Senin, 24 Mei 2021

Saat Anak Meminta Mainan



Mama Ria tidak bisa menyembunyikan rasa sukanya. Dika, anak jagoannya yang masih 3 tahun ini tampak senang sekali. Bersama teman-teman seumurannya, Dika berlarian di pinggir pantai dalam pengawasan ayah Dika. 

Dalam wisata bersama keluarga yang diadakan kantor Mama Ria tahun ini, banyak karyawan yang ikut. Tiga bus besar mengantarkan mereka ke Pantai Ayah Kebumen, Jawa Tengah. 

Setelah mandi dan berganti pakaian, Dika sudah ditawari Mama Ria untuk makan bekal dari rumah. Hal ini untuk mengantisipasi Dika tidak selera dengan nasi box yang ada. 

“Ma, ada penjual mainan. Beli, Ma!” teriak Dika saat menoleh kios-kios penjual mainan anak.

“Iya, nanti habis makan, ya,” bujuk Mama Ria. Mama Ria berusaha menahan Dika, yang masih TK ini, agar mau makan dulu. Namun, sepanjang makan, Dika tampak gelisah. 

Pada suapan keempat, Dika berlari dan mendekat kios mainan.

“Ma, beli mobil-mobilan ini!” teriak Dika.

“Nanti Dika, selesaikan makannya dulu!” Mama Ria tidak mau kalah. Ia bertahan agar Dika makan dulu.

“Nggak mau, Dika mau mainan ini!”

“Di rumah sudah banyak mobil-mobilan, Dika!”

“Beli…beli…!” Tangisan dan rengekan Dika semakin menjadi-jadi membuat semua orang menoleh. Papa Dika mendekat dan menarik Dika. Namun, justru Dika makin meronta. Kali ini Dika makin menjadi. Papa mencoba menenangkan dan mengajak Dika ke tempat yang sepi.

Di satu sisi, Fais tampak senyum-senyum saja di samping Bunda Uun, karyawan lain. 

“Fais nggak pingin mobil mainan, Nak?” pancing ayah. 

“Nggak, Fais sudah punya di rumah. Fais seneng mainan bongkar pasang aja.”

“Kalau Fais pinter dan nurut Ayah Bunda, besok ada hadiah lagi,” kata Bunda Uun.

“Benar, Bunda?”

“Iya, apalagi kalau Fais nggak seneng menangis, tahun depan ikut lagi wisata bersama.”
Fais makin girang dan lanjut bermain dengan kakaknya. 

Ayah Bunda, rupanya ada pengalaman menarik dari Bunda Uun yang bisa kita pelajari. Bunda Uun tidak pernah membelikan mainan anak langsung bersama Fais di depan penjual. Bila Bunda Uun dan suami ingin membelikan, mereka membeli tanpa mengajak anak. Mereka membeli dan membawa pulang sebagai oleh-oleh atau hadiah atas prestasi anak-anaknya.

Apakah Bunda Uun tidak pernah mengajak anak-anak ke pusat perbelanjaan? Tentu saja pernah, tetapi tidak untuk membelikan. Justru di sana mereka mengajak diskusi dan memberikan motivasi bagaimana anak-anak mendapatkan mainan itu. 

Dampak yang sangat terasa adalah anak-anak mereka tidak pernah meminta apalagi sampai meronta-ronta minta mainan di depan penjual.   Apabila anak meminta dan memaksa minta dibelikan, terkadang orang tua akan kewalahan. Orang tua akan lebih malu bila anak tidak bisa menghentikan tangisnya. Adapun mainan tersebut atau yang serupa bisa jadi sudah ada di rumah. Bisa juga harga yang terlalu mahal atau kualitas kurang bagus, dan lain-lain.

Anak yang menangis kemudian direspon orang tua dengan dituruti keinginannya, ia akan mengulanginya di lain waktu. Anak sering memanfaatkan situasi seperti ini sebagai senjata bahwa pada akhirnya akan dibelikan. 

 Bagaimanapun sayang Ayah Bunda kepada anak, orang tua perlu mengajak ananda belajar mengelola emosinya.

Purwokerto, 24 Mei 2021

Tidak ada komentar:

Posting Komentar