Masih
adakah orang yang tidak memiliki medsos? Jawabannya bisa dipastikan tidak ada.
Kalau pun ada, sangat langka, mungkin 1000:1.
Bagaimana
dengan foto profil medsos Anda? Tentu beraneka macam dan satu dua foto itu
lebih banyak untuk orang lain sebagai identitas kita. Pemilik malah melihat dalam ukuran kecil. Kalau tidak
percaya, coba saja. Anda menelefon nomor WA teman maka foto profilnya akan
tampak jelas di depan hidung.
Bagaimana
dengan foto profil anak remaja? Jangan ditanya. Siapa dia dan bagaimana
pribadinya? Cukup dijawab dengan bagaimana foto profilnya. Di sana akan
bertebaran foto artis drama Korea, penyanyi KPop, atau tokoh-tokoh anime
lainnya.
Nah, ada
satu muridku laki-laki. Tampak jelas di foto profil WA-nya dua sosok laki-laki
perempuan. Bukan mama papanya. Aku
menebak mereka adalah eyang-eyangnya.
"Mas,
itu eyang, ya?"
"Iya,
Ust. Eyang yang di Boyolali," jawabnya. (Panggilan guru di sekolahku ustaz
dan ustazah).
"Ustazah
boleh nitip salam?" kataku.
"Boleh,
Ustazah."
Sehari
kemudian, ada pesan di ponselku.
"Assalamualaikum
Ustazah. Ada salam kembali dari Eyang. Terima kasih."
Ah, mengapa
hal yang sederhana ini membuatku bahagia? Besar kemungkinan eyang-eyang itu
juga bahagia. Karena kedua orang tuaku sudah tidak ada? Kalau itu jelas.
Keisenganku ini bisa juga aku
lakukan untuk menyapa siapa saja.
Mengapa tidak? Terutama kepada orang yang jarang kita sapa. Hal ini membuat
mereka senang, membuat mereka merasa diingat.
Oiya,
kebetulan ini bulan Muharram yang setiap kebaikan kita akan
dilipatgandakan pahalanya. Insyaallah.*
Purwokerto,
1 September 2020
Tidak ada komentar:
Posting Komentar