Sabtu, 20 Februari 2021

Murid Baru dan Corona

Ada hubungan apa dua hal di atas? Semua bisa dihubungkan karena kata “dan” tidak pernah menolak untuk mempertemukan apa dengan apa, atau siapa dengan siapa.

Ya, murid baru di setiap sekolah adalah hal yang biasa. Kehadiran murid baru identik dengan selalu mengundang perhatian saat perkenalan di depan kelas. Namun, kali ini jelas berbeda. Kelas baru dan sekolah baru belum pernah ia singgahi. Apalagi melihat dan kenalan dengan guru serta teman-teman sekelasnya.  

Semua itu gara-gara corona. Pandemi covid 19 menyebabkan pengalaman menjadi murid baru sangatlah pahit. Tidak ada indah-indahnya. Sejak mendaftar sebagai murid baru sampai penerimaan rapor semester I, full dalam PJJ. Bahkan orang tua  menerima rapor secara virtual.

Dia adalah murid baru di kelas 9e, tempat saya sebagai wali kelas. Murid pindahan dari Bali ini putri dari Kepala SPN Purwokerto. Beruntung karena kemampuannya, meskipun di sekolah baru dan dalam kondisi PJJ, dia bisa mengikuti pembelajaran. Terbukti capaian target hafalan Al Qur’an dan nilai-nilai di atas standar, bahkan urutan 4 besar sekelas.

Atas keprihatinan ini maka dari awal saya terpikir. Saya harus home visit ke rumah untuk diskusi dan menyambutnya. Penyambutan sebagai murid baru pada awal-awal semester lalu. Hal ini tentu disambut baik oleh orang tuanya. Biasanya home visit pada semester I saya lakukan untuk 70% dari semua murid, sisanya di semester II. Berhubung pandemi, sekolah tidak mewajibkan home visit.  

Andaikan PJJ masih berlanjut entah sampai kapan, semoga saja ada kesempatan untuk pembelajaran tatap muka. Dengan demikian, sebelum lulus dia mempunyai sedikit pengalaman duduk di dalam kelas bersama teman dan guru di sekolah barunya.

 

Purwokerto, 6 Januari 2021

 

 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar