Sabtu, 20 Februari 2021

Ingin Mencontoh Om Jay (Aku Menang Lomba)

Jangan lagi-lagi. Ini peringatan untukku sendiri. Besok jangan lagi-lagi menunggu waktu mepet baru bergerak.

Begini ceritaku selengkapnya.

Keinginan ikut lomba salah satunya karena jujur aku terinspirasi Omjay bisa membeli laptop dari uang menang lomba. Omjay, blogger Indonesia (dari buku Menuliskan Setiap Hari dan Buktikan Apa yang Terjadi ).

Rabu siang itu aku pulang sekolah sudah berancang-ancang untuk memulai menulis. Bahkan, feeling akan lembur dan naskah harus jadi. Besok paginya tempat aku mengajar libur 2 hari, libur Idul Adha.

Benar adanya, dalam satu malam aku menyiapkan naskah cerita langsung 10 halaman. Setelah isa sengaja tidur. Pukul 22.00 sampai subuh di depan laptop. Aku tahu ini tidak baik, tetapi sudah mepet waktunya.

Kamis malam naskah itu aku poles-poles dan aku sunting sana-sini. Bahkan, mengumpulkan data informasi dari sanak saudara pun sudah kehabisan waktu.

Jumat malam, hari terakhir pengiriman naskah. Di sinilah ketegangan terjadi. Listrik mati sedangkan baterai dalam laptop menipis. Sejak 22.00 aku mengandalkan baterai seadanya. File diubah ke RTF kemudian dikompres. Pindah lagi ke PDF. Ya ampun, pekerjaan kalau di ujung waktu, yang harusnya mudah jadi tidak fokus.  Kelira keliru.

Setengah jam lebih berusaha mengirim email dengan tetringan belum juga tuntas. Tepat tanggal 31 Juli 2020 pukul 23.55 naskahku terkirim ke panitia lomba, salah satu perguruan tinggi di Jakarta.  Alhamdulillah lega, deg degannya masih teringat betul sampai sekarang.

Jangan lagi-lagi mengirimkan naskah lomba di ujung waktu. Namun, melihat hasilnya, harus dicoba lagi ikut lomba-lomba yang lain. Persiapkan dengan menyisakan hari, bukan di hari paling akhir.

Cerita Rakyat yang aku tulis terinspirasi dari dongeng ibuku almarhumah, berbuah juara harapan 1. Insyaallah dua juta akan aku terima besok awal September.

Omjay, terima kasih. Meskipun uang itu belum.cukup untuk membeli laptop, setidaknya aku terbukti bisa menghadapi tantangan itu. Yang lebih membanggakan lagi bahwa ide cerita itu dari lisan ibuku sendiri. Kebiasaan bertutur yang sederhana untuk anak-anakmya semasa kecil dulu sudah menginspirasiku. Terima kasih Ibu, atas dongeng hebatmu.*

 

Purwokerto, 21 Agustus 2020

Tidak ada komentar:

Posting Komentar