Senin, 26 Desember 2022

Mengintip Strategi Dakwah K.H. Anwar Zahid (Resensi Buku)

 



 

Judul: Sukses Dakwah Merakyat ala K.H. Anwar Zahid

Penulis: Refan Purba

Penerbit: CV. Kamila Pres Lamongan

Cetakan I Mei 2022

Tebal: + 148 halaman (14,5 x 20,5 cm)

Peresensi: Sumintarsih

 

Seandainya banyak penggemar menulis tentang sosok idolanya, tentu Indonesia cepat pertumbuhan literasinya. Seperti yang dilakukan Pak Refan, anggota dari grup WA Rumah Virus Literasi,  terhadap pendakwah favoritnya, yaitu K.H. Anwar Zahid, dari Bojonegoro Jawa Timur. 

Bukti kekaguman penulis kepada kyai kondang ini adalah terkumpulnya 100 lebih file ceramah beliau. Ia mengaku langsung jatuh hati sejak pertama mendengarkan ceramah berjudul Bekal Akhirat pada pertengahan tahun 2011. Sejak saat itu penulis berburu koleksi ceramah beliau dalam bentuk file, kaset CD, MP3, dan tentu saja dari youtube.

Pengawas PAI Kemenag Kabupaten Malang yang jebolan beberapa pondok pesantren ini menyelesaikan beasiswa Magister (S-2) Kemenag di UIN Maliki Malang. Ia memiliki banyak kesibukan, di antaranya sebagai pengurus MUI dan Lembaga Dakwah MWC NU Kec. Ampelgading, Malang dan ketua FKPG (Forum Komunikasi Pendidikan Al-Qur’an) Ampelgading sejak 2001. Penulis juga aktif menghasilkan karyanya di berbagai media cetak dan daring.

Dengan latar belakangnya di dunia keagamaan, sangat tepat penulis menerbitkan buku ini. Apalagi, niatnya yang ditulis dalam Kata Pengantar bahwa penulis hendak menggapai rida Allah dalam rangka ikut serta melaksanakan perintah-Nya untuk berdakwah.  

Buku bersampul cokelat susu dengan gambar K.H. Anwar Zahid ini terbagi dalam tiga bagian, yaitu biografi singkat, 17 keunikan K.H. Anwar Zahid, dan 17 trik dakwah K.H. Anwar Zahid. Pada bagian biografi, pembaca dikenalkan dengan K.H. Anwar Zahid dari waktu lahir, masa kecil, pendidikan, dan keluarga, sampai aktivitas dakwah dan cara mengundang beliau.

Pada bagian ini, pembaca bisa memahami bahwa sulitnya mengundang dai kondang ini salah satunya karena padatnya jadwal beliau. Bayangkan saja, sehari belau bisa mengisi ceramah 3 – 4 acara dan setiap bulan ada jadwal ke luar negeri, seperti ke Hongkong, Korea Selatan, dan Malaysia.  Hampir tidak percaya karena pengundang harus menunggu dua sampai tiga tahun ke depan. Penulis termasuk beruntung, saat menjadi ketua panitia Maulid Nabi Muhammad saw. karena hanya menunggu tujuh bulan. Hal ini lantaran ada jadwal di daerah yang tidak jauh dari Ampelgading.

Bagian kedua berisi 17 keunikan K.H. Anwar Zahid. Apa saja keunikan dari dakwah K.H. Anwar Zahid? Awalnya penuli mengira K.H. Anwar Zahid  memiliki sosok tinggi besar dan sudah tua, ternyata sebaliknya. K.H. Anwar Zahid adalah kyai yang sederhana dalam penampilan, bahasa, dan materi. Selain itu, K.H. Anwar Zahid dipandang sebagai dai fenomenal karena langka, terkenal, dan mendunia. Belau juga dikenal spontan memberikan tanggapan humor kepada pendengar, ceramahnya memukau, pribadinya yang magnetis, dan sebagai dai yang mahal. Beliau sering menyampaikan sendiri, di akhir-akhir ceramhnya, alasan dai dibayar mahal.

Nah, ada satu bagian yang diangkat sebagai subjudul yaitu Qulhu Ae Lek di halaman 22. Bukan K.H. Anwar Zahid pencetus kata-kata itu, tetapi julukan itu disematkan kepada beliau. Cerita bermula saat bulan Ramadan. K.H. Anwar Zahid akan berceramah sehingga tidak berkenan saat diminta menjadi imam. Akhirnya kyai setempat yang menjadi imam.

Dalam rakaat pertama setelah Al Fatihah, imam membaca salah satu pertengahan surat “Wama….” Makmum tidak berani membetulkan karena tidak diketahui surat apa, termasuk K.H. Anwar Zahid. Hal itu terjadi berulang kali, imam masih lupa kelanjutannya. Spontan ada seorang anak dari shaf belakang berteriak, “Qulhu ae, Lek, kesuwen!” yang artinya, “Surat Al Ikhlas saja, Paman, agar tidak kelamaan!”

Kejadian ini sering diceritakan di mana-mana ketika beliau berceramah dengan tujuan mengingatkan agar imam berhati-hati dengan bacaannya. Kalimat “Qulhu ae, Lek” akhirnya menjadi humor dan sering dielu-elukan jamaah saat beliau hadir di lokasi ceramah.    

Adapun bagian terakhir tentang 17 trik dakwah K.H. Anwar Zahid. Bagian ini menunjukkan kesabaran dan kejelian penulis dalam melakukan riset. Analisisnya dari puluhan ceramah yang disimak menunjukkan adanya 17 trik persamaan. Selanjutnya, penulis mengambil sampel 25 judul untuk diteliti dan hasilnya dari 17 trik tersebut mayoritas 100% terdapat dalam setiap ceramah K.H. Anwar Zahid.

Trik dakwah yang pertama ditulis adalah pembandingan. K.H. Anwar Zahid sering menjelaskan materinya dengan membandingkan, misalnya membandingan kebiasaan orang masa lalu dan masa sekarang, cara dakwah masa lalu dan masa sekarang, dan lain-lain. Trik yang lain adalah penggojlokan kepada jamaah yang ditanggapi dengan gelak tawa, pengkritikan, pemelesetan kata, penganalogian, dan yang ke-17 adalah kepura-puraan. Misalnya, K.H. Anwar Zahid sering pura-pura melihat jam seperti mau mengakhiri ceramah. Jamaah akan ramai-ramai mengatakan, “Lanjut…!” Hal ini semata agar sepajang ceramah selalu segar dan jamaah terbukti antusias.

Kelebihan buku ini pada penonjolan riset. Apalagi, bagian akhir dilengkapi dengan daftar judul dan tempat ceramah yang dijadikan sampel penelitian. Tabel yang kedua adalah ceklis ada tidaknya trik 1 sampai 17 pada tiap judul ceramah. Selain itu, bahasa yang mengalir dan mudah dipahami.  Buku yang tidak terlalu tebal ini berhasil memberikan pesan bahwa srategi atau trik sukses dakwah K.H. Anwar Zahid bisa diterima dan diikuti para calon dai.

Sayangnya, ada penulisan kata Bab-bab seperti buku ilmiah. Bagian satu ada 8 bab, bagian dua dan tiga masing-masing 17 bab. Apalagi, ada dua bab yang sangat pendek. Di halaman 5 ada Bab 4 Keluarga berisi hanya dua kalimat dan foto serta Bab 5 Domisili, di halaman 6 berisi satu kalimat dan foto.  Barangkali lebih bagus jika bagian pertama Tentang K.H. Anwar Zahid berisi biografi singkat, aktivitas dakwah (termasuk mendirikan pesantren), dan cara mengundang.

Selain itu, penulis kurang konsisten menggunakan kata strategi dalam judul, tetapi di bagian tiga digunakan kata trik (17 Trik Dakwah K.H. Anwar Zahid). O ya, satu lagi. Penentuan subjudul juga sebaiknya satu saja agar kover tidak padat tulisan.  

Bila sudah membaca dan mendapatkan manfaat buku ini, kekurangan yang ada akan tertutupi. Pembaca yang sudah mengenal dai kondang ini akan terngiang-ngiang dan membayangkan cara K.H. Anwar Zahid berceramah. Bagi yang belum, pembaca akan membuktikan dengan satu kali klik nama belkiau di youtube.

Selamat membaca.    

 

Purwokerto, 27 Desember 2022

    

19 komentar:

  1. wow luarr biasa, pembaca yg detail dan telutu

    BalasHapus
  2. Alhamdulilah Resensi Luar biasa. Kamila Press ikit mellahirkan

    BalasHapus
  3. Sangat terasa peresensi sangat ahli di bidang tulis menulis

    BalasHapus
  4. Terima kasih resensinya, Bu Mien. Saya sudah membaca buku ini, insyaallah.

    BalasHapus
  5. Alhamdulilah resensi yang waww...terimakasih smg saya bisasegera baca bukunya... Sangat menarik

    BalasHapus
  6. Keren...berbagi cerita dlm menulis resensi sebuah buku

    BalasHapus
  7. MasyaAllah, detail dan lengkap sekali resensinya👍🏼

    BalasHapus
  8. Kyai favorit nih. Di kampung2 sangat ramai. Hehe

    BalasHapus