Kamis, 27 Januari 2022

Jam Kosong yang Dirindukan

KAMIS, 27 Januari 2022 
Tema: Menelisik hal positif dari sebuah keburukan 

 Membaca tulisan Pak Rizky hari ini, ada pembahasan tentang jurusan IPA dan IPS di SMA. Spontan saya teringat dengan keseruan teman-teman sekelas saya waktu SMA. Ya, kelas IPS-2. Waktu itu masih dengan sebutan kelas 3 SMA, belum kelas 12. 

Suatu siang, persis seperti yang diulas Pak Rizky, kelas saya ada jamkos. Jam kosong ternyata menjadi acara favorit kebanyakan siswa. Bahkan, Ketika anak-anak SMP kelas 9 saya survei dengan pertanyaan, “Hal apa yang kamu rindukan dari kelas offline?” Dari jawaban mereka, ada yang mengatakan kangen jamkos. Aneh, kan ya? Menurutnya, karena dalam jam kosong mereka bisa bebas ngobrol seru-seruan. Ya, Allah…. 

 Kembali ke jam kosong saat saya SMA. Ketua kelas biasanya sibuk mengurus jam mata pelajaran selanjutnya agar bisa maju. Kalau sudah seperti itu akan sama-sama enak. Guru dan murid boleh pulang gasik. Namun, setelah kelas boleh pulang gasik, ternyata kepuasan sebenarnya hanya sesaat. Kepuasan sesungguhnya hanya ketika sukses membuat kelas lain panas. Kita bangga akan pulang awal, kelas lain panas harus melanjutkan belajar sampai siang. Itu saja. Selebihnya, kami semua bingung. Setelah beberapa meter meninggalkan gerbang sekolah, kami saling bertanya, mau ngapain ini, mau ke mana, ya. Atau, wah, di luar sekolah sepi dan kebingungan lainnya. 


 Bahkan, suatu hari kami sudah sampai gerbang sekolah, Bu Guru Siti yang seharusnya mengajar agama baru datang. Kami ragu mau melanjutkan membolos atau kembali ke kelas. Yang terpikir adalah gaya anak muda, “Gengsi ya, kalau kembali ke kelas.” Salah satu teman putra berucap seperti itu. 

Sampai hari ini, kejadian itu tidak pernah saya lupakan. Meskipun sebenarnya kami semua memahami bahwa Bu Siti adalah guru terbang, dari luar kota. Beliau harus naik bus sekitar 1,5 sampai 2 jam ke sekolah. Namun, bukankah setiap orang harus memiliki sikap disiplin? Bagaimana kalau ternyata ada halangan di jalan? Bagi siswa kebanyakan tidak mau tahu selama sekolah membolehkan siswa dan guru pulang gasik, sah-sah saja kesempatan itu diambil. Mau dikatakan korupsi atau tidak, nyatanya bukan sesuatu yang dilarang. 

 Nah, hal ini saya hubungkan dengan peraturan di sekolah tempat saya mengajar. Sekolah swasta fullday. Peraturan sudah ditetapkan bahwa kedatangan dan kepulangan baik guru maupun siswa seragam. Tidak pernah ada dalam sejarah selama saya mengajar dari tahun 2000, sekolah tiba-tiba memulangkan siswa lebih awal. Tidak akan mungkin. Pasti dari hari sebelumnya sudah ada pemberitahuan. Hal ini tentu memudahkan mengingat tidak sedikit domisili siswa yang luar kota selain kesibukan orang tua yang sangat repot bila mendadak anak-anaknya pulang awal. 

 Bagaimana dengan jam kosong? Kalau ada jam kosong karena guru sakit atau tugas luar, siswa akan mendapatkan tugas sebagai pengganti atau guru lain yang mengisi kekosongan tersebut. Sepertinya hal seperti ini lebih nyaman bagi semua pihak? Adil, nyaman, dan jelas. Memang harus ikhlas pulang sampai sore.*

6 komentar:

  1. Jamkos, akan diisi guru piket...utk di tingkat SD ...😊 klo kelas tidak ada guru bisa2 seperti anak ayam kehilangan induk..😁 ramai hehe

    BalasHapus
  2. Belajar ikhlas itu pada akhirnya menjumpai bahwa pekerjaan menjadi ringan....termasuk.mengisi jam kosong

    BalasHapus
  3. Jamkos... Bisa pukang gasiik ... Asiik ... Rata2 semua siswa senang hal itu ... Hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Membuat orang senang itu berpahala ya Bu. Hehe......

      Hapus