Senin, 03 Januari 2022

Menelan Ludah (Pentigraf)

*Menelan Ludah*
(Sumintarsih)

Siang terik itu mengantarkanku ke penjahit langgananku. Dengan sepeda motor dan dengan menahan perut lapar, sampai juga aku ke rumah penjahit. Dia orang tua murid. Aku sering minta tolong menjahitkan baju atau hanya merombak baju di sana sejak anak-anaknya masih SD, sekarang sudah SMA dan kuliah. 

Kedatanganku bukan untuk membuat baju karena lebaran masih jauh. Aku hanya ingin minta tolong merombak taplak. Taplak rumbai oval milik sekolah sudah pensiun gara-gara meja besar berbentuk oval yang rusak.Taplak oval itu akan disulap menjadi dua taplak kecil. Pikirku ini salah satu usaha memanfaatkan barang agar tetap bisa dipakai.  

Setelah Mama Ina, sang penjahit, sudah paham dengan maksudku, aku pun pamit. Bagai disiram air saat kepanasan, Mama Ina bertanya dengan ramah, “Tidak buru-buru, kan? Aku hampir menjawab tidak usah repot-repot, spontan aku ganti bertanya balik maksudnya bagaimana. Ternyata Mama Ina mengatakan bahwa masih banyak jahitan seragam anak sekolah. Aku menelan ludah.*

Purwokerto, 17 September 2021

Tidak ada komentar:

Posting Komentar