Jumat, 26 November 2021

Keterampilan Digital untuk Masa Depan yang Cerah

RESUME    GMLD
GURU MOTIVATOR LITERASI DIGITAL
Pertemuan XI
Hari, Tanggal : Rabu, 24 November 2021 (grup WA)
Tema : Keterampilan Digital untuk Masa Depan yang Cerah
Narasumber : Deni Darmawan
Moderator : Helwiyah

Suara Ibu Helwiyah sebagai moderator kelas GMLD sore ini hangat menyapa peserta.  Moderator mengingatkan peserta agar segera menyiapkan lingkungan yang kondusif dan nyaman. Bahkan, minuman dan camilan agar tersedia. Sejak awal moderator mengingatkan tata cara bertanya. Sepertinya beliau sudah menangkap bakal banyak pertanyaan pada materi yang superkeren ini. 

“Keterampilan digital seperti apakah yang diperlukan agar masa depan kita cerah? Bagaimana memperoleh dan memanfaatkannya? Mari kita kepoin apa yang akan disampaikan Uncle D, nama tenar Bapak Deni Darmawan.” Ya, begitulah suasana akrab dan penuh semangat pada kelas Grup WA Rabu sore itu yang dibangun moderator.

TENTANG NARASUMBER

Deni Darmawan
Blogger, youtuber, author, reaseacher, dan speaker ini menjabat sebagai dosen Universitas Pamulang, Tutor online Universitas Terbuka, dan Founder KOMBIS. Penulis 3 buku solo dan 5 lebih buku antologi ini sekaligus sebagai penulis jurnal dan penulis artikel popular di berbagai media cetak. Pengalaman menjadi narasumber dan menjadi penulis sekaligus editor sudah tidak terhitung lagi. Bahkan, banyak media sosial beliau miliki: IG, WA, facebook, Instagram, dan website. Salah satunya youtube di Deni Darmawan Official

MATERI
Narasumber yang rendah hati ini berharap mudah-mudahan bisa mendobrak keterampilan digital Bapak/Ibu peserta. Ia membuka sapaannya dengan mengajak peserta menyimak video yang berhubungan dengan memasuki era society 5.0. 
Kita sudah memasuki berbagai era. Mulai dari era Society 0.1 sampai era Societ 5.0. Begitu cepat perubahan dari era ke era. Saat ini, tidak terasa kita sudah memasuki era society 5.0. Padahal, seperti baru kemarin memasuki era society 4.0 atau revolusi industri 4.0. Mau tidak mau, kita harus siap ya Bapak/Ibu untuk beradaptasi, bermigrasi dengan segala perubahan yang terjadi. Era selanjutnya, kita tidak tahu apakah nanti ada era society 6.0, 0.7, 0.8 dan seterusnya. Wallahu’alam.
Ada satu menarik tentang gambaran era 2045. 
https://www.youtube.com/watch?v=rjLVCpE3kuw

Sebuah film menarik yang menggambarkan era masa depan. Film besutan Steven Spielberg berjudul “Ready Player One” berlatar di dunia nyata dan realitas virtual pada era 2045. Film ini akan membawa Bapak/Ibu antara dunia nyata dan dunia virtual. Ketika dunia nyata dan realitas virtual saling tumpang tindih. 

Untuk kesempatan kali ini, akan dibahas keterampilan di era society 4.0 atau revalousi industri 4.0. Sering juga disebut Keterampilan 4.0. atau  keterampilan abad 21.

Guru itu digugu dan ditiru. “Ing Ngarso Sung Tulodho Ing Madyo Mangun Karso Tut Wuri Handayani” artinya di depan memberi teladan, Di tengah membangun kemauan, Di belakang memberi dorongan dan pengaruh yang baik ke arah kemandirian. Begitu kata Ki Hajar Dewantoro (Bapak Pendidikan Indonesia).

Semboyan itu terus kita pegang sebagai pengajar dan pendidik, agar kita terus menjadi teladan, terus mau belajar dan terus memotivasi peserta didik kita. Nah, menjadi motivator guru literasi digital (GMLD) kita harus bertransformasi menjadi menjadi guru abad 21,  yaitu menjadi guru yang multitasking. Guru yang mempunyai keterampilan digital. Guru yang sudah melek teknologi, istilah yang dipakai oleh Bapak Munif Chatib, guru harus bermigrasi agar bisa akrab dan menggunakan teknologi untuk aktivitasnya.

Silahkan baca artikel Pak Deni di portal media online tangselmedia.com
https://tangselmedia.com/guru-melek-literasi-digital.html

Membaca juga salah satu keterampilan Bapak/Ibu. Ada yang membaca lambat, sedang dan cepat. Karena ini era informasi, begitu banyak informasi berseliweran dalam jagat media sosial. Tips membaca cepat:  https://www.youtube.com/watch?v=YlAwRLyB_Dk

Keterampilan Literasi Digital
Keterampilan digital adalah sebuah kemampuan dalam menggunakan teknologi digital dan memanfaatkan situs jejaring media sosial serta keterampilan menggunakan jenis gawai dll. 

Keterampilan abad 21
Pak Jokowi dalam sebuah pidatonya menyampaikan, “Langkah transformasi digital dalam menghadapi era ini salah satunya mempunyai SDM talenta digital.”

Nah, keterampilan digital itu meliputi Keterampilan 4C itu : Creativity dan Inovation, Critical Thingking, Communication, and Collaboration.

1. Creativity & Inovation
Keatif dan inovasi harus dimiliki oleh kita. Orang yang kreatif selalu thinking out of the box. Ia terus menggali ide, mencari ide, dan membuat ide itu agar menjadi nothing to something. Ide mampu diwujudkan dalam sebuah produk yang bermanfaat untuk orang banyak. Jika sudah pada tahap ini maka sudah mampu melakukan “gebrakan” inovasi.
Contoh hasil melakukan “gebrakan” inovasi kala pandemic, baca di  https://mediaindonesia.com/opini/417017/gebrakan-inovasi-kala-pandemi

Semua dimulai dari ide dan dibuktikan dalam bentuk nyata dengan melakukan terobosan berbagai inovasi

2. Critical Thinking.
Berpikir kritis adalah keterampilan dalam memanfaatkan teknologi digital dan kemmaluan menerima informasi sehingga tidak mudah menerima hoax. 

3. Collaboration
Keterampilan bekerja sama dalam kelompok. 
Bapak Ibu, bagaimana kolaborasi Om Jay dan kawan-kawan dalam membuat program berbicara, menulis dan motivator guru literasi digital? Tanpa kolaborasi, sulit rasanya mewujudkan program-program “superkeren” itu. Sinergi dalam gerakan yang membangun sehingga akan muncul guru-guru penggerak dalam kolaborasi. Dari kelas-kelas menulis juga lahir penulis-penulis buku. Dari kelas-kelas itu juga mendobrak SDM talenta digital guru.  Amazing bukan! Om Jay gitu loh.

Buatlah konten kreatif kolaborasi yang mampu membuka kesadaran generasi milenial Y dan Z agar bisa memahami dan menyerap nilai-nilai pancasila.
https://www.youtube.com/watch?v=oZntTNRbEuw

4. Communication (komunikasi)
Menyampaikan sebuah ide dan karya dengan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi. Hal ini bisa dilakukan dengan berbagai media sosial, yang paling banyak dipakai di Indonesia adalah youtube karena mereka akan mendapatkan poin dan koin, pujian dan cuan. 

Om Jay pernah berkata dalam webinar zoom, “Setelah guru mengikuti kegiatan GMLD, guru bisa meningkatkan performanya, sehingga tidak ada lagi guru yang dapat gaji pas-pasan. Tapi dengan memanfaatkan platform digital, guru bisa mendapat point koin, pujian dan cuan”. Guru punya segudang ilmu, jadi buatlah konten kreatif untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.

Sebagai contoh saja Bapak/Ibu, Bagaimana Fiki Naki yang mampu memanfaatkan platform digital untuk belajar berbagai bahasa. Siapa sangka, anak kampung asal Riau ini ketika main OME.TV dan di upload ke youtube, ia mendapat pujian dan cuan.

Begitu juga dengan mahasiswi saya, namanya Bella Claudina dengan nama penanya Claudinab. Karena suka membaca novel di watpadd, Bella menulis novel dengan menggunakan noted di hape. Siapa sangka, novelnya dibaca hingga 2.5 juta dan dilirik oleh Gramedia hingga diluncurkan di Gramedia Menteng JakPus. Sya tuliskan beritanya di web prodi

TANYA JAWAB
1. Umi Agus Farida dari Kalsel
saya justru khawatir kalau generasi mendatang tanpa mengenal lingkungan, sosial, dan yg lebih parah ajaran agama masing2 karena sibuk dengan dunia digital. 
JAWAB: Teknologi tidak bisa kita hindari karena begitu cepat perkembangannya. Hal ini juga yg mengkahwatirkan kita sebagai orang tua. Dibutuhkan peran orang tua dan koloborasi sekolah dan masyarakat. Orang tua menjadi teladan, jadi harus bijak dan cerdas juga dalam menggunakan Gawai. Ajaklah shalat berjamaah, mengaji bersama sehingga quality time bagi keluarga.

2. Nur Laili Rahmawati dari Purbalingga
Bagaimana memaksimalkan apa yg kita miliki dalam mengembangkan keterampilan digital? Terkadang kita sudah terkekang oleh zona yang nyaman sehingga merasa enggan untuk mengasah kemampuan literasi kita
Jawab: Allah menciptakan kita tidak sia-sia bu. Asah terus keterampilan ibu. Ketika Om Jay membuka kelas bicara, menulis dan motivator digital, maka coba kita praktikan pelan-pelan. Pada dasarnya manusia diberikan potensi, jika kita asah, maka akan menjadi ketrampilan.
 
3. M.Chaerudin, S.Pd/ Parungpanjang Bogor
Berapa lama menjadi terbiasa menguasai aplikasi digital terkini, bisa di lihat dari konten-konten kreatif yang bapak share, seperti Youtube? Apakah bapak punya tim untuk mengolah konten2 kreatif digital?  Mohon resep cepat menguasai keterampilan 4C.
Jawab: Saya belajar dari yang ahli Pak. Kadang saya belajar dari mahasiswa saya yang pintar dalam menggunakan platform media digital. Saya tidak malu untuk belajar sama mereka. Saya awalnya mengajak mereka (mhs) tolong membuat video, dsb. Kemudian saya catat dan saya praktikkan. Saya juga selalu liat tutorial di youtube. Mulai dari menggunakan tools dari video, dan design. Orang menyebut saya multasking. Tapi saya tdk merasa begitu, sebab, saya punya keinginan tahunan yang besar terhadap sesuatu hal.
Resep 4C adalah bergabung dengan TIM OM JAY Pak. Keterampilan 4C ada semua di tim itu.

4. Frans Fernandez Praya 
Apa yang bisa kita lakukan sekarang untuk membendung hal-hal negatif dunia digital dan berhasil mencapai itu semua?
Jawab: Semua kehadiran berupa teknologi yang ada pada hakikatnya memudahkan aktivitas kita. Kemudahan itu akan memberikan kenahagiaan lahir bathin jika tujuannya adalah memberikan pencerahan, inspirasi, dan tentunya memberikan kebaikkan orang lain dengan konten-konten yang kreatif. Kata Pak Jokowi, banjiri medsos dengan konten2 positif, yang merekatkan persatuan dan kesatuan anak bangsa, mencerdaskan kehidupan bangsa. Seperti video yang tadi kami buat dalam membumikan nilai-nilai pancasila

Apa yang bisa kita lakukan sekarang untuk membendung hal-hal negatif dunia digital dan berhasil mencapai itu semua? Ikut grup Guru Motivasi Literasi Digital agar kita cerdas, dan bijak dalam menggunaka platform digital

Jadi, ketrampilan digital yang perlu kita fahami dan kembangkan sesuai amanah dunia pendidikan adalah 4C. Ketrampilan digital harus diimbangi dengan penguatan karakter melalui konsep PPK. Dampingi dan awasi anak anak kita saat penggunaan media digital , tanamkan pula nilai nilai agama  dan keluhuran Budi pekerti agak tak terbawa arus dari kontent   negatif.

“Semoga kita bisa meningkatkan  Imtaq dan IPTEK secara bersamaan”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar