Sabtu, 15 Mei 2021

Anak Menangis saat Salat Ied


Intan, seorang ibu muda dengan putri kecilnya yang masih 7 bulan, Jihan. Pagi itu, mereka sudah bersiap-siap untuk pergi salat Idul Fitri di masjid perumahan. 

“Ayo, Ma berangkat!” ajak suaminya, Pak Rendi.

“Sebentar, Pa. Saya siapkan botol susu untuk Jihan dulu,” jawab Intan.
Beberapa tetangga sudah mulai berjalan menuju masjid. Semua tampak gembira menyambut datangnya hari Lebaran.

Jamaah putra sudah mulai memadati masjid. Pak Rendi pun memasuki masjid dan membuka sajadahnya di saf penutup. Beberapa baris di luar masjid masih disiapkan untuk jamaah putra. Adapun jamaah putri semua di luar masjid.

Intan menempatkan diri di sayap kiri, saf belakang. Kedatangannya pas lima menit sebelum salat didirikan. Berkali-kali Intan mengamati anaknya. Ini kali pertama Jihan diajak salat berjamaah. Dalam hati Intan dibayang-bayangi rasa khawatir kalau Jihan nanti menangis di tengah pelaksanaan salat Ied. 

“Jihan, anak salehah cantiknya mama. Duduk tenang, ya. Salatnya tidak lama, kok.”

Jihan menoleh tersenyum. Tangannya menggayuh mukena mamanya, pindah memegang mainan, susu, dan benda-benda lain di sekitarnya. Intan tampak lega, sepertinya akan aman-aman saja.

Takbiratul ihram pun terdengar dari imam salat. Takbir ketujuh berlalu, rukuk pertama lewat. Tiba-tiba….

Hu u…. hu u….
Entah mengapa, tangis Jihan pecah dan semakin kencang. Rakaat kedua, dua kali takbir ditunggu, tangis Jihan tidak juga mereda. Intan memutuskan untuk meraih Jihan. Salat Ied ia batalkan. Ia pun duduk dan beristighfar. Intan ingat betul nasihat gurunya bahwa terlarang bagi seorang mukmin mengganggu ketenangan tetangganya sendiri. Sebuah larangan yang dijumpai dalam hadis Abu Hurairah, “Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka janganlah dia menganggu tetangganya.”

Meskipun sekali setahun, salat Ied hukumnya sunah, sedangkan mengganggu ketenangan tetangga apalagi saat beribadah adalah sebuah larangan. Intan memutuskan membatalkan salat Iednya. Berkali-kali ia beristighfar dan berusaha mendiamkan Jihan. 

Ayah Bunda, tangisan bayi hampir bisa dipastikan selalu terdengar saat kita mengikuti salat ied di lapangan agau di masjid, khususnya di deretan jamaah putri. Mengajak anak salat berjamaah adalah bagian dari pendidikan. Orang tua perlu mengenalkan cara-cara beribadah, salah satunya salat berjamaah. Namun, perlu diperhatikan juga budaya saling menghargai. 

Dalam mengenalkan salat berjamaah, alangkah bagusnya diimbangi dengan pemahaman agar anak-anak bisa tenang di masjid. Ha ini tentu saja bila anak sudah lebih besar, usia TK sampai SD. 

Bagaimana dengan anak balita? Perkenalan dan pemanasan mengajak anak pada salat harian atau salat tarawih bisa dicoba terlebih dahulu. Ajak balita untuk mengenali lingkungan yang baru. Selain itu, bekal-bekal yang membuatnya nyaman juga perlu dilengkapi seperti susu dan mainan. Yang penting juga adalah memakaikan pampers agar najis tidak mengotori masjid.

Semoga pahala orang tua salat berjamaah bisa didapatkan dan anak juga mengenal salat berjamaah.

Purwokerto, 15 Mei 2021

2 komentar: