi, atau pantun.
Panggung literasi. Panggung ini bisa diisi dengan
penampilan pembacaan puisi, pantun, bertutur, atau video progres literasi tiap
kontingen. Sebagai gongnya adalah penyerahan RVL Award dan pengumuman pemenang
lomba-lomba. Sebagai hiburan, panggung literasi bisa diisi dengan film yang
diadaptasi dari cerpen pemenang. Hadiah bisa diupayakan dari donator atau
sponsor.
Wisata Literasi. Hari terakhir atau Ahad untuk
berekreasi. Bisa senam dan olahraga bersama layaknya lomba-lomba dalam outbound
atau ke objek wisata terdekat. Misalnya lokasi Kopdar II di Jalan Kaliurang
Yogyakarta, wisata literasi bisa di sekitar Sleman - Yogyakarta atau Gunung
Kidul.
Lo,
kok banyak sekali? Apa tidak melelahkan. Sebatas ide memang harus banyak karena
menuangkan yang ada di kepala. Namun, yang dilaksanakan tentunya yang
terjangkau oleh panitia dan peserta. Semoga Allah mudahkan usaha kita.
Amin. Salam Literasi.
Purwokerto, 4 November 2022
Saya paling suka agenda wisata Literasi
BalasHapusSebagai gong yg menggembirakan, Bunda.....
HapusMantap tenan. Bisa kita matangkan. Tapi ya KONSULTASI, Koen sing usul, yo koen sing ngatasi. Itu guyonan arek Suroboyo
BalasHapusMatur nuwun, Pak. Cuma mengumpulkan ide.
Hapusterima kasih sdh menuliskan kisahnya
BalasHapusTerima kasih....
HapusTulisan dan ide yang inspiratif Bu.
BalasHapusTerima kasih...
HapusMantaaaap Bu Mien
BalasHapusNuwun.....
HapusOh mantab ini usul yg kumplit
BalasHapusNuwun....
HapusKerennn..bunda... menarik..dan menggelitik ide2nya
BalasHapusTerima kasih.....
HapusTulisannya penuh dg ide cemerlang
BalasHapusMantul Bun