Jumat, 24 Desember 2021

SATUGURU Mengingatkan Gerak Literasiku

Festival SATUGURU menulis
(Refleksi Guru 2021 menuju 2022) 

Guru berliterasi, sudah tidak asing lagi. Kini banyak guru yang sudah akrab dengan dunia literasi. Bahkan, memang gurulah yang harus menguasai dunia literasi agar mereka menggerakkan literasi untuk peserta didiknya. Hal ini tentu bukan hanya untuk guru Bahasa Indonesia. Semua guru bahu membahu berperan dalam menyukseskan Gerakan Literasi Nasional, tentunya literasi dalam arti yang lebih luas. Minimal literasi dalam membaca dan menulis. Adapun SATUGURU, aku belum lama mengenalnya. Namun, karena SATUGURU, aku menuliskan refleksi literasiku di sini.

Ayo berbagi kemendikbud. Ya, sebuah tulisanku dimuat di sini. Mengawali gerak literasiku di awal tahun 2021. Sebuah artikel yang mengulas pengalamanku sebagai wali kelas selama PJJ (Pembelajaran Jarak Jauh) lantaran pandemi covid 19. Aku memberdayakan pengurus kelas dan ketua kelompok belajar untuk menghidupkan kelas. (https://ayoguruberbagi.kemdikbud.go.id/artikel/memberdayakan-peserta-didik-selama-pjj/)

Karena aku guru Bahasa Indonesia, aku mempunyai kesempatan lebih banyak untuk mengajak siswa berliterasi, berkolaborasi dengan guru-guru lain. Setelah aku mengenal Mediaguru tahun 2017, tahun 2019 sekolah menerbitkan 41 buku untuk 41 tahun SMP Al Irsyad Purwokerto, buku karya siswa, guru, wakil  KS, alumni, orang tua siswa, bahkan petugas kebersihan. Tahun 2020 menerbitkan 4 buku antologi siswa. Tahun 2021 ini sekolah menerbitkan 7 buku antologi cerpen kelas 9.  Syukur yang tidak terhingga aku rasakan dalam pencapaian ini. 
Tepat pada tanggal 22 Februari 2021, sebanyak 344 eksemplar dari 4 judul buku siap menemui pembacanya. Bangga dan haru. Benar seperti yang sering diucapkan para penulis. Buku selesai dicetak ibarat melahirkan anak, lega sekali. Tinggal menunggu 3 judul lagi. Tepat 30 November 2021, meskipun lama tertunda, kami berhasil meluncurkan 7 buku tersebut. Dalam channel youtubenya, Om Jay mengapresiasi dengan mengulas 3 judul buku. Terima kasih Om Jay.
April 2021 adalah genap 1 tahun SMWK (Sekolah Menulis Wadas Kelir). Aku mengikuti berbagai kelas: Kelas menulis buku inspiratif, buku cerita anak islami, buku dongeng, buku aktivitas, dan esai. Di sini, gairah menulisku meluap-luap. Bahkan, beberapa naskah buku sudah aku hasilkan. Beberapa juga sudah aku kirimkan ke penerbit mayor. Namun, belum ada yang diterima. Apakah aku patah semangat? Di satu sisi agak melemah semangatku. Namun, aku menghibur diri bahwa aku sudah mendapatkan banyak ilmu kepenulisan. Gerak literasiku hanya bergeser. Target tembus ke penerbit mayor belum tercapai, tetapi aku tetap menulis bersama komunitas menulis yang lain.   Alhamdulillah di SMWK ini aku menambah 5 judul koleksi buku antologi. 

Mei 2021, tepatnya tanggal 22. Aku mengadakan syawalan virtual khusus penulis buku Apa Kata Mereka Saja. Sebuah buku kumpulan cerita alumni SMP Al Irsyad Purwokerto, terbit tahun 2019. Sebanyak 53 alumnus (angkatan 2001- 2018), berhasil aku todong untuk menulis buku antologi. Bahkan satu orang yang sedang studi S-2 di Singapura ikut menulis. Senin, 28 Juni 2021, satu dari 27 yang hadir saat itu, harus meninggalkan kami semua karena covid. Ia dari awal tampak semangat ikut acara. Bahkan ia sempat menyampaikan bahwa karena ikut menulis antologi alumni itu, semangat menulisnya tumbuh. Seperti ada paksaan untuk aku mengadakan acara itu. Rupanya itu adalah pertemuan terakhir ia dengan kami, teman-teman dan guru SMP-nya. 

Juli 2021. Salah satu jenis tulisan yang sering muncul di RVL (Rumah Virus Literasi) adalah pentigraf, cerpen tiga paragraf. Oya, RVL adalah adalah grup WA komunitas penulis asuhan Pak Khoiri, dosen Universitas Negeri Surabaya, Unesa, atau akrab disapa Mr. Emco. Komunitas menulis yang sangat aktif karena tiap anggota berlomba menulis setiap hari. Di grup ini pula awal aku mengenal Om Jay. 

Meskipun belum cukup ilmu dan praktik, aku mengikuti lomba pentigraf. Satu judul yang aku kirimkan lolos. Ini pun sebenarnya hanya tulisan yang aku comot dari RVL. Nah, inlah enaknya kita menulis setiap hari, seperti ajakan Om Jay. Menulislah Setiap Hari dan Buktikan Apa Yang Terjadi. Meskipun tidak menang, satu pentigrafku menghiasi buku antologi Pukul Tiga Daun Jatuh Membawa Cerita: Jendela Sastra Indonesia- Juli 2021.

 Tepat 31 Juli 2021 aku menjadi narasumber NGAOZ (Ngaji on tre zoom) kegiatan OSIS perdana dalam pandemi.  Kegiatan ini aku jadikan kesempatan untuk menebarkan virus literasi. Aku ceritakan proses kreatif buku perdana dan keduaku yang masing-masing aku kerjakan hanya dalam satu bulan. Kepada peserta aku sampaikan, “Ayo menjadi pemain, bukan penonton!”
Meski sebagai guru Bahasa Indonesia, aku harus terus menambah ilmu menulis Aku mengikuti pelatihan dan menerbitkan buku antologi menulis puisi. Energi menulis puisi aku dapatkan dari narasumber, Nana Sastrawan. Agustus 2021, koleksi antologiku bertambah lagi. 

Info pendaftaran GML (Guru Motivator Literasi) dari FIM (Forum Indonesia Menulis) mengusikku. Atas dukungan kepala sekolah, aku mendaftar dan akhir September sukses mengimplementasikan WLS dan WLK-G, yaitu pelatihan dan penulisan buku antologi 50 siswa dan 11 guru dalam kegiatan Wisata Literasi Siswa, Guru, dan Kepala Sekolah secara terpisah.

Selang tidak berapa lama, Om Jay menawarkan pelatihan GMLD (Guru Motivator Literasi Digital). Naluri literasiku terusik lagi. Saya menawarkan kepada rekan guru, tetapi tidak ada yang berminat. Akhirnya aku pun mendaftarkan diri. Luar biasa, satu demi satu kelas aku ikuti dalam grup WA dan zoom meeting. Materi, narasumber, dan moderator yang semua luar biasa. Baru kali ini aku mengikuti pelatihan sepekan tiga materi dan menghasilkan tiga resume, total 20 pertemuan dan 20 resume tuntas aku selesaikan. Pelatihan yang melahirkan blogger baru. Dari kegiatan ini berlanjut aku bergabung di grup WA Legarunal (Cakrawala Blogger Guru Nasional) dan mencoba mengirimkan karya di AISEI.

Gerak literasiku di tahun 2021, terasa cepat dan padat. Sejauh ini baru total 4 buku solo dan 18 antologi karyaku. Semoga membuka jalan terbaikku dalam berliterasi. 

Bagaimana resolusi tahun 2022? Semoga bisa lebih maksimal. Bismillah, semoga saya bisa mewujudkannya.
1. Bagi diri sendiri, aku akan menambah karya pribadi, minimal dua buku solo. Adapun untuk buku antologi, aku akan mengalir sejauh yang aku mampu. Semakin bertambah komunitas menulis, bisanya akan manambah buku antologi. 
2. Mengembangkan kemampuan diri dalam literasi digital dan memaksimalkan potensi di digital world sebagai penerapan dari GMLD. 
3. Terus bergerak dan menggerakkan literasi di lingkungan, terutama kepada siswa dan guru. Menerbitkan antologi buku siswa dan lebih fokus ke buku solo karya siswa, minimal 5 judul.

  Sekian.

Sumintarsih, M. Pd. 
SMP Al Irsyad Purwokerto

https://youtu.be/8rjfFJnQQOk

#SATUGURU

9 komentar:

  1. Semangat Bu ...luar biasa motivasi literasinya

    BalasHapus
  2. Masyaallah. Mantap, Ust. Mien. Semangat berliterasi berani menginspirasi! Salam literasi.

    BalasHapus
  3. Masya Allah, semangat, Ustadzah! Terimakasih atas motivasinya :)

    BalasHapus
  4. MasyaAllah tabarakallah ustdh Min

    BalasHapus
  5. Barakallah sebush klaedeskop seorang pegiat Literasi yang cetar

    BalasHapus
  6. Pelopor literasi di sekolah julukan yg sgt tepat buat ustdh Min 👍🏼

    BalasHapus