Jumat, 28 Mei 2021

Sepekan Berkegiatan Bersama Mama Papa (Parenting)


“Tunggu, Dik!” kata mama sambil menutup pintu gerbang. Sementara itu, Mia dan papanya sudah mendahului dengan jalan santai.

“Beneran ini, dari GOR mau jalan sampai pasar, Ma?” tanya papa meragukan kemampuan mama.

“Iya, dong. Kan sekalian belanja ya, Dik?”

“Iya, Ma. Mama mau masak besar, ya?” tanya anak kelas 3 SD ini penasaran.

“Masak biasa, tetapi hari ini khusus ada asisten masak baru.”

“Siapa, Ma?” tanya papa.

“Chef Mia….” Mia kaget, tetapi ada rasa bangga. Bahkan, Mia diminta menentukan menu masakan dan bahan-bahannya. Mia memilih menu gulai ayam.

 

Senin pagi, Mia sudah berada di antara rak-rak buku. Papa mengajak Mia untuk memilih buku.

“Pa, kan sekarang ada buku online. Buat apa pinjam buku?”

“Nanti kita diskusikan. Yuk, lihat-lihat dulu!”

Mia melewati setiap rak buku dan melihat-lihat judulnya. Sampailah dia di depan buku-buku sejarah perjuangan Indonesia. Mia melihat buku-buku yang sering diceritakan gurunya. Satu persatu buku dilihat sekilas, dibaca beberapa halaman, ganti buku lainnya, dan seterusnya. Dibawanya beberapa buku ke meja baca.  Sampai tidak sadar, Mia sudah dua jam berada di dalam perpustakaan.

 

Rabu siang, Mia diajak mamanya ke Penjahit Ayu. Meskipun tampak males, Mia mengikuti saja ajakan mamanya.

“Sudah banyak toko baju, langganan Tante masih banyak?” tanya Mia kepada Tante Ayu.

“Alhamdulillah, masih Sayang. Terutama mau masuk tahun pelajaran baru dan mau lebaran.”

“Dik, ayo latihan memasang kancing baju. Suatu saat, kalau kamu sudah kerja, barangkali tugas di luar kota. Bisa jadi jauh dari penjahit atau toko baju. Misalnya bajumu lepas kancingnya, kamu bisa memasang sendiri.”

Mia diam dan segera memegang benang dan jarum. Sedangkan mamanya sedang memesan jahitan baju.

“Aduh, kena jarum!” teriak Mia.

“Tidak mengapa, inilah belajar,” kata mama tenang.

 

Kamis sore, papa mengajak Mia membeli pakan ikan. Namun, di dekat perempatan, papa memarkir mobilnya.

“Mia, kamu amati lalu lintas di sekitar jalan ini sampai perempatan itu.”

“Siap, Pa.”

“Pa, kok motor itu melaju terus?”

“Harusnya bagaimana?” tanya papa.

“Kan lampu merah, harusnya berhenti.”

“Ya, bagus.”

“Wah, itu ada anak kecil dibonceng di depan, tetapi tidak dipakaikan helm. Ayahnya juga tidak pakai helm, Pa,” kata Mia heran.

“Sudah dua. Satu lagi apa, Nak?”

Mia tampak berpikir dan langsung menemukan pertanyaan yang ketiga yaitu tentang orang menyeberang yang tidak di penyeberangan jalan. Mereka asyik diskusi di dalam mobil kemudian melanjutkan perjalanan.

 

Jumat, Mia dan mama papanya menuju ke suatu tempat yang dirahasiakan. Mama dan papa memberikan tiga kata kunci dan Mia diminta menebak.

“Pertama, tempat yang kita tuju di dalamnya banyak anak kecil,” kata mama.

“Kedua, kita membawa bingkisan untuk mereka supaya mereka senang,” tambah papa.

“Aku tahu, kita mau ke TK? Tetapi mengapa sore, ya?” tebak Mia.

“Berarti belum betul itu,” ledek papa.

“Satu lagi ya. Yang ketiga, anak-anak ini sudah tidak punya orang tua.”

“Oh, panti asuhan!” teriak Mia dengan yakin. Mia langsung berubah ekspresi. Ia langsung membayangkan suasana panti asuhan seperti dalam film atau buku yang pernah ia lihat. Ia menoleh ke kardus dan tas-tas yang akan dibawa ke sana. Ia peluk mamanya sambil menyembunyikan wajahnya yang mulai sendu.  

 

Sabtu siang, Mia bersama mama papanya sudah melaju meninggalkan rumah.

“Mia, mama sering menasihati apa kalau kita bertamu atau berkunjung ke rumah saudara? Coba diingat tiga saja,” pinta papa.

“Nasihat mama bisa satu buku, Pa. Hehe…,” kata Mia sambil melirik ke arah Mama. “Satu, senyum dan ramah apalagi saat berbicara. Dua, simpan dulu gadgetnya. Tiga, duduk dengan sopan. Empat….”

“Sudah tiga cukup,” kata papa. “Nanti yang menilai mama saja. Praktik bertamu dimulai…,” kata papa menutup obrolan karena sudah masuk di halaman teman papa.  


Ayah Bunda, jangan salahkan anak-anak kalau mereka terlalu lama asyik dengan gawainya. Bisa jadi karena orang tua juga asyik sendiri bersama gawainya. Atau karena anak-anak tidak mendapatkan alternatif kegiatan. Akan kesulitan bila anak diminta berkegiatan dengan sendirinya. Untuk itu, orang tua perlu memberikan arahan atau ajakan untuk berkegiatan bersama.

Cerita di atas sebagai gambaran cara memberikan kesibukan kepada anak dengan berkegiatan bersama orang tua. Dalam sepekan bisa bersama Bunda bergantian bersama Ayah atau bersama Ayah Bunda sekalian. Semoga bermanfaat.

 

Purwokerto, 28 Mei 2021

2 komentar:

  1. terima kasih pencerahannya, kalau sekarang anak anak kami sdh dewasa, susah lepas dari gawainya masing-masing

    BalasHapus