Kamis, 04 November 2021

Mana Jejak Digitalmu?

RESUME    GMLD (GURU MOTIVATOR LITERASI DIGITAL)
Pertemuan II
Tanggal : 03 November 2021
Tema : Yuk Kelola Jejak Digital yang Baik
Narasumber : Dedi Dwitagama
Pengajar matematika di SMKN 50 Jakarta Timur, trainer, motivator, penulis, dan blogger.
Moderator : Helwiyah.

Kelas virtual GMLD sore itu lewat WA grup. Saya sudah tidak sabar ingin segera bergabung, apalagi hari sebelumnya saya terlambat karena ada tugas lainnya dari sekolah. Meskipun bisa menyimak ulang dari awal, saya berpikir sepertinya berbeda bila dibanding bisa menyimak langsung. 

Ternyata benar. Sore itu pukul 15.36 WIB moderator, Ibu Helwiyah, membuka kelas kemudian disambung pembicara, Pak Dedi, menyapa peserta. Peserta hanya dipancing dengan tantangan yang sederhana. Diundanglah peseta yang mau menjadi sukarelawan untuk satu hal tersebut? Apakah itu? Peserta agar menyebutkan salah satu nama guru yang dikenang, favorit, atau luar biasa selama peserta menjadi siswa dari TK, SD, SMP, sampai S-3. Mengapa dikenang? 

Saya pikir hanya diminta mengingat dan ternyata bemunculan pernyataan dari para peserta di 6 grup WA kelompok 2 sampai 6. Kejutan datang dari moderator yang langsung menyambung dengan mencarikan gambar nama-nama guru yang disebut para peserta dari Google.  "Apakah nama guru tersebut ada dalam gambar-gambar itu?" tanya Bu Helwi.

Dua tiga kali pertanyaan itu muncul, saya baru klik dengan maksud moderator. Rupanya ini pengantar yang manis untuk membuka mata peserta pentingnya jejak digital. Pak Dedi menyayangkan, mereka para guru favorit, tetapi tidak ada fotonya ketiak digoogling. Bagaimana dengan kita? 

Bila kita tidak serius mengelola jejak digital kita, kita pun akan sama dengan guru-guru favorit kita ynag tidak muncul dalam googlng. Peran kita akan digantikan oleh guru-guru baru yang memiliki jejak digital dengan baik. Seberapa hebat kita, kalau belum terlacak oleh google, kita bukan siapa-saipa. Walaupun kita diidolaka  para siswa? Betul sekali.
 
Ya, memang dulu belum ada internet. Sebagian besar guru kita tidak mempunyai jejak digital. Namun, Pangeran Diponegoro atau Mahatma Gandhi hidup sebelum zaman internet, nama mereka tetap muncul di internet. Hal itu karena prestasi mereka luar biasa sehingga jejaknya diarspkan orang lain. Kita bisa seperti itu, kita mulai dari mengarsipkan karya kita sendiri. Bagaimana caranya?

Kita bisa memulai dari memposting di semua media sosial kita (facebook, youtube, instagram, dll) kegiatan yang kita ikuti, benda-benda milik kita, mengarsipkan karya kita dengan membuat video dan posting di youtube, bahkan, lewat blog kita bisa memberdayakan siswa dengan melibatkan mereka dalam pengiriman tugas. Dengan menuliskan nama dan sekolah tempat kita mengajar, jejak digital kita akan cepat terlacak.
Pak Dedi berpesan agar peserta, “Mulailah menulis dengan satu huruf, dirangkai menjadi kata, lanjut menjadi kalimat, tayangkan jadi buku atau blog, beres.” Bukan hanya itu, pesan lain beliau adalah bahwa, “Salah satu manfaat jejak digital kita adalah untuk mengabarkan kebaikan kita. Seandainya suatu saat ada kabar buruk tentang kita, ada jejak digitak kebaikan yang pernah kita sebarkan.”  

Meskipun kelas berlangsung dalam WA grup, tidak mengurangi minat peserta dalam menyimak materi yang diberikan narasumber. Antuias dan semangat termotivsi sangat terlihat. Justru pertanyaan pertanyaan langsung direspon dan keuntungannya bagi peserta yang terlambat masih bisa menyusul. Semua materi dan diskusi masih ada. Terima kasih kepada Pak Dedi dan Ibu Helwiyah.

Ah, jadi tidak sabar ingin menyimak materi selanjutnya di GMLD.*

Purwokerto- 4 November 2021
Sumintarsih GMLD- 4

5 komentar: