Rabu, 29 Desember 2021

MGM (Mengajar Gaya Motivator) Menyelamatkan Kelas Daring

Profesi guru sudah menjadi pilihan hidup saya. Ternyata saya sudah mengajar 21 tahun di SMP Al Irsyad Purwokerto. Angka yang tidak sedikit. Namun, setelah saya pikir-pikir, rasanya bahasa Indonesia, mata pelajaran yang saya sampaikan, biasa-biasa saja di mata para siswa, apalagi menjadi pelajaran favorit. Saat masih ada ujian nasional di kelas akhir, pelajaran bahasa Indonesia terselamatkan lantaran masuk dalam mata pelajaran yang diujikan. 

Nah, bagaimana dengan pelajaran bahasa Indonesia di masa pandemi ini? Siswa mengikuti kelas dari GCR, google meet, GCR, google meet lagi, begitu seterusnya. Apakah hanya membaca dan menulis saja? 

Pelajaran bahasa Indonesia memang identik dengan kegiatan membaca dan menulis. Bagi sebagian besar siswa, ini kegiatan yang tidak menyenangkan bahkan membosankan. Saya yakin keengganan anak-anak dengan kegiatan baca tulis tidak hanya di Purwokerto. Buktinya, berdasarkan survei UNESCO, minat baca masyarakat Indonesia diketahui hanya 0,001 persen. Hal ini berarti dari 1000 orang hanya satu orang yang membaca (Chodijah Febriyani dalam industry co.id).

Adapun menurut survei yang dilakukan PISA (Program for Iternational Student Assesment) yang dirilis OECD (Organitation for Economic Co-operatioan and Development) pada 2019, Indonesia menempati peringkat 62 dari 70 negara berkaitan dengan tingkat literasi (Tribunnnews.com).

Menyedihkan sekaligus memprihatinkan. Saya yang guru bahasa Indonesia jelas malu dan merasa bersalah bila di kemudian hari tidak ada perubahan dengan nasib data tersebut.

Kurikulum 2013 mata pelajaran bahasa Indonesia berbasis teks. Hal ini memiliki tujuan yang bagus, yaitu agar kemampuan berpikir peserta didik dapat dikembanagkan. Adapun selama pandemi ini kurikulum bahasa Indonesia kelas 9 semester I disempitkan hanya menjadi 2 materi, yaitu Teks Pidato Persuasif dan Teks Cerita Pendek. Kompetensi dasar yang diharapkan pada akhir pembelajaran adalah kemampuan memahami dan menyajikan teks terutama dalam bentuk tulisan. Namun, tentunya dengan tetap melatih atau menyisipkan keterampilan membaca, mendengar, dan berbicara. Saya perlu menyampaikan dengan berbagai variasi agar kegiatan belajar menarik dan menyenangkan, terlebih selama pandemi. 

Sebagai keterampilan dan ranah terakhir dalam pelajaran bahasa, menulis menjadi momok tersendiri. Dari kegiatan mendengar, membaca, berbicara, dan menulis, kemampuan siswa dalam menulis bisa menjadi tolok ukur minat siswa terhadap pelajaran bahasa Indonesia. Bermula dari tidak minatnya siswa dengan kegiatan membaca maka lemahnya keterampilan menulis menjadi dampaknya.  Sebagai contoh adalah simpulan dari penelitian Anggi Purwa Nugraha, Zulela MS, Totok Bintoro (IJPE, Jurnal UPI): terdapat hubungan antara minat membaca dan kemampuan memahami wacana dengan keterampilan menulis narasi.

MGM (Mengajar Gaya Motivator) adalah seni mendidik yang menarik dan menyenangkan dari menit pertama sampai detik terakhir. Suasana belajar yang menyenangkan, jauh dari suasana membosankan, siswa turut aktif menikmati pembelajaran, dan guru mengajar dengan antusias, enegik, dan mengesankan. MGM mengajak para guru untuk menjadi guru seperti seorang motivator. Dengan demikian, siswa akan mendapatkan gairah belajar yang luar biasa karena pengaruh yang diberikan.

Kita sebagai guru harus memahami empat tugas utama guru yaitu mengajar, mendidik, menginspirasi, dan menggerakkan. Tugas mulia guru inilah yang melahirkan ramuan MGM yang dikenalkan oleh Bapak Aris Ahmad Jaya, Mr. Sugesti Indonesia sekaligus pendiri ABCo Motivatindo.

Agar kita layak digugu dan ditiru, kita perlu memahami konsep diri (Self Concept) yang baik dan benar tentang sosok  guru. Konsep tersebut meliputi: 1) self ideal, menerapkan sosok ideal guru pada diri sendiri, seperti cerdas, pintar, menarik, menyenangkan, antusias, perhatian, murah senyum, empati, disiplin, komunikatif, rendah hati, menghibur, dan lain-lain. 2) self image, bagaimana kita menilai diri sendiri sudah menjadi guru ideal atau belum, akan berimbas pada orang lain menilai kita. 3) self esteem, mencintai diri sendiri dan profesi kita sebagai guru akan menghadirkan guru yang energik, antusias, berdaya juang, rela berkorban, optimis, menyenangkan, dan selalu dirindukan. 

Hal itu tepat sekali karena pada dasarnya setiap siswa memiliki dua pintu rahasia terhadap para gurunya, yaitu pintu mengizinkan dan pintu tidak mengizinkan atau menolak. Agar pintu mengizinkan bisa terbuka bagi kita dan yang tertutup bisa terbuka juga, kita harus menjadi pribadi yang menyenangkan. Kita harus diterima terlebih dahulu sebelum mata ajar yang kita sampaikan diterima siswa sehingga wajib bagi kita menghadirkan suasana belajar yang menarik dan menyenangkan. Agar menyenangkan, kita harus memahami siswa. Sesuatu yang menarik akan mudah diterima daripada sesuatu yang penting, tetapi tidak menarik. Oleh karena itu, jadilah guru yang menarik dan menyenangkan. 

Lima langkah bagi guru agar pintu mengizinkan terbuka adalah 1) memberikan apresiasi, 2) memberikan label positif, 3) selalu cerah, ceria, bergairah, tanpa terlihat galau dan gundah, 4) memberikan salam dan sapa dengan cara yang berbeda, 5) menjadi guru yang bersejarah (mengesankan).
 
Saat yang saya tunggu-tunggu pun tiba, yaitu tahun ajaran baru 2021/2022. Masa awal perjumpaan dan masih dalam suasana PJJ (Pembelajaran Jarak Jauh).  Saya sangat bersyukur karena mendapatkan kesempatan mengajar lagi, bagaikan melampiaskan rindu dendam setelah libur.  Ilmu yang saya dapatkan dari pelatihan MGM akan saya praktikkan. 

Berikut gambaran kelas dengan menerapkan MGM, awal mengajarkan bahasa Indonesia.

Teori membuka kelas saya praktikkan dengan lengkap: senyum, salam, sapa, sanjung, dan simulasi. Satu persatu siswa masuk di google meet, saya sambut dengan senyum. Sambil menunggu penuh, saya sapa satu per satu. Apalagi, ada siswa yang baru saja menang lomba dan menerbitkan buku antologi. Langsung saya tangkap kesempatan ini, dia saya minta bercerita. Ini praktik menangkap momen untuk memberikan apresiasi.

“Yang menjawab salam saya, semoga semakin sehat dan hafalan Al Qur’annya meningkat. Semoga yang menjawab salam saya mukanya semakin bersih dan bercahaya.” Kalimat-kalimat pengantar sebelum salam mengalir dan mampu menggerakkan  siswa menjawab salam dengan serempak. Kamera siswa pun terbuka semua. Sanjungan saya berikan dalam banyak kesempatan ketika mereka menjawab lisan atau menuliskan jawaban di kolom chat.

Sebagai simulasi, saya bawakan dongeng tentang seekor gajah kesayangan raja yang terjebak dalam kubangan lumpur hidup. Untuk menambah efek suara, meja pun saya pukul-pukul menirukan genderang perang. Hikmah dan kalimat-kalimat pesan positif satu persatu disampaikan siswa menanggapi dongeng tersebut. Saya lanjutkan dengan penguatan hikmah dengan intonasi yang meyakinkan. Tidak lupa saya sertakan lagu tambahan untuk memotivasi siswa belajar bahasa Indonesia. Berikut lagu dengan nada “Tik-Tik Bunyi Hujan”.

Belajar bahasa Indonesia amatlah bangga
Mendengar membaca aku suka
Berbicara juga menulis
Untuk apa pun profesiku nanti.

Masuk ke materi kontrak belajar pelajaran bahasa Indonesia. Aturan main saya berikan dan salah satunya adalah perlunay siswa belajar mandiri dari banyak sumber terutama yang berbasis internet, seperti buku PUEBI (Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia), KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), youtube, google, dan lain-lain. Untuk pemanasan, saya memberikan tantangan agar siswa menulis di kolom chat menyingkat nama, menulis gelar, menentukan kata baku, dan lain-lain. Mereka antusias menuliskan jawaban seperti maju satu persatu ke papan tulis. Jawaban mereka kami ulas bersama. 

Tidak lupa saya meminta siswa praktik membuktikan kata baku di KBBI. Sebagian yang lain saya minta menemukan istilah khusus dari sebuah artikel daring. Siswa yang menemukan segera menyampaikan lisan atau menulis di kolom chat dan menyebutkan artinya di KBBI.

Siang itu kelas 9D (putri) aktif dan sibuk. Mereka menjawab berbagai tantangan yang saya berikan. Waktu berjalan terasa cepat sekali, dua jam pelajaran pun habis. Rasanya tidak sabar saya ingin segera masuk kelas dan mengajar lagi.

Demikian juga hari-hari berikutnya. Saya menggerakkan siswa untuk terlibat membuka kelas layaknya MC. Setiap pertemuan dengan google meet, petugas MC bergantian. Semua akan mendapatkan kesempatan berbicara di depan umum, tanpa menunggu waktu praktik penilaian berbicara. 

Materi pertama adalah teks pidato, saya siapkan berbagai tantangan untuk suksesnya materi Teks pidato dipahami siswa. Siswa menerima materi dan praktik menulis. Siswa juga saya berikan tips menghafal poin-poin pidato dengan cara mengingat kreatif (cantolan kreatif) supaya tidak grogi ketika berpidato tanpa membaca  teks. Bahkan, supaya maksimal penguasaan teks pidato persuasif, saya minta siswa membuat video dengan ketentuan video pidato harus tampak ada penontonnya. Mereka bisa meminta tolong orang tua atau kakak untuk menonton layaknya acara Indonesian Idol. Dengan demikian, meskipun PJJ, siswa tetap mendapatkan tantangan berbicara di depan orang lain.

Apakah contoh ini sudah bisa dikatakan berhasil dari penerapan MGM? Saya sebagai guru merasa puas dan bahagia. Beberapa siswa saya tanya dan mereka menjawab, “Saya tidak pernah ngantuk dan selalu tertarik dengan penjelasan Ustazah.” Siswa lain menjawab, “Seperti ada magnet.” Beberapa siswa lain mengatakan, “Kelebihan Ustazah mengajak siswa bisa disiplin dan termotivasi belajar.” Alhamdulillah.

MGM bisa diterapkan untuk pelajaran apa saja dari jenjang bawah sampai atas. Dalam PJJ saja bisa, dalam kondisi pembelajaran tatap muka tentu akan lebih menantang dan menggairahkan. MGM mampu mengajak para guru Indonesia untuk menjadi guru layaknya seorang motivator. Dengan menjadi guru gaya motivator, diharapkan siswa akan mendapatkan gairah belajar yang luar biasa. Semoga dengan MGM kita bisa menjadi konektor perubahan dalam dunia pendidikan Indonesia ke arah yang lebih baik.*
_____
Tema tantangan Kamis menulis: pengalaman paling berkesan di tahun 2021

Ini pengalaman yang paling berkesan sepanjang tahun 2021. Tulisan ini saya kirimkan dalam seleksi GML (Guru Motivator Literasi) dan sudah dibukukan (antologi artikel pendidikan bersama guru-guru lainnya). 
Setelah tulisan ini, saya berhasil menggerakkan 50 siswa, 11 guru, dan 1 KS menulis dalam antologi puisi siswa dan antologi artikel guru-KS. 

20 komentar:

  1. Dadi kepengin mraktikna MGM nang pasinaon Basa Jawa, Bun...

    Kesuwun ngelmune, Bun....
    Berkah ...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mbak Prapti pasti lbh seru MGM nya. Semangat....

      Hapus
  2. kontrak belajar penting banget ya untuk menciptakan suasana yang diinginkan

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nggih Pak. Benar. Terima kasih sudah mampir ke blog saya.

      Hapus
  3. Inyong ya kepingin mratekna kaya kue. Priben carane ben murid pada seneng melu pelajaran. Kesuwun Bu.

    BalasHapus
  4. keren bu, semoga bisa menjadi guru yang menjadi uswah dengan self concept

    BalasHapus
  5. Guru dg MGM sangat luar biasa... Semoga bisa mfmpraktekkan bersanamurid2 SD saya Bu . Terimakasih

    BalasHapus
  6. Terima kasih sharingnya. Guru menyenangkan membuka jalan keberhasilan. Semoga semakin lancar ke depannya, Bu.

    BalasHapus
  7. Wah mantap Bu Mien. MGM sudah praktek langsung.

    BalasHapus
  8. Wah, ilmu ini. Sangat menginspirasi.

    BalasHapus
  9. He bat Bu mien 😊😊😊

    BalasHapus