Ayah Bunda pernahkah mengalami peristiwa kehilangan anak? Maksud saya anak terlepas dari gandengan tangan kita? Biasanya dalam sebuah kerumunan atau saat kita sedang berbelanja di mal. Seperti peristiwa di bawah ini.
Ting
tung ting tung
“Pengumuman
untuk pengunjung Mal Satria, seorang
anak bernama Ika sedang menunggu mamanya di pusat informasi. Sekali lagi
kami beritahukan bahwa seorang anak bernama Ika sedang menunggu mamanya di
pusat informasi. Terima kasih.”
Terdengar suara lembut dari pusat
informasi Mal Satria. Sebuah mal terbesar di kota Rina, seorangibu muda dengan
satu anak.
“Ika,” jerit Rina spontan membuat
orang-orang di sekitarnya menoleh. Rina segera berlari ke pusat informasi, di pojok
resepsionis tepat di pintu masuk. Meski sudah jelas keberadaan Ika, Rina masih
menyisakan kepanikannya.
Dari jauh tampak gadis kecil 4 tahun
sedang berdiri di samping security. Baju birunya, Rina kenal betul, itu Ika,
anaknya. Dia tampak baik-baik saja, tetapi tidak dengan suasana hati Rina. Baru
dua hari Ika sembuh dari sakit panasnya. Rina terus mempercepat langkah kakinya.
“Ika….” Rina menyapa dengan tenang,
mencoba tidak panik.
“Ibu…,” jertinya diikuti tangis yang
meledak.
“Loh, tadi tidak menangis, sudah
ketemu mamanya malah menangis, Cantik?” sapa resepsionis mal yang berseragam
kuning dengan belaian lembutnya.
“Bener, Sayang. Tadi tidak menangis,
pintar kok ya?” sanjung Rina agar Ika tenang. Rina memeluk dan menciumi Ika.
“Maaf Mas, tadi dia menangis atau
bagaimana?” tanya Rina penasaran
Securiti mal menceritakan kejadian
yang dialami Ika dengan rinci. Ternyata Ika hanya tampak kebingungan. Tidak ada
tangisan sama sekali. Seorang SPG (Sales
Promotion Girl) mengamati. Ika yang melangkah maju, mundur, ke kanan, dan
ke kiri mengisyaratkan bahwa dia tidak tahu mau menggandeng siapa. Bukan ibunya
yang dia lihat di sekitarnya. SPG itu mencoba mendekati ika.
“Tadi si mbak SPG tanya apa, Dik? Kamu
pintar loh, bisa menjawab dengan jelas,” sanjung si resepsionis.
“Ditanya apa tadi, Mbak?” tanya Rina
ingin tahu.
Mbak Tias, resepsonis yang tinggi dan
cantik itu menceritakan bahwa menurut informasi dari SPG, Ika bisa menjawab
ketika ditanya namanya, nama ibu dan ayahnya, bahkan alamat rumah.
“Kadang orang tua lupa kalau sedang
berbelanja dengan anak, Bu,” jelas security dengan tgersenyum.
“Benar, Mas. Saya biasanya belanja dengan
ayahnya. Saya jadi malu, tadi asyik memilih buah.” Rina sedikit menutupi rasa malu
karena lengah saat mengajak anak di tempat umum.
“Kami tidak terlalu khawatir, Bu.
Karena kita berada di ruangan. Lebih repot kalau kerumunan out door yang lebih
padat pengunjungnya. Tapi dulu pernah Bu, anak tertinggal di mal sedangkan
ibunya sudah sampai rumah,” kata securiti keceplosan tawanya.
Mengenalkan identitas diri pada anak,
rupanya menjadi tugas orang tua yang tidak boleh dilewatkan. Perlunya anak
menyebutkan hal-hal penting untuk berjasa-jaga seperti cerita di atas. Misalnya
nama diri dan nama orang tuanya. Bahkan nama kota atau desanya walaupun tidak
sampai RT dan RW. Anak balita menghafal nomor HP belum perlu karena justru khawatir
disalahgunakan orang lain.
Ayah Bunda, mengajak anak-anak
berjalan-jalan apalagi refreshing adalah hal yang perlu dan bagus. Namun,
memastikan kondisi anak nyaman dan aman adalah lebih baik diutamakan.*
Purwokerto, 25 Februari 2021
Hem... Sangat penting mengenalkan identitas diri pada anak...jadi ngeri membayangkan kejadian seperti yang dikisahkan Bunda...Tetapi lebih penting lagi memperdulikan anak saat belanja...hehehe...
BalasHapusBetul Bu. Nuwun....
HapusIdentitas dan identifikasi diri...
BalasHapusSaya juga pernah anak ketinggalan di sekolah, untung masih ada tu, sampai di tengah perjalanan pulang gawai berdering, TU mengingatkan jk anak sy ketinggalan he he
BalasHapusWaah...terima kasih Bunda ilmunya. Sangat bermanfaat.
BalasHapus