Ternyata
pertanyaan dalam judul itu contoh kalimat yang tidak boleh diucapkan. Sama
halnya dengan Kok sudah mau Senin lagi ya, cepat sekali? Bahkan mengeluhkan
datangnya hujan pun tidak pantas terucap. Hal ini menurut salah satu sumber yang
saya baca.
Dalam
keseharian, kita sering mengucapkan hal serupa. Apakah ini bagian dari
ketidakterimaan kita? Bila ditelusuri, sepertinya benar juga. Kita inginnya
masih siang, ternyata memang sudah datang malam. Kita inginnya masih ingin
bekerja, ternyata sudah waktunya istirahat. Hal ini tentu karena dikaitkan
dengan target-target kita yang belum selesai.
Banyaknya
agenda membuat kita selalu merasa kekurangan waktu. Padahal, Allah sudah
mengatur berjalannya waktu sedemikian rupa. Kalau pun urusan kita belum
selesai, itu memang urusan kita. Justru
datangnya pergantian waktu atau pergantian suasana adalah untuk mengingatkan
kita dengan urusan yang lain.
Ada saatnya
untuk istirahat supaya badan kita mendapatkan haknya. Sudah saatnya pulang
karena yang di rumah juga menuntut haknya. Terlebih, bila sudah waktunya untuk
beribadah, jangan sampai ditinggalkan.
"Alhamdulillah
hujan." Walau belum banyak yang bersyukur bila datang hujan, ini akan
lebih baik. Bukankah di balik hujan banyak keberkahan juga? Bila kita pandui
bersyukur, kita akan terhindar dari keserakahan. Serakah menggunakan sepenuh
waktu untuk urusan duniawi. Dengan bersyukur pula, semoga kita lebih terampil
mengatur waktu dan segala urusan akan dimudahkan. Amin.
Allahu
a'lam.
Purwokerto,
25 Agustus 2020
Tidak ada komentar:
Posting Komentar