Senin, 03 Januari 2022

Menumbuhkan Karakter Kepemimpinan selama Pjj (late post)

*Menumbuhkan Karakter Kepemimpinan selama PJJ*
(Sumintarsih)

“Bukan masalah bagus tidaknya karya mereka, tetapi mereka berproses dalam belajar bertanggung jawab, memimpin, dipimpin, konsisten, dan semangat melayani.”

Demikian tulisan yang saya munculkan siang ini di medsos. Tulisan bersama sebuah foto kumpulan poster digital siswa kelas saya, 9E kelas putri. 

Pandemi memang telah mengajak para guru tetap berkreativitas dalam mengajar. Meskipun dalam kelas daring, guru tidak kehilangan kesempatan untuk itu, apalagi bagi wali kelas. Kesempatan yang paling banyak pada wali kelas karena ujung tombak bersentuhan dengan peserta didik. Hal ini sunggu saya nikmati dan saya syukuri.

Salah satu tugas guru adalah menumbuhkan karakter kepada peserta didik. Adapaun salah satu karakter yang perlu ditumbuhkan adalah tanggung jawab dan kepemimpinan. Karakter kepemimpinan biasanya identik dengan organisasi, seperti pengurus kelas, pengurus OSIS, Kepramukaan, atau ekstarakuler lainnya. 
 
Selama pandemi, beberapa organisasi tersebut vakum, terlebih di tingkat SMP. Menurut saya, yang tetap bisa dijalankan adalah Pengurus Kelas. Meskipun kegiatan PJJ, pengurus kelas bisa diberdayakan.

Pada tulisan saya beberapa waktu lalu, saya sudah menceritakan usaha saya sebagai wali kelas dalam menumbuhkan beberapa karakter kepada peserta didik. Saya menerapkan pemberdayaan pengurus kelas. Semua pengurus kelas yang berjumlah 6 sampai 10 mendapatkan tugas harian, seperti membuka kelas di grup WA dan merekap kehadiran pagi. 

Ada juga ketua kelompok belajar. Mereka  mendapatkan peran yang sangat penting dalam memotivasi teman-teman dalam belajar dan menyelesaikan tugas-tugas. Terlebih dalam meminimalisasi kebingungan siswa dalam menangkap berbagai informasi secara daring. Bahkan sebagian siswa saya libatkan menjadi asisten guru mapel, minimal menjadi perantara informasi. Tidak semua pesan disampaikan kepada ketua kelas.

Selain itu saya memunculkan kesempatan agar banyak siswa muncul memegang amanah. Untuk lomba 17-an yang akan berlangsung, pada lomba berkelompok saya munculkan ketuanya  personil baru agar tidak rangkap jabatan. 

“Baru kali ini saya menjadi ketua, Ustazah,” kata Malva dan saya jawab, “Sekarang saatnya kamu memimpin.”

Lain lagi dalam pembelajaran virtual dengan google meet. Saya melibatkan peserta didik secara bergantian dalam membuka kelas. Layaknya seorang MC, mereka membuka dan menutup kelas. Meskipun hanya beberapa kalimat, mereka mendapatkan kesempatan berbicara di depan teman-temannya. Ada yang tampak grogi, ada juga yang sudah lancar. 

Seperti siang tadi di kelas 9F, Lutfi saya minta menjadi MC. Meskipun spontanitas, dia tidak menolak dan langsung menjalankan tugas membuka dan menutup kelas. Semoga bermanfaat.

Purwokerto, 10 Agustus 2021

Tidak ada komentar:

Posting Komentar