Kamis, 18 November 2021

Inklusivitas di Dunia Digital

RESUME    GMLD
GURU MOTIVATOR LITERASI DIGITAL
Pertemuan VIII (di grup WA)
Hari, Tanggal :  Rabu, 17 November 2021
Tema : Inklusivitas di Dunia Digital
Narasumber : Muliadi
Moderator : Dail Ma’ruf

Sore ini ada yang berbeda. Grup WA GMLD 4 sepi dari informasi kelas pertemuan ke-8. Saya menunggu-nunggu dan sudah bersiap-siap dengan hp dan laptop di meja. Tepat pada 16.00 tiba-tiba grup WA dikunci, hanya admin yang bisa menyampaikan informasi. 

Setalah Pak Dail menyapa, muncullah flyer Pelatihan GMLD ke-8 dengan tema Inklusivitas di Dunia Digital. Tumben, kali ini keduanya bapak-bapak. Wajah Pak Muliadi, sang narasumber, bersanding dengan foto Pak Dail, moderator sore ini. 

Sekilas tentang Nafrasumber.
Muliadi, S.Pd, M.Pd, guru Matematika di SMK Negeri 1 Tolitoli Sulawesi Tengah ini kelahiran Kalangkangan, 21 Januari 1971. Menyelesaikan S-1 program Pendidikan Matematika di Universitas Tadulako Untad (UNTAD) tahun 1997 dan S-2 Matematika di UNESA tahun 2004. 
Pengalaman di dunia Pendidikan, sebagai guru dan beberapa kali menjadi kepala sekolah. Sekarang Pal Muliadi mengajar di SMA Negeri 1 Tolitoli tahun 2017 dan SMK Negeri 1 Tolitoli sampai saat ini. 

Pak Muliadi aktif di MGMP matematika, sebagai guru Inti/Instruktur Matematika SMA/SMK, instruktur K13, pengajar pada Universitas Terbuka (UT) UPBJJ Palu sejak tahun 2006, penulis kolom opini pada Koran lokal, dan paling aktif menulis di media sosial, seperti facabook, WA, dan Blog. Bahkan, ia sebagai penulis di balik layar. Pesannya: Writing is my passion, Jagala Allah maka Allah akan menjagamu, dll
 
Dari Toli-toli langsung, Pak Muliadi berusaha menyapa peserta. Namun, karena di sana mati lampu dan jauhnya jarak dengan para peserta, peserta diminta bersabar oleh moderator.

Materi
Narasumber akhirnya menyapa peserta dengan mengajukan pertanyaan  persis yang tersimpan dalam benak peserta. Apakah Inklusifitas itu?

Inklusivitas berasal dari kata inklusi, kata ini diambil dari kata “inclusion” yang berarti mengajak masuk atau mengikutsertakan. Lawan kata inklusi adalah eksklusif atau eksclusion, artinya menegasi atau mengeluarkan. Dengan demikian inklusivitas merujuk kepada sikap menerima atau mengajak kepada siapa saja tanpa melihat perbedaan dalam konteks sosial.

Sebagai sebuah sikap, inklusivitas senantiasa dikaitkan dengan sikap masyarakat terhadap lingkungan sekitarnya. Dalam hal ini, masyarakat yang dimaksud adalah masyarakat digital.

Mengapa kita harus bersikap inklusif di era digital?
Masyarakat digital identik dengan kebiasaan interaksi dengan media baru melalui konsep metode baru dalam berkomunikasi di dunia digital dan memungkinkan orang-orang dari kelompok-kelompok kecil berkumpul secara online, berbagi, menjual, dan menukar barang serta informasi.
 
Mengapa  masyarakat  digital mesti inklusif?
Masyarakat digital identik dengan kebiasaan interaksi dengan media baru melalui konsep metode baru dalam berkomunikasi di dunia digital dan memungkinkan orang-orang dari kelompok-kelompok kecil berkumpul secara online, berbagi, menjual, dan menukar barang serta informasi.

Alasan bagi masyarakat digital harus inklusif, yaitu:
1. Internet bukan lagi barang baru di Indonesia. Oleh sebab itu, internet seharusnya bisa dinikmati oleh siapapun dengan mudah.

Dari data yang ada, tercatat Indonesia sebagai salah satu pengguna smartphone terbesar di dunia, setelah China, India, dan Amerika Serikat. Hal ini menunjukkan bahwa Indonesia menjadi salah pengguna internet terbesar. Berdasarkan data internetworldstats, pengguna internet Indonesia mencapai 212,35 juta jiwa pada Maret 2021. Sementara rata-rata waktu yang digunakan untuk mengakases internet adalah 8 jam 52 menit atau sekitar 75% dari waktu yang tersedia. Ini luar biasa, mengingat hampir 3/4 waktu dihabiskan hanya untuk mengamati perangkat digital yang ada. Sebagian besar pengguna memanfaatkan media sosial untuk berinterkasi, berkomunikasi, atau sekedar mencari informasi. Tercatat aplikasi yang paling banyak digunakan secara berturut-turut yaitu youtube, whatsapp, instagram, facebook, lalu twitter. 

2. Dunia digital cenderung mempertajam perbedaan dan mempeluas keragaman, baik dari aspek fisik maupun pandagan, sehingga berpotensi menimbulkan kerawanan social. 
Oleh sebab itu, perlu disikapi secara bijak dan benar, berbagai contoh perpecahan atau perkelahian antara warga terjadi hanya akibat penggunaan media sosial

3. Keunikan yang hadir sebagai sebuah keniscayaan, perlu mendapat perlakuan yang proporsional sesuai kondisi keunikannya sehingga mereka dapat menikmati layanan dan kebutuhan sebagaimana layaknya anggota masyarakat digital lainnya.

4. Hak untuk memperoleh akses layanan dan kebutuhan di dunia digital untuk berbagai keperluan seharusnya mampu menjangkau seluruh wilayah di Indonesia.

Masyarakat digital harus dapat mampu bersimpati dan berempati kepada berbagai keunikan akibat keterbatasan fisik atau mental yang diwujudkan dengan menyediakan instrument atau aplikasi yang ramah kepada penyandang disabilitas agar setiap orang dengan segala keterbatasannya dapat menikmati dan memanfaatkan fasilitas yang ada untuk mengembangan diri

Keempat alas an tersebut mengungkapkan bahwa kita tidak bisa menghindari era digital. Hanya 2 pilihan ikut atau ditinggalkan. Lantas bagaimana sebaiknya kita menghadapinya? Sebagai guru, apa yang harus  kita lakukan?

Setiap anggota masyarakat berhak mendapatkan layanan internet untuk mempercepat pemerataan pembangunan dan peningkatan sumber daya manusianya. Setiap anggota masyarakat berhak mendapatkan layanan internet untuk mempercepat pemerataan pembangunan dan peningkatan sumber daya manusianya
Tiga hal penting dalam inklusivitas dunia digital : Keunikan fisik dan kemampuan, perbedaan dan keragaman, dan keunikan fisik dan kemampuan. 
Jika kita yang normal bisa menikmati serunya era digital dengan smartphone, bagaimana dengan saudara kita yang disabiltas? Indah sekali jika inklusifitas bisa kita hadirkan di lingkungan masing-masing. Oleh karena itu, kita juga harus menyediakan kemudahan kepada penyandang disabilitas  sesuai dengan kehendak Tuhan tentang penciptaan manusia yang beragam untuk saling ta'aruf atau mengenali dan kolaborasi dalam upaya kita untuk bisa kembangkan inklusifitas dalam bermedia digital.

Berkaitan dengan terbatsnya fasilitas di beberapa daerah, pemerintah terus berupaya membangun imfrastruktur jaringan agar layanan jaringan mudah, dan terjangkau. 

Purwokerto, 17 November 2021

2 komentar: