Nuri, seorang istri yang terampil dan kreatif. Meski akhir
bulan, ia berusaha untuk tetap mencukupi kebutuhan makan keluarganya. Sebuah
ilmu yang tidak pernah didapatkan dari bangku TK sampai SMA-nya. Ilmu menyulap
meja makan kosong menjadi isi meskipun uang dapur dari suami kian menipis. Santo,
suami Nuri yang bekerja menjadi satpam, penghasilan sebulan rupanya hanya
sampai tanggal 20.
Seperti siang itu, sebentar lagi jam pulang sekolah dua
anaknya yang masih di SD. Ia memutar otak untuk bisa menyajikan makan siang.
Bersyukur ia memiliki tabungan beras yang ia dapatkan dari menyisihkan
segenggam calon nasi setiap sebelum dimasak. Untuk mencari teman nasi, ia pun
ke warung Bu Haji. “Tidak mengapa, bawa saja dulu. Saya percaya Bu Santo akan
membayar di awal bulan,” kata Bu Haji.
Kemurahan hatinya tidak pernah luntur kepada Nuri yang di sepertiga akhir bulan
selalu belanja tidak membawa uang.
Khusus hari ini Santo pulang lebih awal. Ia mau mampir
warung membeli sesuatu. Melihat ada istrinya, ia mendekat pelan dan menguping. Dengan
tertunduk ia menarik napas dan menggeleng-gelengkan kepalanya, ternyata utang Nuri
tidak sedikit hanya untuk membeli kebutuhan dapur, bukan pakaian apalagi
kosmetik. Ia tidak sampai hati, harusnya istrinya lebih bahagia bersamanya.
Tiba-tiba ia mendekat. “Bu Haji, tambah kacang atom sebungkus, boleh ya? Untuk
teman nonton bola,” ucap Santo nyengir.
Purwokerto, 15 Desember 2022
Tidak ada komentar:
Posting Komentar