Cuma satu
batang pohon jambu di depan rumah. Rumah di kompleks perumahan yang tidak
seberapa luas. Tepatnya pohon itu malah di atas selokan di samping tembok
persis.
Baru kali
ini pohon jambuku berbuah lebih banyak dibanding biasanya. Rasa suka citaku dan
suami tidaklah sedikit sehingga kami berusaha membagi rasa suka itu. Siapa yang
lewat kami tawari. Lucunya, di kepala sudah ada daftar nama antrean supaya
tetangga ikut mencicipi panen yang tidak bareng ini. Ada tiga buah yang sudah
merah, kami petik dan berikan. Besok lagi ada empat yang pantas petik, kami
ambil dan bagikan. Begitu seterusnya kira-kira satu RT sudah rata. Tambah
beberapa orang RT sebelah.
Ada
setangkai yang berisi sembilan, suami siapkan untuk aku bawa ke sekolah.
Senangnya hati melihat ekspresi teman-teman ikut mensyukuri segar dan manisnya
buah jambu. Eh, besok harinya ada yang pesan 1 kg jambu.
Beda
memang, membagikan hasil panen sendiri dengan buah dari membeli. Aku bisa
sedikit belajar dari panenan buah jambu demakku, arti bahagianya para petani.
Pantas para
petani selalu senang mensyukuri panenannya.
Mereka sangat menikmati tenteramnya hidup yang selalu berhadapan pada
harapan dan doa. Saat menanam, doa dan harapan selaku mengiringi. Saat panen,
menikmati rezeki dan berbagi. Walau kadang tidak sesuai prediksi. Tambah lagi
ilmu ikhlas dan sabar yang mereka praktikkan.
Oya, di
pohon sudah banyak bunga jambu yang Insyaallah menjadi panenan berikutnya.
Purwokerto,
28 Juli 2020
Tidak ada komentar:
Posting Komentar