Rabu, 10 Maret 2021

Bisakah Jakarta Tanpa Polisi?

Membaca tulisan Pak Khoiri, penulis- dosen Unesa Surabaya, tanggal 3 Maret 2021 dalam komunitas penulis berjudul “Tour de Europe (2): Di Praha Tiga Hari Tak Ketemu Polisi” membuatku berpikir. Betepa kota Praha sebagai ibu kota Republik Ceko telah sukses membangun karakter disiplin warganya sehingga tidak perlu pengawasan polisi. Apakah hal ini mustahil di Indonesia?

Berbicara soal kedisiplinan memang menjadikan kita agak pesimis. Kedisiplinan umumnya dipandang sebagai sesuatu yang sangat berat dan mahal. Perlu dibayar dengan kerja keras, bahkan entah sampai kapan terwujud. Kalau dipikir, berapa menteri sudah berganti di negara ini, khususnya menteri pendidikan, faktanya para guru ditunjang masyarakat belum sukses menanamkan karakter disiplin. Konon, melihat karakter suatu negara, cukup terwakili bagaimana warganya dalam berlalu lintas.

Namun, kita bisa melihat Jakarta berhasil menduduki urutan ke-17 kota tersehat dunia versi survei institusi asal Inggris, YouGov (Maret 2021). Hal ini sekaligus Jakarta peringkat ke-4 kota paling sehat di Asia. Seakan tidak percaya karena menjadikan Jakarta bersih seperti hal yang sangat mustahil. Jakarta dulu identik dengan pemandangan sungai kotor, bau, dan penuh sampah seta beberapa sudut kota yang kumuh. Kini, sudah disulap sedemikian rupa.

Jakarta telah berkomitmen untuk memajukan ibu kota dengan program “Jakarta City Regeneration” yang meliputi pembaruan paradigma, fisik, serta sosial budaya. (Jakarta Smart City, April 2020) Ini artinya  bahwa pemerintah dan warganya menjalin kemitraan yang bagus.

Kembali ke kota Praha yang tanpa polisi, rupaya tidak mustahil juga bisa diterapkan di Jakarta.

Pak Anies…, halo Pak. Ini ada tantangan baru.

 


Purwokerto, 10 Maret 2021

Tidak ada komentar:

Posting Komentar