Sabtu, 20 Februari 2021

Belajar dari Semangat Penjual Koran

Mendengar kata koran sepertinya telinga dan hati kita akan protes dengan berucap, “Hari gini baca koran? Bukankah dengan gawai kita sudah bisa mendapatkan informasi banyak hal tanpa perlu membeli dan membuka-buka kertas koran?”

 Dari sisi kepraktisan informasi, hal itu benar sekali. Namun, kalau semua orang berpikir demikian, penerbitan koran sudah tutup dari kemarin-kemarin. Alhamdulillah masih kita jumpai koran setiap hari. Dalam kemajuan zaman seperti ini, pejual koran terbukti  termasuk orang-orang yang gigih berusaha. Bila mereka tidak lelah berusaha, bagaimana dengan kita yang sudah jelas pekerjaannya?

 Ada satu hal yang menjadi perhatian saya setiap pagi. Adanya seorang penjual koran yang berdiri di sisi timur perempatan jalan. Setiap berangkat sekolah saya melihatnya melambai-lambaikan korannya kepada pengguna jalan. Posisinya di garis tengah jalan. Kadang menghadap ke pengguna jalan yang berhenti karena lampu merah. Kadang juga menghadap ke arah barat dan utara. Dia berharap ada pembeli dari arah berlawanan.

 Yang menggelitik saya adalah posisi dia melambaikan korannya kepada orang yang dari arah berlawanan. Bisa dipastikan kecepatan kendaraan setelah menunggu 30 detik x 3 lampu merah, pastilah dengan kecepatan tinggi. Bukankah mustahil juga pengguna jalan akan berhenti kemudian membeli koran di sisi kiri sementara dia berhenti di sisi kanan?

 Sisi positif yang saya ambil adalah betapa gigihnya penjual koran itu berusaha menawarkan dagangannya. Dengan bertuliskan koran 2.000 di tangan kiri ada setumpuk koran, sedangkan tangan kanannya tida henti menunjukkan satu koran dan berharap ada rezeki pagi yang bakal diterimanya.

 Satu hal yang melegakan bagi saya adalah beberapa hari ini ia berdiri di posisi kiri jalan, dari arah saya lewat. Di satu sisi ini lebih masuk akal, tetapi di sisi lain, sama saja hanya satu peluang arah orang membeli korannya.

 Apakah saya termasuk pembeli koran itu?  Ternyata belum, hehe….  Insyaallah besok pagi.

 

Purwokerto, 10 Februari 2021

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar