Saya Sih, Siapa?
(Sebuah perenungan dan cerita perjalanan menuju Kopdar
I RVL)
Sumintarsih
Sabtu, 22 Oktober 2022 pukul 17.00-an di Balai
Besar Guru Penggerak (BBGP) Yogyakarta. Melingkari meja resepsionis di depan
aula Ki Hajar Dewantara, berlangsunglah obrolan evaluasi mengakhiri workshop
dan Kopdar I RVL, kopi darat Rumah Virus Literasi. Hadir di sana Prof. Ngainun
Naim, Om Jay, Pak Marjuki, Bunda Kanjeng, Bu Rita, Pak Mukminin, dan beberapa
pegiat literasi lainnya. Tentu saja bersama Pak Khoiri, penggagas RVL dan
penggerak hajatan kopdar ini.
Bersama penulis-penulis hebat, sebelum peluncuran buku
Kopdar perdana dengan menu acara workshop
penulisan, peluncuran 185 buku dari 17 penulis anggota RVL, dan bazar buku ini
berhasil menghadirkan Ibu Dirjen. Walaupun secara virtual, Prof. Nunuk, Plt. Dirjen Guru dan
Tenaga Kependidikan Kemendikbud, membuka workshop siang itu. Ini artinya sebuah
kesuksesan orang berpengaruh di RVL karena telah berhasil menghadirkan Prof.
Nunuk.
Bagaikan mimpi. Saya merasa seperti mimpi
bisa duduk bersama sederet artis literasi. Ya, mereka para artis literasi.
Mereka sudah malang melintang dan mempunyai panggung literasi dengan berbagai
karya yang sudah terakui. Sebutlah mereka adalah dosen, guru senior, penulis
puluhan buku, blogger, motivator, Kepala Sekolah, owner penerbitan, dan
lain-lain.
Evaluasi kegiatan di depan Aula Ki Hajar Dewantara
Saya, sih siapa? Berkali-kali pertanyaan
itu yang muncul dalam hati. Saya bukan siapa-siapa dan tanpa karya berarti, tetapi
bisa berada di antara mereka. Sebuah kesempatan yang sangat luar biasa, bahkan
bukan sekadar peserta, saya ditarik sebagai panitia. Ini artinya saya intens
terlibat dalam obrolan bersama orang-orang penting: Pak Khoiri, Bunda Telly, Bu Kanjeng, Pak Mukminin, Pak Makhrus, Bu Pudji, Bu Rita, Pak Amri, dan Bu Herna. Meskipun melalui zoom meeting, panitia telah menyiapkan pertemuan
literasi bersejarah bagi RVL ini.
Semoga terjepitnya saya di antara mereka akan memotivasi saya dalam berliterasi. Terus merawat semangat dalam menebarkan virus literasi. "Penulis harus naik kelas". Ini salah satu materi yang disampaikan Prof. Ngainun. Bila hal ini adalah harapan yang sangat tinggi bagi saya, setidaknya saya berada di kelas yang terus belajar, tidak membolos, apalagi berhenti belajar.
Saya jadi teringat perjuangan
keberangkatan saya sampai BBGP, pada Jumat 21 Oktober 2022.
Membaca chat
di grup workshop dan RVL, hati saya sudah tidak tenang. Membayangkan senangnya saya sudah
berada di lokasi bersama Bunda Telly, Bu Kanjeng, Pak Khoiri, dan Pak Mukminin.
Mereka datang lebih awal. Namun, apa mau dikata, saya masih mengajar, masih ada
berkas-berkas di sekolah yang harus saya cetak, bahkan menyimak calon guru baru
mengajar di kelas. Padahal, Kamis malam saya sampai dini hari baru kelar
menutup laptop untuk tugas sekolah.
Waktunya
ikhlas meninggalkan sekolah. Eh, baru 300 m, saya teringat hp. Untung saya
langsung mengecek isi tas dan benar, HP tertinggal di lantai 3. Motor balik
arah dan saya setengah ngebut kembali ke sekolah.
Di
perempatan Hotel Aston, seperti biasa dari timur bila mendapati lampu merah,
saya belok kiri untuk kemudian langsung belok kanan, mencari jalan pintas.
Namun, saya menunggu kira-kira dari selatan sudah ganti lampu merah. Ternyata
di situ ada kecelakaan, dua motor dengan beberapa bagiannya pecah berserakan
dan korban masih tergeletak di aspal. Innalillahi...., Allahu Akbar, apakah
tadi cara Allah menghalangi langkahku dengan HP tertinggal? Tidak mustahil aku
yang berada di posisi kedua orang itu, kan?
Sampai
rumah, suami dan anak sudah tidak jelas wajah dan suaranya. Mereka heran saya
baru datang. Koper dan rangsel yang saya siapkan tadi malam sudah di depan
pintu. Saya hanya ganti baju dan mereka membereskan barang-barang saya yang
sepertinya harus dibawa juga, salah satunya dompet.
Di atas
motor, saya teringat cager HP. "Atikah, cager HP ibu dimasukkan?"
Anak saya berkata "iya" dengan terus melajukan motornya.
Alhamdulillah, kami masuk parkiran stasiun. Dia turun lebih dulu langsung
ngeprint tiket. Saya masih melepas helm dan menarik-narik koper.
Masuklah saya
melewati peron dan anak saya pamit. Apa yang terjadi? Ternyata kurang dari 5
menit menuju 11.13 kereta Fajar Utama muncul dari barat dengan tujuan Klaten.
Ya, saya hampir terlambat naik kereta. Terlalu.
Di dalam
kereta, saya masih terpikir betapa saya sangat keterlaluan. Kurang perhitungan,
padahal surat izin tertulis Jumat - Sabtu. Saya hanya berpikir karena memang
tugas-tugas itu harus saya selesaikan dan insyaallah saya masih bisa berangkat
Jumat siang.
Namun,
semua itu terpupus oleh harapan bakal saya temui para anggota RVL yang selama
ini, sejak awal 2020 kami hanya berjumpa lewat tulisan di grup WA. Baru sekali
kopdar virtual dengan 19 peserta pada 7 Maret 2021 serta satu kali Seri Berbagi
RVL: Rahasia Menulis Pentigraf yang Memukau pada 5 September 2021. Selain
anggota RVL, kopdar ini bahkan akan dihadiri saudara-saudara baru aktivis literasi
dari berbagai penjuru daerah.
Mengenang chat sebelum Kopdar virtual.
Kegiatan kedua RVL
Terlebih lagi,
saya bakal menemui penulis-penulis hebat. Khususnya Mr. Emcho, panggilan akrab
Much. Khoiri, yang telah banyak membimbing anggota RVL dan memberikan endorsment
pada buku terbaru saya.*
Purwokerto,
29 Oktober 2022
Tentang
Penulis
Sumintarsih,
M.Pd. Kelahiran Wates, Kulon Progo, DIY, ini
mengajar sejak tahun 2000 di SMP Al Irsyad Al Islamiyyah Purwokerto, Kabupaten
Banyumas, Jawa Tengah. Menjadi bagian dalam peluncuran buku anggota RVL dengan
buku kelimanya berjudul Anakku Investasi Masa Depanku (Sehimpun tulisan
tentang parenting). Buku-buku lainnya adalah 2 judul bersama MediaGuru: Perjalanan
Menuju Sekolah Unggulan (2018, profil sekolah) dan Ada Bioskop di
Sekolah (2018, memoar). Dua buku lainnya diterbitkan SIP Publishing: Awas
Ada Macan (2019, cerita untuk anak) dan Kado Istimewa untuk Remaja (2019,
artikel untuk remaja), serta 29 buku antologi. Salam Literasi.
Terbayang sama hebohnya saya dan Bu Mien, untuk ikut berpartisipasi di acara kopdar RVL.
BalasHapusIya Bunda.... Terima kasih...
HapusSegera poles lagi dan masukkan ke setoran buku kopdar.
BalasHapusSiap, Pak...
HapusAlhamdulillah bisa belajar bareng bu Mien di kopdar RVL.. terima kasih ilmunya bu... maju terus.
BalasHapusSama2. Terima kasih jg sdh mampir.
HapusAlhamdulilah luar biasa Bu Mien. Perjuangan untuk Kopdar sbg panitai dan penanggung jwb bazar seta ikut Worshop. Terima kasih atas jerih payahnya dan smgt berkarya. Smg bertemu di Kopdar 2
BalasHapusTerima kasih juga Pak, sdh dijawil jd panitia. Semoga Kopdar 2 lebih sukses. Amin....
HapusKereeen. Akhirnya bisa ketemu dengan suhu master literasi di kopdar RVL.
BalasHapusBetul Pak...
HapusTerima kasih
Alhamdulillah sudah bertemu Bu Mien. Terima kasih atas ilmunya. Semangat Terus .
BalasHapus